INFOKU, BLORA - Angka putus sekolah
masih menjadi pekerjaan rumah (PR) pemerintah daerah.
Akhir tahun lalu mencapai 1.078 anak. Terbanyak jenjang SMA sederajat. Faktor pergaulan dan perkawinan anak menjadi indikator. Sementara jenjang SD dan SMP cenderung berkurang.
Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Blora Mahbub Djunaidi mengungkapkan,
data diterima dari dinas pendidikan (disdik) terdapat 1.078 siswa putus
sekolah, dari tingkat SD sampai SMA sederajat.
“Paling banyak putus
sekolah tingkat SMA, salah satunya karena pergaulan,” jelasnya.
Menurut dia, penyebab
lainnya karena berhenti sekolah atau drop out. Berdasar data disdik terdapat
884 kategori drop out, meliputi jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK.
Baca juga :Akhirnya 100 Calon Jemaah Umrah di Blora Diberangkatkan Setelah Menunggu 12 Jam
“Itu Up-date terbaru
anak putus sekolah tahun ini, setelah Juni-Juli usai kelulusan,” jelasnya.
Untuk menaggulangi
masalah itu, pihaknya melakukan pencegahan dengan bimbingan dan sosialisasi.
Terutama pandangan
masyarakat terkait pentingnya pendidikan masih kurang.
Baca juga : Walau Kekurangan 1.483 Siswa, PPDB SMPN Blora Tidak Diperpanjang
“Masuk di program
luar sekolah, penanganan antisispasi dan sosialisasi kepada sekolah 12 tahun.
Kalau SMA nanti ada program beasiswa, berisinergi dengan programnya pemerintah
daerah satu sarjana dua desa,” terangnya.
Data dari Badan Pusat
Statistik (BPS) Blora tahun ini terdapat 11 siswa SD putus sekolah, berkurang
dari tahun lalu, yakni 19 siswa.
Sedangkan, tingkat SMP menjadi 2 siswa dari tahun sebelumnya 24 siswa. Namun, dalam survei BPS, tidak menyebutkan angka putus sekolah jenjang SMA. (Endah/IST)
0 Comments
Post a Comment