INFOKU, BLORA – Blora mungkin layak disebut daerah darurat PMK. Hal ini terungkap setelah Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan dan Perikanan (DP4) Blora Pujo Yuwono mengatakan, dua ekor sapi yang mati di Desa/Kecamatan Jiken sapi dewasa dan Desa Tempelemabang, Kecamatan Jepon sapi anakan (pedet) berumur 2 minggu.
“Data terakir baru
dua ekor yang mati, ada informasi lagi di Desa Doplang petugas baru melakukan
pengecekan,” ungkapnya kemarin (30/5).
Pujo mengungkapkan,
sapi di Kecamatan Jiken mati pada Rabu (25/5) sedangkan di Desa Tempelemahbang
pada Sabtu (28/5). Dengan gejala hampir
sama, yakni hipersalivasi atau air liur berlebih, sariawan pada gusi.
Baca Juga : Pasar Hewan Ditutup 14 Hari, Blora Zona Merah PMK
Sedangkan beberapa
yang suspek lainnya sapi tidak mau makan dan lesu pada lubang hidung.
“Gejala hewan sakit
terkadang hampir sama,” jelasnya.
Menurut Pujo, dari
data terakhir dinasnya, per kemarin (30/5) tercatat 199 ekor sapi suspek PMK.
Jumlahnya terus bertambah dengan penyebaran hampir merata di setiap kecamatan.
Karena sudah merebak,
langkah yang diambil difokuskan pada manajemen penyakit, bukan lagi positif dan
negatif.
Baca juga : Mr. Kokok, Join the Gerindra Party
“Penangan ke arah
manajemen, natinya kami tangani supaya lekas sembuh,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala
Dinas P4 Blora Gundala Wejasena menambahkan, telah turun di Desa Jiken, untuk
melihat kondisi ternak yang suspek PMK.
Jika penanganan
dilakukan secara cepat, dalam jangka dua hari setelah sapi ada gejala PMK akan
segera sembuh.
“Petugas kami terjunkan untuk melakukan penanganan, rerata sapi tidak mau makan dan mulut mengeluarkan berbusa berlebih,” tuturnya. (Endah/IST)
0 Comments
Post a Comment