INFOKU, BLORA – Puluhan perajin,
guru, dan pelajar digembleng pelatihan desain batik di Gedung Dinas Perdagangan
Koperasi dan UKM Kabupaten Blora kemarin. Hal itu untuk meningkatkan keahlian
peserta.
Wakil Bupati Tri Yuli
Setyowati berharap ikon-ikon Blora bisa jadi bahan inspirasi batik Blora. Misal
daun jati atau hal lainnya.
Ada 30 peserta yang mengikuti acara itu. Mereka dari perajin batik dan siswa-siswa SMK.
Plt Kepala Dindagkop
UKM Blora Luluk Kusuma Agung Ariadi mengungkapkan kegiatan ini hasil kerja sama
dinasnya dengan Universitas Semarang. Setelah kegiatan ini diharapkan UMKM di
Blora bisa naik kelas.
Mbak Etik panggilan akrab wabup Blora ini, mengaku Pemerintah Kabupaten Blora berupaya untuk mendukung produk batik-batik dari Blora. Selain sebagai pakaian ASN, kepala daerah turut mempromosikan batik dari Blora ke daerah-daerah lainnya.
“Saya menyambut baik
adanya pelatihan ini. Di tengah pandemi ini yang dibutuhkan inovasi.
Harapannya, ilmu-ilmu dapat diserap peserta,” terang Wabup.
Harapannya, hasil
pelatihan ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan skill kompetensi. Khususnya
terkait desain batik. Sehingga dapat menjadi bekal ke depannya. ”Pelatihan ini
bisa jadi bekal adik-adik siswa sudah lulus. Karena di luar nanti persaingan
akan ketat,” tambahnya.
Wabup menjelaskan
setiap Selasa, Kamis, dan Jumat, pegawai di Pemkab Blora juga memakai batik.
Sementara setiap kegiatan luar kota, juga wajib memakai batik dari produk
Kabupaten Blora. ”Kami selalu memakai dan itu menjadi kebanggan kami dan
oleh-oleh yang setiap kami berkunjung kami bawakan batik dari Blora,”
tambahnya.
Sementara Prof Kesi
Widjajanti, salah satu narasumber, menjelaskan pelatihan tersebut menghadirkan
tim desainer dari Bandung.
Mulai workshop
pelatihan, simulasi langsung, dan pembelajaran berbasis produksi batik.
Termasuk mendorong
kreativitas dari perajin maupun para pelajar mengangkat lokalitas Blora dalam
desain desain batik.
“Harapannya, batik dari Blora semakin dikenal luas dan dapat berkontribusi pada kemajuan para pelaku UMKM,” ungkap Prof Kesi. (Endah/IST)
0 Comments
Post a Comment