INFOKU, BLORA - Jembatan merah
penghubung antar kecamatan Tunjungan dan Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora
ambrol.
Padahal, jembatan
tersebut selesai dibangun sekitar Agustus tahun ini.
Dana yang dihabiskan untuk membangun jembatan tersebut sekitar Rp 200 juta.
Salah seorang warga
bernama Suparmi mengatakan, jembatan tersebut ambrol pada Rabu (17/11/2021)
dini hari, karena banjir bandang dan banyaknya sampah yang tersangkut di bawah
jembatan.
"Semalam sekitar
jam satu dini hari, ada suara 'bruk' dari jembatan," ucap Suparmi saat
ditemui awak media di lokasi, Rabu (17/11/2021).
Jembatan tersebut
berlokasi di antara Desa Buluroto, Kecamatan Banjarejo dan Desa Tutup,
Kecamatan Tunjungan.
Sementara itu, Kepala
Desa Tutup Kokok Sungkowo mengatakan jembatan yang ambrol tersebut memang
dibangun atas inisiatif pribadi dari investor asal Karawang.
"Dana
pembangunannya sekitar Rp 200 juta, desa untuk membangun jembatan ya dananya
mikir-mikir," katanya.
Sehingga, apabila
terjadi sesuatu pada jembatan tersebut merupakan tanggung jawab dari investor
pribadi.
Selain itu, warga
yang melewati jembatan tersebut juga dikenai tarif Rp 2.000 sekali lewat.
"Sehingga kalau
jembatannya rusak, ya itu tanggungannya dia, yang penting kita mengingatkan
untuk keselamatan warga yang melintas," ujar Kokok.
Ia menambahkan, jembatan tersebut memang terbuat dari kayu. Begitupun dengan penopang jembatannya.
Jembatan tersebut
dibuat ketika musim kemarau tahun ini. Sehingga, saat musim penghujan tiba,
penopang jembatan tersebut tak kuasa menahan derasnya air dan tumpukan sampah.
"Ya karena
sampah, sebab dibangunnya waktu musim kemarau," jelas dia. Baca juga:
Lazismu Bangun Kembali Jembatan Rusak yang Dipakai Siswa Bergelantungan Saat ke
Sekolah Akibat jembatannya terputus, maka aktivitas warga yang biasanya
melintasi jembatan lumpuh total.
Padahal, dengan
adanya jembatan penghubung tersebut sangat besar manfaatnya bagi masyarakat.
"Ya penting bagi
warga yang ingin ke pasar, dan anak-anak sekolah, kan itu kerjasama antar dua
desa," terang dia.
Lanjut, Kokok mengaku
dirinya sudah berupaya mengajukan permohonan ke pemerintah daerah agar
dibuatkan jembatan penghubung. Namun, karena permohonannya belum disetujui oleh
pemerintah, sehingga ada investor yang membangun jembatan tersebut dengan dana
pribadi.
"Rencana mengajukan jembatan sudah bertahun-tahun, tapi belum direalisasikan. Kita langsung mengajukan ke pusat, sebab pemkab mungkin tidak mengatasi," pungkasnya. (Endah/IST)
0 Comments
Post a Comment