INFOKU, SEMARANG -
Pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di sejumlah sekolah, khususnya di Kota
Semarang, dihentikan sementara. Hal itu karena temuan kasus Covid-19 di
beberapa sekolah.
Gubernur Jawa
Tengah Ganjar Pranowo mendukung upaya penghentian sementara PTM tersebut, untuk
selanjutnya dilakukan evaluasi.
“Ada, tiap sekolah ada (Satgas Covid-19). Pokoknya SOP-nya ditutup kayak yang di Solo itu. Langsung tutup dua minggu, terus dievaluasi,” ujarnya, seusai rapat koordinasi percepatan penanganan Covid-19, di Ruang Rapat Gedung A Lantai 2 Kantor Gubernur, kemarin.
Ganjar menegaskan,
dari kejadian tersebut menunjukkan pentingnya tetap menjaga protokol kesehatan.
Dan, setiap sekolahan harus memiliki Satgas Covid-19 yang bertanggung jawab
untuk memantau terus pelaksanaan PTM, serta mengevaluasi.
“Itu yang saya
katakan tadi harus disiplin. Ya mereka bisa ketularan, meskipun data yang masuk
ke kita mereka tanpa gejala. Maka SOP-nya satu (kasus ditemukan) pokoknya
ditutup, dan setiap sekolah harus punya Satgas Covid-19 yang memantau terus
menerus, dan kita evaluasi pasti,” lanjutnya.
Ganjar meminta
siswa maupun guru yang dinyatakan positif Covid-9 agar diberikan perawatan.
Selain itu, harus dilakukan tracing dan testing terhadap sekolah yang
bersangkutan.
Namun demikian, orang
nomor satu di Jawa Tengah itu memastikan PTM masih terus dilaksanakan di
sekolah-sekolah yang aman dan tertib protokol kesehatan, serta tidak ditemukan
kasus penularan.
“Jalan terus, yang
lain tetep jalan. Dengan SOP itu menjadi kebiasaan yang bisa dipakai sebagai
pedoman pelaksanan PTM. Kecuali masif di seluruh kota. Ditutup 14 hari, ada
yang hanya lima hari yang penting diikuti tracing dan testing,” terangnya.
Sementara, Kepala
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo menuturkan, siswa maupun
guru yang dinyatakan positif harus menjalani isolasi. Dan, pihaknya masih
melakukan analisis terkait penularan Covid-19 di sekolah.
“Yang positif harus
isolasi. Dan, kita tetap lakukan analisis. Kalau sekolah yang salah, misalnya
prokes tidak dilaksanakan, sarana prasarana tidak ada, ya ditutup. Tapi kita
lihat dulu, penularannya di sekolah atau di luar sekolah. Tetap kita lakukan
analisis” bebernya.
Menurutnya,
pelaksanaan PTM harus terus menaati prorokol kesehatan yang telah menjadi SOP.
Hal itu untuk mencegah terjadinya penularan di sekolah.
“Prokes kuncinya, di situ tetep dilakukan. Prokes sekolah mulai dari rumah, perjalanan ke sekolah, selama di sekolah, kembali ke rumah, sarana prasarana seperti cuci tangan sarana untuk physical distancing harus ditaati semuanya. Standar sudah ada assement, tinggal ditaati saja,” tandasnya. (Anik)
0 Comments
Post a Comment