INFOKU, BLORA – Keputusan penting segera
ditentukan setelah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Blora mengusulkan
penghapusan subsidi pupuk.
Apalagi, selama ini,
subsidi pupuk yang diberikan kepada petani tidak berdampak pada kesejahteraan.
Bahkan hasil jual panen masih rendah.
Ketua Komisi B DPRD Blora Yuyus Waluyo menegaskan, sejak dua tahun ini, tepatnya bulan November, pihaknya pasti ke Kementrian. Yiatu untuk menyuarakan penghapusan pupuk bersubsidi.
“Rencananya, bulan
depan juga bakal kembali kesana. Minta sejauh mana tindakan dan tuntutan dari
kemarin kemarin,” jelasnya.
Kabar baiknya, DPRD
Provinsi juga sudah merespon langkah DPRD Blora. Bahkan DPRD provinsi sudah ke
Kementrian untuk mengajukan pencabutan subsidi.
“Harapannya supaya
kedepan tidak ada dua warna. Baik dari Pusri maupun Petro. Sama-sama pupuk.
Hanya yang membedakan adalah lebelnya saja,” tegasnya.
Menurutnya, selama
ini yang pihaknya ajukan baru soal penghapusan pupuk. Belum ada yang lainnya.
“Pertimbangnnya,
setiap kami sidak dan mendapat keluhan petani, barang penuh di gudang. Tapi
petani tidak bisa mengambilnya, karena kuota habis,” jelasnya.
Menurutnya, subsidi
pupuk tidak ada dapak bagi petani. Kedepan, untuk subsidi bisa dialihkan ke
yang lain. Bisa menjadi uang atau ke arah pasca panennya. Supaya pembelian
harga komuditas pertanian bisa naik.
“Untuk pihak yang
dirugikan apabila pupuk bersubsidi ini dihapus itu urusan pemerintah. Namun,
dari sisi usaha tidaklah. Sebab pupuk mereka juga laku,” imbuhnya.
Terkait program Kartu
Tani, selama ini malah tambah ribet. Penyuluh waktunya habis untuk ngopeni
kartu tani.
“Kemarin kita
menyampaikan supaya Kadin mengajukan draf dan membuka penyuluh pertanian.
Karena kedepan banyak yang bakal pensiun,” jelasnya.
Daerah mana saja yang
setuju soal pencabutan pupuk bersubsidi, Yuyus mengaku sudah banyak yang
mengajukan pencabutan. Termasuk DPRD Provinsi Jateng.
“Setiap kita kesana
kita minta tuntutan pencabutan itu. Sudah ada respon. Bahkan alokasi untuk
pertanian sudah berkurang. Harapannya, 2-3 tahun kedepan kesiapan kementrian
sudah siap dan pupuk ini subsidinya bener-bener dihapus,” tegasnya.
Yuyus mengaku, segala
sesuatu yang berkaitan dengan pupuk bersubsidi memang sengat menarik. Karena
banyak sekali sisi-sisi yang menjadi kontroversinya. Bagi petani hanya dibatasi
memiliki 2 hektare lahan. Dengan hitungan Per hektarnya hanya 3 kwintal.
“Sekarang sudah habis 1 Kwintal. Nanti dibagikan 3 kali masa tanam. Makanya petani kadang cuma kebagian pupuk 3 Kg setiap masa tanam. Itu yang terjadi,” pungkasnya.(Endah/IST)
0 Comments
Post a Comment