INFOKU, BLORA - Hasil seleksi
kompetensi tahap I Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) guru telah
diumumkan oleh pemerintah.
Dari hasil pengumuman
tersebut, ada dugaan manipulasi data yang terjadi di Kabupaten Blora.
Ketua Persatuan Guru
Tidak Tetap dan Pegawai Tidak Tetap (GTT/ PTT) non K-2 (Progata) Blora, Aries
Eko Siswanto mengatakan dugaan manipulasi data tersebut terjadi di dua sekolah
di Kecamatan Jepon.
Sejumlah guru yang merasa dirugikan akibat adanya manipulasi data tersebut kemudian melaporkan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Blora.
"Pengaduan ada
dari Jepon karena ada GTT yang membuat data yang tidak benar. Pengabdiannya
kemarin tahun 2020 akhir, tapi dibuatkan nota tugas itu Februari 2019.
Padahal untuk masuk
dapodik (Data Pokok Peserta Didik) maksimal 12 Maret 2019," kata Aries dalam
keterangan pada pers kemarin.
Menurutnya, oknum
guru yang memanipulasi data tersebut dibuatkan nota tugas oleh kepala sekolah
dan pihak koordinator wilayah.
"Padahal GTT
baru tersebut tidak tiap hari masuk kerja. Itu yang disesali sama GTT
lama," ujar dia.
Anak Pengawas Sekolah
Aries mengarisbawahi,
oknum guru yang diduga melakukan manipulasi data ternyata anak dari seorang
pengawas sekolah.
"Kami juga
menyayangkan yang kasusnya Jepon itu ternyata yang masuk itu anaknya dari
pengawas di sana, padahal sudah tahu aturan untuk bisa masuk dapodik, tapi kok
malah dimanfaatkan seperti ini," ucap dia.
Sementara salah satu
oknum guru yang lain, kata Aries, malah mengundurkan diri menjadi guru usai
mengikuti ujian PPPK tahap pertama dan dinyatakan lolos.
"Untuk SD di
Turirejo bahkan sudah mengundurkan diri di sekolah. Jadi setelah tes PPPK,
September akhir karena merasa bersalah, akhirnya membuat surat mengundurkan
diri di sekolah, dan sudah dikeluarkan dari dapodik. Tapi untuk proses PPPK kan
masih berjalan, dan hasil PPPK dia lulus," terang Aries.
Adanya manipulasi
data tersebut, sangat merugikan para guru yang memang berkeinginan untuk lolos
sebagai PPPK.
"Mereka merasa
kecewa, persaingannya berat karena masih banyak teman-teman yang bersertifikat
pendidik, afirmasinya auto lulus di kompetensi teknis," jelas dia.
"Semula sudah
bisa bernapas lega karena punya imunitas di induknya masing-masing, karena ada
GTT yang seperti ini, akhirnya hilang kesempatan," tambah Aries.
Bupati Akan Tindak Oknum Nakal
Ditempat terpisah,
Bupati Blora, Arief Rohman mengakui adanya sejumlah guru yang mengadukan dugaan
manipulasi data tersebut.
"Kita buka ruang
untuk sanggah atau klarifikasi, kalau ditemukan ada pemalsuan itu ya akan kita
evaluasi, jadi untuk yang menemukan bukti fakta di lapangan adanya manipulasi
termasuk ijazah termasuk apa yang terkait PPPK kita ada massa sanggah, dan ada
beberapa yang datang ke posko untuk melaporkan tentang hal ini," kata
Arief Rohman.
Arief memastikan
apabila memang ditemukan adanya manipulasi data tersebut yang dilakukan oleh
oknum pendidikan, maka pihaknya siap untuk melakukan penindakan.
"Kalau memang ditemukan ya kita tindak. bukti fakta silakan diajukan ke posko nanti kita rekonsiliasi dari temuan itu, kalau memang ada oknum-oknum yang ikut bermain ya akan kita tindak. Ini menjadi bahan kita untuk melakukan evaluasi," tandas dia.(Endah/IST)
0 Comments
Post a Comment