Wabup & ASN Blora Borong Cabai, Apa Kata BS Mantan Sekda

 

INFOKU, BLORA - Aksi borong dan beli cabai oleh Wakil Bupati Blora Tri Yuli Setyowati pada petani di Dusun Betet, Desa Purworejo, Kecamatan Blora, Jumat (3/9/2021), menuai apresiasi  positif dari tokoh masyarakat dan pemerhati sektor pertanian di Blora.

Tidak hanya borong cabai bersama pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN), Wabup Blora juga mendengarkan dan menanggapi keluhan petani akibat terpuruknya harga cabai.

"Ini kabar yang menggembirakan bagi para petani cabai yang saat ini hasil panennya terpuruk, yaitu harga cabai anjlok di bawah harga beaya produksi,"  ucap Bambang Sulistya, tokoh masyarakat dan pemerhati sektor pertanian Blora, Minggu, (5/9/2021).

Diinformasikam sebelumnya, Wakil Bupati Blora Tri Yuli Setyowati beserta sejumlah pegawai ASN Setda Blora sambil berspeda untuk meningkatkan imunitas diri berangkat dari kantor Bupati Blora menuju ke Dusun Betet Desa Purworejo kecamatan Blora ingin bertemu langsung dengan para petani cabai.

Mereka datang untuk mengetahui persoalan yang saat ini sedang dihadapi oleh para petani cabai melalui kegiatan dialog dari hati ke hati.

Wabup pun memberi solusi dengan melakukan kegiatan beli cabai sekitar 150 kilogram dengan harga istimewa Rp14.000 per kilogram, di atas harga di pasaran Rp8.000 per kilogram, sementara harga di tingkat petani saat ini hanya Rp6.000 per kilogram.

"Kami dari pemerintah daerah hadir ketika para petani cabai sedang mengalami kegalauan dan kesedihan hati atas rendahnya harga cabai serta meminta kepada dinas teknis terkait agar segera mencari inovasi dan terobosan untuk memberikan solusi terhadap persoalan yang terjadi di tingkat petani," kata Wabup Blora.

BS & CAT

Terkait hal tersebut, Bambang Sulistya (BS) selaku tokoh masyarakat yang juga mantan Kepala Dinas Pertanian Kab Blora memberikan apresiasi positif dan menilai bahwa langkah serta keputusan yang dilakukan oleh Wakil Bupati dan para ASN Setda Blora untuk memborong hasil panen cabai dari para petani di dusun Betet dengan harga istimewa merupakan langkah dan keputusan yang berkategori "CAT".

"Jangan dibayangkan CAT merupakan kepanjangan dari Computer Assisted Test yang merupakan sistem seleksi penerimaan Calon ASN saat ini yang menggunakan bantuan komputer," kata Bambang Sulistya.

Namun CAT disini merupakan akronomim yang memiliki esensi dahsyat dalam mengambil langkah dan keputusan untuk memberi solusi yang maknanya sebagai berikut, C-Cerdas, artinya apa yang dilakukan Wakil Bupati dan beberapa ASN Setda adalah langkah dan keputusan yang cerdas.

"Mampu memberi solusi tanpa berteori muluk-muluk tapi langsung menuntaskan ke akar masalah, yaitu membeli cabai hasil panen para petani di lokasi dengan harga istimewa," jelasnya.

Yaitu Rp14.000 per kilogram sementara harga di tingkat petani hanya Rp6.000 per kilogram.

"Hal itu yang membuat wong cilik langsung gemuyu. Apalagi saat ini para petani juga terdampak Pandemi Covid-19 tentunya harga kebijakan itu akan sangat membantu ekonomi para petani cabai," terangnya.

Barangkali kecerdasan seperti itu bisa menumbuhkan kepekaan sosial dan kepercayaan masyarakat terhadap aparatur Pemerintah Daerah.

Kemudian A- Akrobatik, artinya bahwa dalam keadaan darurat atau kritis para Abdi Negara dan Abdi Masyarakat di kabupaten Blora telah berani mengambil sikap dan keputusan secara akrobatif diluar kelaziman atau bahasa kerennya out of box.

Karena biasanya di alam birokrasi setiap langkah dan dalam mengambil keputusan selalu dilandasi oleh aturan normatif, prosedural dan keselamatan.

"Namun kali ini dilandasi hati nurani yang tulus dan segera bisa membatu meringankan beban kehidupan para petani cabai yang saat ini semakin menderita," tuturnya.

Selanjutnya,T-Transparan/Terbuka, artinya segala aktifitas dilakukan secara terbuka dengan mengadakan dialog secara kekeluargaan kepada para petani cabai untuk memperoleh masukan dan harapan.

Kemudian tanpa ada proses "empat mata" secara transparan langsung diputuskan untuk membeli cabai dari hasil panen petani dengan harga yang bersejarah.

"Lepas dari kejadian tersebut harus diingat bahwa dinamika naik dan turunnya harga komoditas pertanian pasti setiap tahun akan terjadi," kata Bambang yang juga mantan Sekda dan Anggota DPRD Blora.

Ikhtiar kita tentunya bagaimana menciptakan sebuah sistem di masa yang akan datang tidak terulang kembali kejadian harga komoditas pertanian khususnya tanaman semusim (lombok, padi, jagung, kacang, kedelai dan ketela) pada saat panen raya harga jatuh.

"Inilah pekerjaan rumah bagi para pemangku kepentingan untuk merumuskan kebijakan agar nasib petani semakin membaik," ucapnya.

Mengingat saat ini kebanyakan para petani masih ada beberapa titik lemah yang perlu dikuatkan, diantaranya aspek organisasi, teknologi, informasi, permodalan, pemasaran dan kemitraan.

Disamping itu perlu hadirnya pemerintah dalam menciptakan kebijakan yang berpihak kepada nasib para petani.

Misalnya, tambah Bambang, adanya terobosan kebijakan membangun kemitraan setiap komoditas pertanian yang akan dikembangkan, adanya kebijakan subsidi untuk asuransi gagal panen dan subsidi harga jual komoditas pertanian.

"Kalau hal itu terwujud mudah-mudahan dimasa yang akan datang tidak ada lagi Bapak Bupati atau Ibu Wakil Bupati dan Para ASN ramai-ramai memborong hasil panen cabai dengan Harga istimewa, walaupun itu tindakan yang positif," ungkapnya.

Bambang Sulistya menilai, apapun yang telah dilakukan oleh Wakil Bupati dan berapa ASN Setda Blora adalah teladan yang baik untuk memberikan salah satu solusi kepada para petani cabai yang saat ini harga cabainya jatuh.

"Mudah-mudahan mampu memberikan inspirasi dan semangat baru kepada berbagai pihak untuk ikut terjun langsung membantu nasib petani cabai. Ada ungkapan Siapa yang berani kepyur pasti makmur," tuturnya. (Endah/KOM)


Post a Comment

0 Comments