INFOKU, BLORA - Ketua Komisi B
(Bidang Perekonomian dan Keuangan) DPRD Kabupaten Blora Yuyus Waluyo inginkan
ada peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari PT. Blora Patra Energi (BPE).
Hal
itu disampaikan sesaat setelah melakukan pertemuan dengan Direktur Utama dan
Direktur Operasional PT. BPE Blora di ruang Komisi B DPRD Blora, Senin
(27/9/2021).
“Kami mengundang PT. BPE. Karena ini Direktur baru dan jajarannya baru, jadi kita ingin tahu program BPE ke depan semacam apa. Kegiatan-kegiatan yang jadi fokus apa. Terus target untuk peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Blora ke depan kayak apa,” terang Yuyus Waluyo.
Kalau,
urusan teknis, kata Yuyus, tentu urusannya Direktur dan jajarannya, termasuk
kaitannya akan bekerjasama dengan siapa, anak perusahaan apa yang akan
membidangi.
“Yang
dipacu dulu yang mana, untuk meningkatkan sumbangsih PT. BPE terhadap PAD
Blora. DPRD tidak menargetkan PAD dari PT. BPE. Cuma kita ingin tiap tahunnya
ada peningkatan dari yang kemarin ditargetkan dan tahun-tahun kedepan,” tegas
Yuyus.
Dirut
PT. BPE Tri Harjianto menjelaskan target tahun ini sebesar Rp328 juta. Namun
pada tahun depan targetnya dimungkinkan menurun karena harga minyak belum
stabil.
“Itu
dari sumur tua, sementara KSO-KSO baru berjalan,” ucapnya.
Supaya
bisa naik, kata Tri Harjianto, maka harus membuka sumur yang lain lagi. Kalau
tidak dibuka, menurutnya, lama-lama namanya minyak akan turun, ditimba terus
tiap bulan, maka lama-lama akan turun.
“Sehingga
selain dari harga minyak yang memang berubah-ubah. Juga produksi sendiri, kita
harus ingat semakin lama semakin habis. Maka sekarang itu kita upayakan untuk
mereaktivasi sumur-sumur tua yang sudah diberi ijin,” jelasnya.
Dirinya
menyebut, meskipun target PAD tahun ini Rp328 juta serta harga minyak belum
stabil, namun tetap mencoba menaikkan tingkat produksi, yaitu dengan menambah
sumur-sumur tua yang dikelola, yang sudah mendapatkan ijin.
“Kita
masih ada beberapa, bahkan 100 lebih sumur tua yang belum dikelola. Makanya
dengan harapan kita akan mencoba mengelola sumur itu. Yang belum dikelola, kita
buka kembali,” terangnya.
Dijelaskannya,
targetnya semaksimal mungkin, karena sumur tua itu ada yang mudah dan ada yang
tidak mudah.
“Kadang-kadang,
titiknya ada, dicari-cari tidak ketemu. Terus kadang-kadang sumur itu kelihatan
tapi susah dibuka, karena sudah rusak. Jadi kita maksimalkan,” kata dia.
Ia
menjelaskan target tahun depan kalau bisa 50 persen. Untuk saat ini rata-rata
per bulan 750.000 sampai 800.000 liter
minyak atau 4.000 barel sebulan.
Ketika
ditanya, apakah ada penambahan modal dari daerah, Tri Harjianto hanya
menggelengkan kepala yang maksudnya tidak ada.
Sementara
itu pasca ditandatanganinya nota
kesepahaman (MoU), belum lama ini,
terkait peralihan saham dan dana talangan antara PT Blora Patra Energi,
selaku induk perusahaan dari PT Blora Sarana Sejahtera dan penandatanganan
kerjasama operasi dengan KVell Energy PTE Ltd dari Singapura dengan nilai
investasi sebesar US 14 Juta Dollar, pihaknya menyatakan bahwa itu baru proses.
“Baru
proses. Jadi masih dalam proses. Jadi memang saya belum bisa menyampaikan
hal-hal itu ya. Mudah-mudahan dalam waktu dekat, sekarang proses terus,”
ucapnya.
Untuk
targetnya, kata dia, harus membentuk KSO lagi yang mudah-mudahan di akhir tahun
ini bisa terbentuk. Sekarang, diakui baru proses pengajuan ijin ke Pertamina.
Sedangkan
terkait nilai investasi sebesar US 14 Juta Dollar, menurut Tri Harjianto, itu
merupakan estimasi.
“Itu
estimasi, yang disampaikan mereka. Saya kira belum menjadi patokan. Dan mungkin
kalau mereka punya program banyak lagi, bisa saja, akan digenjot umpamanya,
kita genjot rencana kerja, ya bisa saja,” ujarnya.
Rencananya,
itu dilakukan di lapangan Kedinding, Lusi, Metes dan Petak (kawasan Blora
selatan).
Untuk
potensi di empat lapangan itu, Tri Harjianto, belum bisa memberikan jawaban
pasti.
“Mungkin
yang tahu dari sisi teknicalnya partner kita ya,” ucapnya.
Dikatakannya,
saat ini baru separuh sumur minyak tua yang dikelola namun pihaknya akan
memaksimalkan sumur tua yang sudah diberi ijin untuk dikelolanya.
“Sementara
kita punya di Ledok, punya 196 titik, terus di Semanggi 71. Di Ledok dari 196
lebih kurang 125 yang jalan,” jelasnya.
Sebagiaman
diinformasikan melalui media ini sebelumnya, Komisi B DPRD Blora akan memanggil
Direktur Utama dan Direktur Operasional PT Blora Patra Energi (BPE) terkait
program kerja ke depan.
Hal itu dibenarkan Ketua Komisi B DPRD Blora Yuyus Waluyo. Menurutnya, Direktur Utama dan Direktur Operasional PT BPE akan dipanggil, direncanakan Senin (tertera 4/10/2021, ralat, yang benar, Senin 27/9/2021).
Mereka memenuhi undangan Komisi D pada pukul 14.00 WIB setelah berlangsung rapat paripurna DPRD. Sejumlah anggota Komisi B DPRD Blora ikut dalam koordinasi sinergitas dan menyimak paparan yang disampaikan Dirut PT. BPE. (Endah/KOM)
0 Comments
Post a Comment