INFOKU, BLORA – Sudah menjadi
Tradisi di Blora, Rasanya belum nikmat bila makan di Blora tidak beralas daun jati
sebagai pengganti piring.
Hal inilah yang saat
ini mulai menjamur berbagai kuliner biasanya promosi Godong Jati sebagai alas
makannya.
Maka Mucul berbagai promosi di rumah makan atau warung seperti Nasi Pecel godong (Daun-red) Jati, Sate Kambing Godong Jati, Sate Pincuk godong jati dll.
Demikian juga
tradisi Nasi tumpeng dibalut daun jati yang
merupakan salah satu kearifan lokal yang membumi dan tidak ditinggalkan
sebagian warga Blora, Jawa Tengah, khususnya yang tinggal di perdesaan.
Daun jati digunakan
sebagai alas dan penutup nasi serta aneka bumbu yang ditata sedemikian apik
menggunakan nyiru (tampah) bagi warga masyarakat yang punya hajat seperti
pernikahan, melahirkan dan khitanan.
Tidak hanya itu, daun
jati juga digunakan untuk bungkus nasi/bumbu tumpeng yang dibagikan setelah
dilaksanakan doa yang dipimpin oleh tokoh agama pada acara hajatan tertentu.
"Daun jati itu
mudah diperoleh, baik di sekitar pekarangan yang ada pohon jati atau bisa pesan
dari para penjual," kata Slamet, warga Dusun Dumpul Desa Kamolan,
Kecamatan Blora, Sabtu (25/9/2021).
Satu tumpeng dalam
nyiru biasanya dirubung sejumlah warga yang secara spontan terbentuk seperti
kelompok kecil hajatan (kenduri/kepungan).
Baru kemudian,
setelah doa hajatan selesai, salah seorang dari kelompok kecil itu bertugas
membagikan nasi/bumi tumpeng sesuai kesepakatan.
Sementara yang lainnya menyiapkan dua atau tiga lembar daun jati untuk membungkus jatah nasi/bumbu yang akan diterima dari pembagi.
Bagi yang tidak bisa
membungkus nasi/bumbu menggunakan daun jati akan dibantu. Tapi, harus rela
menerima kenyataan, jika mendapat sindiran menggelitik dari kelompok kecil itu.
Sindiran itu,
sejatinya hanya bercanda dan memotivasi supaya mau berlatih membungkus makanan
dengan daun jati. Dengan demikian, tradisi menggunakan daun jati sebagai
bungkus, tetap dipertahankan dan turun-temurun diikuti dari generasi ke
generasi.
"Selain mudah
diperoleh, daun jati juga tidak mencemari lingkungan dibandingkan penggunaan
bungkus atau wadah dari plastik," ucap Sutikno, warga Dusun Dumpul lainnya
usai mengikuti hajatan di rumah saudaranya.
Lain halnya yang
disampaikan oleh Gandi, warga setempat. Menurut dia, sensasi brekat
(nasi/bumbu) dari tumpeng hajatan yang dibungkus daun jati memiliki rasa gurih
dan nikmat.
"Saya merasa ada kenikmatan makan nasi brekat yang dibungkus daun jati. Menjadi lebih gurih, mungkin karena aroma daun jati dan doa. Atau istilahnya, mambu donga (barokah doa)," kata dia. (Setyorini/KOM)
0 Comments
Post a Comment