Dugaan E-Warong Fiktif di Blora Segera Terbongkar

 

INFOKU, BLORA - Agen warung elektronik gotong royong (E-Warong) yang dianggap fiktif di Blora, bakal dirundung masalah.

Pasalnya, semua E-Warong kini mulai diinventarisasi sebelum Menteri Sosial Tri Rismaharini turun dan mengecek langsung ke kabupaten setempat.

Hal tersebut setidaknya diungkapkan Ketua Komisi D DPRD Blora, Ahmad Labib Hilmy, usai mendengar laporan pedagang telur yang menyebut di Blora banyak agen E-Warong fiktif.

"Saya sudah langsung komunikasi tadi sore. Temuan-temuannya saya suruh inventarisir," ujar Ahmad Labib dalam keterangan pada pers, Rabu malam (8/9/2021).

Gus Labib sapaan akrab Ahmad Labib Hilmy juga mengatakan, dirinya ingin duduk bersama membahas persoalan ini sebelum Mensos Risma sidak ke lokasi di Blora.

Menurutnya, sejauh pengawasan DPRD sendiri tentang E-Warong, masih sama seperti dulu. Yakni, banyak keruwetan di lapangan.

"Kalau memang banyak masalah ya kita ambil tindakanlah, karena memang jadi sorotan. Paling ya sanksi administrasi atau mungkin diberhentikan jadi E-Warong," katanya lagi.

Senada dengan Gus Labib, Wakil Ketua DPRD Blora Siswanto menyatakan siap memfasilitasi audiensi membahas permasalahan E-Warong ini.

Pihaknya juga akan memanggil pihak Dinas Sosial maupun pihak Himpunan Bank Negara (Himbara) yang ditugasi sebagai penyalur Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) untuk Keluarga Penerima Manfaat (KPM) oleh Kemensos.

Siswanto secara khusus juga menyarankan ke Muhammad Fuad Mushofa, pedagang telur ayam itu jika ingin membongkar banyak praktik E-Warong fiktif di Blora, untuk berkomunikasi lebih lanjut dengan pihak dewan.

"Ya kalau ingin segera ada audiensi, Shofa itu komunikasi lah dengan kami. Pakai organisasi atau lembaga lebih baik," katanya.

Terkait permasalahan ini, Bupati Blora Arief Rohman saat dikonfirmasi wartawan melalui selularnya juga turut memberikan tanggapannya.

"Coba akan kita cek dulu," jawabnya singkat.

Sebelumnya, Shofa secara blak-blakan kaitan maraknya E-Warong fiktif di Blora disampaikan, sekadar punya mesin Electronik Data Capture (EDC) dengan menjadi agen Brilink bisa menjadi agen E-Warong juga, padahal tidak memiliki pertokoan sembako sendiri.

Serta adapula yang baru jadi agen E-Warong, baru pula punya toko sembako. Shofa juga mengungkap rata-rata agen yang menjadi lahan basah tersebut dimiliki oleh kalangan pejabat di tingkat pedesaan.(Endah/IST)


Post a Comment

0 Comments