INFOKU, BLORA - Badan Kehormatan
(BK) DPRD Kabupaten Blora angkat bicara terkait sikap salah satu anggota dewan,
HM Warsit.
Pasalnya, wakil
rakyat itu dinilai membuat kegaduhan karena dengan sengaja melontarkan statemen
atau menyebarluaskan kabar adanya wartawan yang terima dana ratusan juta rupiah
dari salah satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di pemerintahan setempat.
“Saya sudah membaca
statemen Warsit,” ungkap salah satu anggota BK DPRD Kabupaten Blora, Ketut
Kunarwo kepada wrtawan, Minggu (8/8/2021).
Statemen Warsit itu disebarkan melalui aplikasi WhatsApp (WA) di grup Jaringan Informasi Blora dan Cerita dari Blora, Kamis (5/8/2021).
Ketua AJI Kota Bojonegoro yang peduli
permasalahan di Blora, Dedi Mahdi saat berorasi di depan Mapolres Bojonegoro
bersama para awak media
Atas kejadian itu, BK
DPRD Kabupaten Blora pun akan melakukan kajian dan mempelajari apa dasar dari
sikap wakil rakyat dari fraksi Partai Hanura tersebut.
"Senin saya baru
mau bicara (masalah Warsit, red) dengan ketua BK Mas Mujoko," ucap Ketut
Kunarwo
Sehubungan dengan
persoalan yang terjadi, Mujoko sendiri ketika dihubungi awak media ini belum
merespons.
Namun begitu, Ketut
Kunarwo menyatakan akan mengumpulkan semua anggota BK DPRD Kabupaten Blora.
Tujuannya, agar
persoalan tersebut semakin jelas dan tidak menimbulkan kegaduhan antara insan
pers dengan institusi legalitas.
"Kita akan rapat
dulu, terus langkahnya pripun, mangke nembe awake dewe melangkah berdasarkan
perannya BK," ungkapnya.
Politisi dari fraksi
PKB ini mengaku statemen yang dengan sengaja disebarluaskan oleh Warsit itu
dinilai belum jelas benar ataupun hoaks. Sehingga perlu dipelajari dengan
memanggil semua pihak yang terlibat.
"Ini belum
jelas, apakah kejadian itu pak Warsit benar-benar tahu atau gimana kan belum
tahu," terang Ketut Kunarwo.
Dia menegaskan, jika
publik menghendaki persoalan tersebut dibuka secara transparan, maka akan
dilakukan. Alasannya, hal itu bagus agar perkara tidak berlarut-larut dan tidak
menimbulkan opini liar di kalangan masyarakat Blora.
"Kalau memang
publik menghendaki begitu ya bagusnya diungkap biar jelas, benar tidaknya
gitu," tegasnya.
Lebih lanjut, Ketut
Kunarwo menyampaikan bahwa keberadaan BK yang beranggotakan tidak lebih dari 5
orang anggota dewan sejauh ini kondisinya masih pasif.
"Sejauh ini
belum ada aktivitasnya," katanya.
Terkait persoalan di
Blora tersebut agar dibuka secara jelas juga didukung oleh wartawan yang
tergabung Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Bojonegoro.
Dimana, AJI mendesak
anggota dewan tersebut untuk membuka data siapa penerima dana agar tidak
menimbulkan fitnah atau merusak citra insan pers.
"Itu anggota
dewan harus bisa membuktikan. Kalau tidak, bisa jadi fitnah yang bisa merusak
citra jurnalis di Blora," ungkap Ketua AJI Kota Bojonegoro, Sabtu
(7/8/2021).
Pemberitaan
sebelumnya, diketahui akun WA diduga anggota DPRD Kabupaten Blora HM Warsit
dengan sengaja telah menyebarluaskan kabar adanya oknum wartawan menerima dana
dari OPD.
Kabar tersebut dikirim
ke grup WA Jaringan Informasi Blora dan Cerita dari Blora pada Kamis,
(5/8/2021) pagi. Karena kebanyakan anggota grup berisikan akun dari berbagai
latar belakang, tak pelak langsung bikin heboh hingga berlarut-larut.
"Iki lo berita
menarik oknum wartawan kondang menerima dana 100 jt dari suatu opd ini baru
informasi tapi kalau oknum wartawan jujur hrs berani mengakui yo angkat topi
aku," demikan postingan (chat WA) yang dikirimkan Warsit.
Kabar ini menjadi
perbincangan hangat. Selanjutnya, sebagian awak media hingga pihak lainnya
kemudian mempertanyakan kejelasan isu yang disebarluaskan tersebut karena
menyebut-nyebut adanya profesi wartawan.
Menurut Warsit, oknum
wartawan yang disebutnya itu ingin mencari-cari dan akan mengadu-ngadu
ketentraman Blora. Dia mengindikasi bahwa yang bersangkutan adalah pendatang
alias bukan asli kelahiran Blora.
"Indikasi dari
pendatang yen wong liyo kon ngaku coba oknum wartawan tsb kon jujur,"
jelasnya.
Terkait persoalan
ini, kata Warsit, terpenting bukanlah para wartawan asli putra daerah. Serta
dirinya berharap apabila menyangkut anggaran yang berasal dari APBD harus
terbuka.
Lebih lanjut, wakil
rakyat ini berjanji akan bertanggung jawab atas apa yang disampaikannya ke
publik.
Dia bilang, persoalan
ini baru tahap penyelidikan dan pengumpulan data sebelum pihaknya melaporkan ke
kejaksaan atau polisi.
"Sebetulnya aku
menunggu kejujuran oknumnya, ternyata orangnya tidak jujur. Secara tidak
langsung, aku kan udah lapor yang berwajib. Nanti akan saya arahkan oknum dan
dan OPD nya biar diteruskan ke penyidikan," ucap Warsit.
Ditunggu untuk
memberikan penjelasannya secara langsung hingga berita ini ditulis, Warsit
belum menampakkan diri untuk menemui sejumlah awak media nasional hingga lokal
daerah yang bertugas di wilayah peliputan Kabupaten Blora.
Tujuannya, tidak lain dan tidak bukan agar tidak terjadi fitnah antar kalangan wartawan.(Endah/IST)
0 Comments
Post a Comment