Sunoto Mantan Petarung ONE Championship Berambisi Ciptakan Juara Dunia MMA dari Blora

 

INFOKU, BLORA - Petarung veteran ONE Championship, Sunoto "The Terminator", mengemban misi baru untuk menciptakan juara dunia MMA dari tanah kelahirannya, Blora, Jawa Tengah.

Pria yang hampir hampir satu dekade berkarier dalam dunia MMA (Mixed Martial Arts) alias tarung bebas itu telah menjalani karier luar biasa hingga bisa menembus panggung internasional.

Setelah meniti karier mengesankan dari nol, kini dia mendirikan sebuah sasana Terminator Top Team di kampung halamannya, Desa Jepangrejo, Blora.

Sunoto memiliki harapan bahwa dia bisa menciptakan bibit baru untuk meneruskan mimpinya menjadi juara dunia MMA.

Harapannya ingin mengembangkan seni bela diri di sini, syukur-syukur jika bisa membuka pintu rezeki bagi orang lain," kata Sunoto dalam rilis ONE Championship yang diterima Pers, Selasa (10/8/2021).

"Mimpi terbesarnya adalah menciptakan juara dunia dari sini," ucap Sunoto tentang alasan mendirikan sasana tersebut.

"Mimpi terbesarnya adalah menciptakan juara dunia dari sini," ucap Sunoto tentang alasan mendirikan sasana tersebut.

Peralatan bela diri dasar seperti samsak, sarung tinju, dan matras, telah tersedia sebagai alat penopang latihan di sasana Terminator Top Team.

Sejak didirikan pada pertengahan tahun 2020, puluhan pemuda setempat telah ikut berlatih tanpa mengeluarkan biaya.

Ide tersebut berawal saat banyak pemuda menghubungi Sunoto di media sosial. Mereka bertanya tentang langkah-langkah menjadi atlet profesional.

Sunato sendiri memang sudah lama menyimpan keinginan mendirikan sasana.

Namun, kesibukan sebagai petarung kerap membuat keinginannya tertunda.

Terlebih lagi, Sunoto lebih banyak menghabiskan waktunya untuk latihan di Jakarta atau Pulau Dewata Bali.

Pandemi Covid-19 yang melanda pada pertengahan tahun lalu menjadi momentum bagi Sunoto untuk kembali ke kampung halaman dan merealisasikan mimpinya itu.

Menurut petarung berusia 36 tahun itu, para pemuda di desanya memiliki bakat untuk terjun ke dunia olahraga kombat profesional.

Hal ini berkaitan dengan kondisi serta kontur tanah di daerahnya yang berbentuk pegunungan.

Secara tidak langsung, kondisi tersebut membuat para pemuda di sana melatih fisik mereka dengan naik turun bukit setiap hari.

Meski belum sepenuhnya ideal akibat berbagai pembatasan aktivitas, Sunoto optimistis dengan bakat yang dimiliki anak didiknya.

"Kami sudah jalan dan mereka punya bakat dan antusiasme. Tapi, untuk sementara, latihannya juga belum maksimal karena ada pembatasan aktivitas," kata "The Terminator" menjelaskan. "Paling hanya conditioning saja kayak jogging di stadion yang memang masih diperbolehkan. Kalau untuk latihan yang kontak fisik, kita rehat dulu."

Selain mendapat ilmu bela diri langsung dari seorang praktisi, para muridnya juga mendapat contoh nyata tentang bagaimana Sunoto menembus keterbatasan untuk bisa mencapai level saat ini.

Sunoto yang telah meraih 10 kemenangan dari 17 laga di pentas global ONE Championship harus melalui jalan yang terjal.

Dia putus sekolah pada saat Sekolah Dasar (SD) karena ketiadaan biaya, dan baru bisa melanjutkan pendidikan lewat program kejar paket saat sudah dewasa.

Kala itu, orangtuanya lebih menghendaki Sunoto untuk bekerja demi membantu perekonomian keluarga.

Sunoto pun harus mengembara ke Surabaya ketika masih remaja dengan bekerja di tempat laundry.

Selain itu, dia juga pernah menjadi penggembala kambing untuk menyambung hidup.

Saat bekerja mengantar cucian, Sunoto menemukan sebuah dojo tempat orang-orang setempat berlatih karate.

Kemudian, dia mulai coba-coba ikut berlatih kala waktu senggangnya, hingga takdir membawanya pada sebuah ajang bela diri amatir.

Setelah bakatnya tercium, Sunoto mulai diundang untuk berlaga di Bandung Fighting Club dan Lindu Aji Championship.

Berkat kemenangan yang dia raih dalam dua ajang regional tersebut, Sunoto mendapat tawaran untuk berlaga di ONE Championship pada 2015, yang kala itu tengah gencar mencari bibit seniman bela diri di Indonesia.

Meski hasilnya tidak selalu mulus, kini dia dikenal sebagai salah satu pelopor perkembangan MMA di Indonesia.

Sunoto pun mulai terlibat aktif dalam organisasi bela diri di daerahnya. "MMA sudah mulai populer hingga ke daerah saya. Sekarang, saya masukin ke KONI juga kayak jiu-jitsu, sambo, dan MMA," tutur Sunoto menambahkan.

"Pada awalnya, jangankan masyarakat umum, orang-orang KONI yang punya latar belakang olahraga saja enggak ngerti (MMA)." "Terus, orang-orang di tongkrongan sekarang ramai nonton dan berbicara soal ONE Championship, OnePride, dan UFC," ujarnya mengakhiri.(Endah/IST)


Post a Comment

0 Comments