INFOKU, BLORA – Kala tahun 2011
menjadi momen penting bagi Resmihar (56), warga Desa Kedungringin, Kecamatan
Tunjungan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Saat itu awal dirinya mulai membuat
biogas dari kotoran sapi.
Terhitung sejak tahun itu Resmihar telah memanfaatkan biogas dari kotoran sapi untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Seperti memasak tanpa susah payah harus beli elpiji, serta tanpa bingung-bingung jika lampu rumahnya secara tiba-tiba padam.
Ia kemudian mengajak
berkeliling di kediamannya, agar bisa melihat dari dekat bagaimana energi ramah
lingkungan itu diterapkan.
Resmihar mendapatkan
pengetahuan membuat biogas awalnya dari Dinas Pertanian Kabupaten Blora pada
2010. Selain itu ada bantuan berupa tampungan kotoran sapi dari dinas lainnya.
"Saya ilmunya
dapat dari Dinas Pertanian. Dulu saya golek-golek (mencari-cari) informasi dan
berharap ada yang bisa bantu. Ternyata satu tahun kemudian ada bantuan dari BLH
(Balai Lingkungan Hidup)," ucapnya.
Ia mendapatkan
bantuan tersebut tidak melalui kelompok, melainkan perorangan. Kata dia,
sebenarnya dulunya banyak pihak yang mendapatkan bantuan.
"Yang masih
berjalan ada tidaknya saya kurang tahu. Kalau saya masih aktif," katanya.
Resmihar juga
menjelaskan bahwa limbah atau kotoran yang sudah diproses menjadi biogas tidak
berbau seperti kotoran sapi yang semisal baru keluar kemudian dibuang
sembarangan.
"Kotoran sapi
yang tidak dibuat biogas, misal dibuang sembarangan, walaupun di belakang tetap
bau. Tapi kalau amoniaknya sudah terbakar dari biogas, walaupun seperti jenang,
encer, itu tidak bau," jelasnya.
Ia bercerita
pengalaman sulitnya punya biogas pada saat Blora sedang kekeringan. Sehingga,
mau tidak mau harus mencari air sampai ke sawah untuk dibawa pulang dengan cara
dipikul menggunakan ember.
"Air dari sawah
saya pakai untuk kebutuhan mengaduk limbah. Itu yang saya alami," katanya.
Menurut Resmihar,
banyak pihak mulai dari orang pemerintahan maupun masyarakat umum yang sekadar
datang meninjau saja atau bahkan meminta untuk diajari cara membuat biogas
Untuk membuat
tampungan biogas, perlu mempersiapkan bata merah dengan kualitas bagus, semen,
serta besi. Gunanya untuk kebutuhan ngecor pada bagian bawah.
"Setelah dicor
kuat, atas itu sudah di batu bata. Isinya seperti milik saya hanya 3000 liter.
itu awal-awal saja yang membutuhkan limbah banyak," ucap Resmihar.
Menurut dia membuat
biogas dari kotoran sapi lebih mudah dibanding membuat biogas dari kotoran
manusia.
"Yang paling
sulit itu limbah orang karena harus ada saringan-saringan," terangnya
Bapak dari dua anak
ini juga menerangkan bahwa limbah sekali masuk ke dalam tampungan biogas, jika
sudah rendam, maka dengan sendirinya limbah akan keluar.
"Tiap sapi buang
kotoran, saya masukkan ke lubang tampungan. Setelah masuk ke lubang terus
diaduk-aduk, limbahnya akan keluar sendiri," katanya.
"Sapi ada tujuh ekor. Dulu awal-awal dua juga suda bisa," tmbah Resmihar.(Endah/IST)
0 Comments
Post a Comment