INFOKU, JAKARTA -
Lebih dari 80 Juta dosis vaksin COVID-19 telah diberikan pemerintah kepada
penduduk Indonesia. Laju vaksinasi yang tinggi menempatkan Indonesia di urutan
10 negara dengan jumlah vaksinasinya terbanyak di dunia.
Sebelum Agustus ini, Indonesia juga sempat masuk 10 besar negara dengan laju penyuntikan vaksin COVID-19 tertinggi di dunia pada periode Maret 2021 lalu.
Data tersebut
dapat dilihat pada grafis yang disusun oleh Our World in Data. Selain berada di
sepuluh besar negara dengan cakupan vaksinasi tertinggi, Indonesia menempati
urutan pertama di kawasan Asia Tenggara.
“Percepatan
program vaksinasi ditambah dengan stok vaksin yang mencukupi membuat cakupannya
tinggi. Apalagi di bulan Agustus 2021 ini Kemenkes tengah berusaha mencapai
jumlah penyuntikan 2 juta dosis per hari. Ini demi upaya kita segera mencapai
herd immunity di 208 juta penduduk Indonesia,” jelas dr. Siti Nadia Tarmizi,
M.Epid., Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes RI.
Baru saja
pada Minggu lalu Indonesia kembali kedatangan 5 juta dosis pasokan vaksin jadi
asal Sinovac. Rencananya pada Agustus ini akan tersedia 82,3 juta dosis vaksin
COVID-19 dari segala merek.
Di dunia laju
vaksinasi Indonesia berada persis di bawah Perancis. Sementara di Asia Tenggara
Indonesia menempati peringkat pertama, di atas Malaysia dan Filipina.
Perlu diingat
bahwa jumlah dosis vaksin yang diberikan bisa lebih banyak dari jumlah penduduk
suatu negara. Ini karena Sebagian besar vaksin COVID-19 disuntikkan sebanyak
dua juta dosis, sehingga Indonesia membutuhkan lebih kurang 416 juta dosis
untuk mencapai herd immunity.
Saat ini
suntikan dosis pertama Indonesia mencapai hampir 20% jumlah populasi penduduk,
sementara dosis keduanya berada hampir 10%. Indonesia tentunya terus berupaya
agar persentase cakupan populasi yang mendapatkan vaksinasi COVID-19 bisa
meluas.
“Pemerintah sangat berharap masyarakat mau ikut berpartisipasi dalam program vaksinasi sesuai dengan jadwal vaksinasi. Karena vaksin COVID-19 terbukti dapat mengurangi risiko sakit berat bila terpapar COVID-19," terang dr. Nadia. (Mughnii/IST)
0 Comments
Post a Comment