Kepengurusan Kotak Kepekaan Peduli dan Kepyur Dibentuk PWRI Blora

 

INFOKU, BLORA - Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) Kabupaten Blora, Jawa Tengah membentuk kepengurusan kotak sedekah yang diberi label kotak Kepekaan, Peduli dan Kepyur (KPK).

Kepengurusan kotak sedekah KPK itu diputuskan melalui rapat rutin konsolidasi pengurus PWRI di ruang pertemuab Sekretariat PWRI Blora, Senin (7/6/2021).

Ketua PWRI Blora, H. Bambang Sulistya mengemukakan, sejak diberi amanah untuk mengelola organisasi para Wredatama (PWRI) atau Organisasi para "Pejuang Pembangunan" yang sudah memasuki tahun keenam mampu mewujudkan kebersamaan dalam memotivasi semangat peduli dan berbagi kepada kaum duafa untuk seluruh pengurus PWRI Kabupaten Blora pada masa pandemi COVID-19.

"Melalui rapat rutin konsolidasi pengurus PWRI telah diputuskan pembentukan kepengurusan yang mengelola Kotak "KPK" yang dikomandani Bapak Djoko Budiono mantan Kabag Umum Setda Blora," kata Bambang Sulistya yang juga mantan Sekda Blora.

Menurutnya, melalui kotak KPK setiap bulan para pengurus PWRI dimohon keikhlasannya untuk bersedekah dengan memasukkan amplop yang berisi uang ke dalam kotak KPK sebelum rapat rutin dimulai.

"Ternyata tadi pada rapat rutin perdana setelah hari raya Idulfitri, sekalian dikaitkan kegiatan halal bi halal ala pandemi COVID-19 telah terkumpul dana melaluhi kotak KPK sejumlah uang Rp2.311.000," ungkap dia.

Kalau dijumlahkan dari angka-angka tersebut ada 7. "Mudah-mudahan menjadi pertanda yang baik, karena orang Jawa memaknai angka 7 adalah pitulungan (pertolongan)," kata Bambang.

Dana yang terkumpul melalui kotak KPK nantinya akan diperuntukkan untuk membantu kaum duafa di bumi Samin Blora.

"Kemudian arti akronim KPK bukan Komisi Pemberantasan Korupsi namun kepanjangan dari Kepekaan, Peduli dan Kepyur atau berbagi," jelas dia.

Dia mengatakan, akronim KPK adalah sebuah motivasi yang dapat mendorong siapa pun yang punya hati nurani saat masyarakat sedang menderita akibat pandemi COVID-19 tergerak hatinya, dan makin peka serta peduli untuk terpanggil melakukan sesuatu yang bermanfaat kepada orang lain yang saat ini benar-benar sangat membutuhkan uluran tangan dengan melaksanakan kepyur/sedekah.

Hal-hal yang mendasari pengurus PWRI Kabupaten Blora menggemakan kotak KPK adalah sebagai wujud rasa syukur bahwa gaji ke-13 telah cair dan sebagian dari dari dana itu milik kaum duafa.

"Berikutnya, bentuk tindakkan nyata dalam pengamalan Pancasila yang kemarin baru saja kita memperingati hari lahirnya Pancasila," tegas dia.

Selanjutnya, dampak positif dari bulan Ramadan 1442 Hijriah yang dapat diperoleh agar selalu meningkatkan amalan yang positif dan bermanfaat bagi kaum duafa. Sekaligus melakasanakan perintah-Nya. Dalam keadaan sempit maupun lapang untuk melaksanakan sedekah.

Selain itu, menindaklanjuti Program PWRI Peduli dan Berbagi yang pada Mei 2021 menjelang Idufitri melalui kerja sama dengan Baznas Kabupaten Blora telah mampu memberi paket sembako dan dana untuk kaum duafa.

Hal yang urgent, ingin membumikan sesanti "Wani Rekoso Amrih Mulyo dan Wani Kepyur Amrih Makmur" (Berani Susah Supaya Mulia dan Berani Berbagi Supaya Makmur).

Di samping itu dalam rapat juga tampil tokoh penasihat PWRI SPH Waskita, yang mengajak untuk melestarikan budaya adiluhung Jawa untuk uri-uri Geguritan dengan mendedangkan tembang Kinanthi Sekar Ageng Pamularsih (Lampah 15 Pedhotan 7-8).

Ini berisi petuah agar hidup damai dan bahagia maka harus banyak berbuat baik dan bermanfaat untuk orang lain, harapannya pengumpulan dana secara ikhlas dari para pengurus PWRI melalui kotak KPK itu menjadi motivator kebaikan.

"Semoga mampu menjadi virus keikhlasan yang memotivasi untuk secara ikhlas menyisihkan sebagian dari uang pensiuan seluruh anggota dan pengurus PWRI se-kabupaten utuk ikut meringankan beban penderitaan masyarakat akibat ulah virus Corona," ujarnya.

Sekaligus lanjut dia, ikut mendukung semangat Sesarengan mBangun Blora agar masyarakat lebih sejahtera.

"Semoga juga dapat menginspirasi semua pemangku kepentingan yang ada di bumi Samin Blora," tutup Bambang Sulistya. (Setyorini/TGH)


Post a Comment

0 Comments