INFOKU, BLORA -
Perkembangan kasus penularan Covid-19 di Jawa Tengah terus dipantau Gubernur
Ganjar Pranowo agar jumlahnya bisa terus ditekan, mengingat adanya varian
Covid-19 yang baru dari India di wilayah Kabupaten Kudus.
Gubernur pun meminta agar seluruh Kepala Daerah (Bupati/Walikota) untuk terus melaksanakan pengetatan protokol kesehatan 5M dan penelusuran 3T, termasuk Blora karena masih satu wilayah eks Karesidenan Pati dengan Kudus.
Hal itu disampaikan
Gubernur saat memimpin Rakor Pimpinan Daerah tentang Percepatan Penanganan
Covid-19 pasca Lebaran, Senin (14/6/2021) siang secara daring dari Kantor
Gubernuran, Semarang.
“Selain 5M dan 3T
yang digencarkan, kami minta BOR di rumah sakit dan tempat isolasi terpusat
bisa terus dikontrol. Sebagai antisipasi, harus ditambah. Terimakasih kepada
beberapa daerah yang sudah mulai menambah tempat isolasi terpusat seperti
Sragen, Pati, Tegal, Kudus, dan Blora,” ungkap Ganjar Pranowo.
Pihaknya juga
meminta data capaian vaksinasi di masing-masing Kabupaten/Kota agar segera
dilaporkan ke Dinas Kesehatan Provinsi untuk evaluasi. Mana saja daerah yang
masih rendah, menurutnya harus terus digenjot.
“Jika kurang,
laporkan saja. Nanti akan kita kirim lagi dan kita mintakan ke Pemerintah Pusat.
Kami minta masing-masing kepala daerah yang bertetangga bisa terus koordinasi
melakukan pembatasan aktifitas masyarakat,” sambung Gubernur.
Sementara itu, menurut data dari Dinkes Jawa Tengah per 6 Juni 2021 masih ada 8 Kabupaten/Kota yang masuk kategori zona merah yakni Kudus, Demak, Jepara, Pati, Grobogan, Kabupaten Tegal, Brebes, dan Wonogiri.
Perketat
Prokes
Usai rapat dengan
Gubernur, Bupati Blora. H. Arief Rohman, yang mengikuti secara daring daru
ruang rapat di kantornya bersama jajaran Forkopimda dan OPD terkait, lanjut
koordinasi dengan jajaran Kabupaten.
Pihaknya menyatakan
kesiapannya untuk memperketat pengawasan 5M dan 3T sesuai arahan Gubernur.
“Pengetatan
protokol kesehatan dengan 5M, Memakai masker, Mencuci tangan pakai sabun dan
air mengalir, Menjaga jarak, Menjauhi kerumunan, serta
Membatasi
mobilisasi dan interaksi, akan kita lakukan melalui operasi yustisi menggandeng
TNI Polri, Satpol PP dan lainnya hingga seluruh Kecamatan. Kalau perlu ada jam
malam, kita kaji bersama,” ungkap Bupati.
Naik
80 Kasus
Selain itu, Bupati
meminta agar masyarakat bisa bekerjasama dalam upaya pelacakan penularan
melalui 3T (Testing, Tracing, dan Treatment) yang dilakukan teman-teman medis
baik dari Puskesmas maupun Rumah Sakit.
“Beberapa hari ini kasus positif di Blora naik rata-rata 50 hingga 80 kasus per hari. Ini harus kita antisipasi. Tempat isolasi terpusat mulai kita tata di asrama Poltekkes Blora dan asrama Migas Cepu karena infonya RSUD kita sudah penuh. Kami minta masing-masing Camat juga bisa mengupayakan tempat isolasi terpusat di wilayahnya,” tambah Bupati.
Selanjutnya, Plt.
Kepala Dinas Kesehatan Edy Widayat, melaporkan bahwa per hari ini, Senin
(14/6/2021) perkembangan Covid-19 mengalami kenaikan kasus sebanyak 89 sehingga
total ada 7.640 kasus positif. Yang mana 6831 sudah dinyatakan sembuh, 344
isolasi mandiri, 67 isolasi di rumah sakit karena bergejala, dan 398 meninggal.
Ada
8 Kecamatan Zona Merah
“Adapun zona
merahnya ada di 8 Kecamatan (Blora, Jepon, Banjarejo, Ngawen, Kunduran,
Randublatung, Kedungtuban, Cepu). Zona oranye di Todanan, Tunjungan, Jiken,
Kradenan, dan Jati. Sedangkan zona kuning hanya ada di Bogorejo, Japah dan
Sambong,” ujar Edy Widayat.
Jika kondisi
seperti ini terus terjadi maka bukan tidak mungkin peta zonasi resiko penularan
kita akan berubah menjadi zona merah pada minggu depan.
"Kami mohon
kerjasamanya agar seluruh jajaran bisa terus mengetatkan 5M dan 3T,”
sambungnya.
Saat ini menurutnya
kluster yang terjaadi penularan masih pada kluster keluarga, dan hajatan.
Pihaknya juga menyampaikan bahwa proses vaksinasi terus dilakukan nakes hingga
ke desa-desa dengan menyasar kaum rentan seperti halnya lansia.
Turut hadir dalam kesempatan itu, Wakil Bupati Tri Yuli Setyowati, Kapolres, perwakilan Kodim 0721/Blora, Kejari, Kepala Kemenag, Sekda, para Direktur RSUD, dan OPD terkait lainnya. (Endah/KOM)
0 Comments
Post a Comment