INFOKU
- Kementerian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif membuat kajian tentang sekitar 25 persen dari
aparatur sipil negara (ASN) dapat melaksanakan kebijakan "Work From
Bali" atau bekerja dari Bali.
"Kajian kami
sekitar 25 persen Work From Bali," kata Direktur Pemasaran Pariwisata
Regional I Kemenparekraf Vinsensius Jemadu dalam konpers virtual mengenai Work
From Bali, Sabtu kemarin.
Menurut dia, untuk meningkatkan kinerja pergerakan wisatawan nasional maka yang paling mudah didorong adalah ASN, tetapi kemungkinan anggaran yang akan dialokasikan akan sangat besar.
Ia juga
mengemukakan bahwa program Work From Bali berada di bawah Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian dan Investasi sehingga perlu ada kebijakan yang
jelas mengenai kuotanya.
Dalam kajian yang
dilakukan pihaknya, disebutkan bahwa dengan sekitar 50 persen pegawai melakukan
Work From Home (WFH), maka jumlah tersebut bisa dibagi dua sehingga 25 persen
bisa Work From Bali.
Vinsensius
berpendapat bahwa terkait Work From Bali, pekerjaan yang rutin seperti
kesekretariatan atau rapat-rapat sebaiknya dikontrol dari Bali. Contohnya, bila
rapat dilakukan secara hibrida, untuk off line-nya dilakukan di Bali.
Ia juga
mengemukakan rekomendasi dari pihaknya adalah tidak membawa keluarga agar
protokol kesehatan juga dapat diawasi dengan lebih baik.
Sementara itu,
Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenko Marves Odo R.M.
Manuhutu menyatakan bahwa dengan kebijakan Work From Bali, pemerintah bertujuan
untuk membangun kepercayaan yang dimulai dari tujuh kementerian di bahwa
koordinasi Kemenko Marves.
Program tersebut,
lanjutnya, membutuhkan kolaborasi sebesar-besarnya dari berbagai pihak sehingga
pemberitaan dari berbagai media juga diharapkan bisa mendukung agar dapat
bangga dengan berlibur di lokasi wisata di Indonesia.
Kepala Dinas
Pariwisata Provinsi Bali I Putu Astawa mengemukakan Bali telah membangun
kepercayaan antara lain dengan melakukan sertifikasi secara luas kepada pelaku
usaha dan pegawai pariwisata untuk penanganan COVID-19.
Ketua Gabungan
Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, Ida Bagus Agung mengemukakan puluhan
hotel akan digunakan terkait program tersebut, sehingga lebih dari 500 UMKM
akan dilibatkan.
Direktur Operasi
dan Inovasi Bisnis Indonesia Tourism Development Coporation (ITDC) Arie
Prasetyo menyatakan Bali adalah ikon pariwisata Indonesia.
"Kami
mengelola kawasan Nusa Dua. Masyarakat yang ada di sekitar Nusa Dua juga
memprihatinkan karena 1,5 tahun terakhir mengalami pengurangan pendapatan
karena selama ini hidup dari sektor pariwisata," katanya.
Ia menambahkan bahwa kawasan Nusa Dua telah melaksanakan protokol kesehatan dengan ketat. (Tanti/IST)
0 Comments
Post a Comment