INFOKU, BLORA -
Komitmen Bupati H. Arief Rohman, S.IP, M.Si dengan Wakil Bupati Tri Yuli
Setyowati ST, MM, untuk membantu petani agar pasca panen bisa mendapatkan
keuntungan lebih baik terus diupayakan.
Salah satunya
dengan akan mengaktifkan kembali Sistem Resi Gudang (SRG) yang ada di Kecamatan
Kedungtuban.
Berkaitan itu, Bupati dan Wakil Bupati beserta OPD terkait bertolak ke Kabupaten Wonogiri guna studi banding atau kunjungan kerja terkait pengelolaan SRG, Kamis (1/4/2021),
Hal itu karena SRG
Wonogiri merupakan yang terbaik di Indonesia dan direkomendasikan oleh
Kementerian Perdagangan dalam hal serap gabah dan penjualan pasca panen.
Setibanya di
Wonogiri, Bupati Arief Rohman dan rombongan diterima langsung oleh Bupati Joko
Sutopo di Pendopo Komplek Kantor Bupati setempat, bersama Sekda, dan OPD
terkait dengan protokol kesehatan.
Bupati Blora menyampaikan
kehadirannya ke Wonogiri yang pertama untuk bersilaturahmi dan yang kedua ingin
belajar tentang pengelolaan SRG.
Dikatakan, dirinya
dan Pak Jekek (sapaan akrab Bupati Wonogiri) rapat dengan Wamendag dan Gubernur
di Semarang beberapa waktu lalu, disampaikan bahwa Wonogiri memiliki
pengelolaan SRG yang terbaik dengan membentuk Badan Usaha Milik Petani (BUMP).
Dimana salah satu
usahanya bisa menyediakan beras untuk pasokan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
"Oleh karena
itu kami ingin kedepan Blora bisa mengikuti kesuksesan Wonogiri," terang
Bupati Arief Rohman.
Menurut Bupati
Arief, saat ini permasalahan petani dan bantuan sosial terus menjadi momok yang
tak kunjung usai. Sehingga pihaknya ingin ada gebrakan baru. Apalagi SRG di
Wonogiri ini juga telah berhasil menyalurkan gabah petani untuk di ekspor
keluar negeri.
"Oleh sebab itu mohon bantuan dan arahannya tentang kiat kiat mengaktifkan SRG agar yang ada di Blora juga bisa sesukses Wonogiri. Tagline kita sudah sama, disini Go Nyawiji Sesarengan mBangun Wonogiri, sedangkan kami di Blora mengusung tagline Sesarengan mBangun Blora. Semoga suksesnya nanti juga sama," tambah Mas Arief, sapaan akrab Bupati Blora.
Dalam kesempatan
itu Bupati Wonogiri, Joko Sutopo mengapresiasi kedatangan Bupati Blora dan rombongan
atas kegigihannya untuk membangun sektor pertanian dengan SRG.
"Suatu
kehormatan bagi Wonogiri bisa menerima Pak Bupati Blora bersama rombongan.
Meskipun tetap prokes semoga tidak mengurangi semangat kita untuk bersama-sama
membangun daerah," ujar Joko Sutopo.
Pihaknya mengaku
bahwa sektor pertanian jika dibahas persoalannya tidak akan habis.
Adanya SRG di
Wonogiri ini menurutnya juga berkat kerjasama seluruh pihak yang konsisten dan
menggandeng para petani milenial yang terus semangat berinovasi.
Dikatakan, SRG
jangan hanya bisa menampung gabah, namun juga membina petani agar gabahnya
layak masuk. SRG kita dikelola para petani milenial yang tergabung dalam Badan
Usaha Milik Petani (BUMP) Pengayom Tani Sejagad.
"Sudah ribuan
petani yang dibina. Kami sangat terbuka monggo diskusi langsung dengan para
petani milenial kita, ini hadir disini ada Mas Guruh dan Mas Hanjar,"
lanjut Bupati Jekek, sapaan akrab Joko Sutopo.
Sedangkan untuk
BPNT, menurut Jekek kuncinya ada di data. Data selalu menjadi sumber permasalahan
dalam penyaluran bantuan.
"Perbaikan,
pengajuan validasi selalu dilakukan, namun data yang kembali ke daerah kadang
juga masih mental. Kita harus rutin melakukan perbaikan data ini sesering
mungkin. Sehingga data Wonogiri ini dinilai sebagai data hidup karena selalu
kita evaluasi. Kekompakan data ini harus dibangun," tambahnya.
Direktur BUMP
Pengayom Tani Sejagad , Guruh bersama rekannya, Hanjar Lukito Jati menjelaskan
bahwa BUMP yang ia pimpin mulai dipercaya mengelola SRG pada tahun 2017.
"Berkat
konsistensi, inovasi, dan dukungan regulasi dari pemerintah akhirnya kami
berhasil menjalankan SRG. Ketersediaan bahan baku gabah harus dipastikan dengan
membentuk petani binaan. Saat ini sudah ada lebih dari 1500 petani yang menjadi
binaan kami, baik petani organik maupun konvensional," jelas Guruh.
Dari seluruh petani
binaan tersebut, gabah diolah dalam SRG dengan menghasilkan beragam produk
mulai beras untuk kepentingan BPNT, beras ASN, hingga beras untuk kepentingan
ekspor.
"Ekspor kita
sudah mencapai Amerika, Eropa, Singapura, dan Malaysia. Monggo kalau mau lihat
langsung prosesnya dan regulasi apa yang harus disiapkan, kita siap
membantu," kata Guruh.
Acara dilanjutkan
dialog tanya jawab dan peninjauan langsung gudang SRG yang berada di Kecamatan
Selogiri.
Bupati Arief Rohman dan Wakil Bupati Tri Yuli Setyowati optimis apa yang ada di Wonogiri bisa dilaksanakan di Blora.
"Kita harus optimis,
setelah belajar di Wonogiri semoga SRG di Blora bisa segera kita hidupkan agar
petani bisa lebih sejahtera, bebas dari permainan harga tengkulak,"
harapnya. (Endah/KOM)
0 Comments
Post a Comment