INFOKU, BLORA -
Permasalahan pupuk masih menjadi isu hangat bagi masyarakat Blora, Jawa Tengah.
Sejumlah oknum penimbun pupuk telah ditangkap pihak kepolisian.
Pelaku asal Desa
Gabusan, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora, ditangkap karena diduga menimbun
ratusan sak pupuk bersubsidi.
Dia menjual pupuk melebihi harga yang telah ditetapkan pemerintah. Adanya hal tersebut menyebabkan kelangkaan pupuk di pasaran.
Kelangkaan pupuk
tersebut dirasakan Ketua DPRD Kabupaten Blora, HM Dasum.
"Iya, saya ini
tanam semangka 3 hektar cari pupuknya juga sulit," ucap HM Dasum di Gedung
DPRD Blora, Senin lalu.
Sebagai ketua DPRD,
ia telah memerintahkan kepada anggotanya untuk melakukan sidak ke sejumlah
distributor pupuk yang ada di wilayahnya.
Namun, sampai saat
ini dirinya belum diberitahu hasil sidak tersebut.
"Komisi B
sudah ada komunikasi. Saya belum ada laporan, tapi komisi B terkait dengan
pupuk sering memanggil (distributor). Kalau di gudang masih ada barangnya
tolonglah segera didistribusikan ke para yang membutuhkan," kata Dasum.
Selain melakukan
sidak ke sejumlah distributor, politisi PDI-P ini juga meminta agar data yang
tertera pada Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (E-RDKK)
diperbaiki.
Sebab, Dasum
mengakui di daerahnya ada sekitar 23 hektar tanah bengkok yang tidak didata
oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), sehingga kuota pupuk semakin berkurang.
"Ini saya
sendiri juga kesulitan pupuk, dan data dari E-RDKK ini memang perlu divalidkan
lagi, karena banyak lahan yang tidak dimasukkan dalam E-RDKK, padahal itu
ditanami tanaman pertanian," terangnya.
Ia juga
mengapresiasi langkah kepolisian yang terus menindak para oknum penimbun pupuk.
"Memang harus
tegas karena pupuk ini sekarang kuota diperkecil, ada pengurangan kuota.
Sedangkan, untuk petani ini sangat membutuhkan sekali, sehingga perlu adanya
ketegasan," pungkasnya. (Endah/ist)
0 Comments
Post a Comment