INFOKU, BLORA -
Sebanyak 38 sekolah di wilayah Kabupaten Blora direncanakan melakukan uji coba
pembelajaran tatap muka tahap I yang akan diselenggarakan selama dua minggu
yang akan dimulai pada 5-16 April 2021 mendatang. Uji coba akan diselenggarakan
dalam pengawasan ketat.
Keputusan itu diambil setelah menggelar rapat koordinasi persiapan penyelenggaraan belajar mengajar secara tatap muka bersama Bupati Blora, Arief Rohman yang dihadiri oleh Wakil Bupati, Sekda Blora, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Jawa Tengah Wilayah IV, Dewan Pendidikan Kabupaten Blora, MKKS, Kepala Kemenag, pelaksana tugas kepala Dinas Kesehatan, dan perwakilan seluruh kepala SD, SMP, SMA, hingga SMK.
"Setelah
mendengarkan seluruh masukan dari pemangku kepentingan, mulai dari Dinas
Pendidikan, perwakilan kepala sekolah, guru, hingga Dinas Kesehatan, akhirnya
disepakati memulai pertemuan pembelajaran tatap muka secara bertahap,"
kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blora, Hendi Purnomo saat ditemui di
ruang kerjanya, Selasa (23/03/2021).
Melalui hasil
kesepakatan tersebut, terang Hendi, kami mengirimkan surat izin kepada Gubernur
Jawa Tengah saya tanda tangani dan diketahui perwakilan pemangku kepentingan.
Terkait dengan
rencana uji coba pembelajaran tatap muka tahap I yang akan diselenggarakan
dimulai pada 5 April 2021 mendatang, Hendi mengaku pihaknya siap menggelar
sekolah tatap muka dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.
Setelah itu pada
19-23 April akan dilangsungkan evaluasi lanjutan guna menentukan kebijakan
lebih lanjut dari proses PTM.
"Setelah itu
pada 26 April sampai 7 Mei akan dilakukan perluasan uji coba tahap pertama
dengan menambah jumlah sekolah yang memberlakukan PTM dan pada 12 Juli hingga
September dilakukan pula perluasan uji coba tahap kedua dengan memperluas
cakupan sekolah dan standarisasi prokes di satuan pendidikan," imbuhnya.
"Kalau untuk
kesiapan, kami rasa sudah. Kami sudah dua kali menggelar sekolah percontohan
pembelajaran tatap muka secara bertahap, yakni Bulan September dan November
2020 lalu," terang Hendi.
Pada tahap pertama,
yakni September 2020 tercatat ada delapan sekolah, sedangkan November 2020 ada
tambahan 30 sekolah. Sehingga meningkat total menjadi 38 sekolah, baik SD
maupun SMP.
Apalagi, lanjut
Hendi, satuan pendidikan SMP banyak mengajukan izin. Persiapanya didasari
banyaknya orang tua yang sudah memberi izin dan itu mendekati 100 persen yang
kita rekap.
"Itu yang
terpenting," Tambah Hendi.
Menurutnya,
pembelajaran tatap muka nantinya tetap akan dilakukan pembatasan-pembatasan.
Seperti jumlah siswa dan jam pembelajaran.
"Perlu kami
jelaskan, jangan sampai salah persepsi. Bukan berarti tatap muka disini
dianggap full tatap muka. Artinya kita tetap mematuhi prokes. Jadi tatap muka
nantinya tetap kita batasi, baik jam belajar, jumlah siswa tiap kelas sesuai
prokes, " Tambahnya.(Endah)
0 Comments
Post a Comment