INFOKU, BLORA - Video harimau
atau macan (Panthera tigris) berjalan di antara pepohonan
disebutkan di Blora viral di media sosial.
Dalam teks unggahan video berdurasi 26 detik di Instagram itu disebutkan macan terekam kamera di hutan Jiken.
Di Jiken, Blora, memang terdapat hujan jati sehingga beredarnya video tersebut membuat netizen penasaran.
"Dapat kiriman video dari
#netizen ada harimau Jawa yang tertangkap kamera di sekitaran hutan Jiken," demikian teks unggahan tersebut.
Keterangan itu membuat banyak netizen percaya macan dalam video tersebut
berada di hutan Blora.
Ada yang menduga lokasi perekaman di Desa Ketringan, Jiken, masuk
wilayah KPH Cepu.
Ada pula yang menduga macan itu berada di wilayah Klopoduwur,
Banjarejo, masuk wilayah KPH Randublatung.
Memang secara karakteristik pohon yang ada di dalam video menyerupai
pohon jati.
Lazim diketahui, Blora memang terkenal dengan hutan jati.
Penelusuran
Awak media kemudian menelusuri lokasi perekaman dengan cara melakukan
tangkap layar pada video.
Kemudian dilakukan pencarian dari tangkapan layar tersebut menggunakan
aplikasi berbasis android search by image.
Hasilnya, video tersebut diunggah oleh akun youtube G media pada 14
Desember 2020.
Judulnya Cow attacked by tiger in #Telangana.
Di dalam video yang diunggah G media tampak persis seekor macan
berjalan di antara pepohonan.
Dalam video tersebut juga ditampilkan seekor sapi dengan leher terluka.
Dalam penelusuran lain, ditemukan pula situs telugu.news18.com.
Laman berbahasa Telugu ini memuat foto-foto macan yang berjalan di
antara pepohonan.
Dari hasil penerjemahan menggunakan bantuan Google Translate, rupanya macan
yang disebutkan terekam di Blora berada di hutan Mothugudem, Distrik Khammam,
Telangana, India.
Ketika dicek kembali ke akun Instagram tersebut, unggahan itu sudah
dihapus.
Di sisi lain, harimau jawa (Panthera tigris sondaica)
dinyatakan sudah punah sekitar tahun 1980-an.
Harimau ini adalah subspesies harimau yang hidup terbatas (endemik) di
Pulau Jawa.
Kepunahannya akibat perburuan dan perkembangan lahan pertanian yang
mengurangi habitat binatang ini secara drastis.
Dibandingkan dengan jenis-jenis harimau lain di Asia, harimau jawa
terhitung bertubuh kecil.
Namun harimau ini mempunyai ukuran tubuh yang lebih besar daripada harimau
bali dan kurang lebih sama besar dengan harimau sumatera.
Harimau jawa jantan mempunyai berat 100-140 kg sementara yang betina
berbobot lebih ringan, antara 75–115 kg.
Panjang kepala dan tubuh hewan jantan sekitar 200-245 cm; hewan betina
sedikit lebih kecil
Pada tahun 1990-an ada beberapa laporan tentang keberadaan hewan ini,
walaupun hal ini tidak bisa diverifikasi.
Meskipun demikian banyak laporan penampakan harimau jawa di hutan
Jateng dan Jatim.
Pada akhir tahun 1998 telah diadakan Seminar Nasional harimau jawa di
UC UGM yang berhasil menyepakati untuk dilakukan "peninjauan kembali"
atas klaim punahnya satwa ini.
Hal tersebut karena bukti-bukti temuan terbaru berupa jejak, guratan di
pohon, dan rambut, yang diindikasikan sebagai milik harimau jawa.
Secara mikroskopis, struktur morfologi rambut harimau jawa dapat
dibedakan dengan rambut macan tutul.
Oleh karena itu hingga sekarang masih dilakukan usaha pembuktian eksistensi satwa penyandang status punah ini. (Endah/ist)
0 Comments
Post a Comment