Ternyata Menurun Drastis Alokasi Pupuk Subsidi Blora Tahun 2021


INFOKU, BLORA Alokasi pupuk bersubsidi untuk Kabupaten Blora tahun 2021 mengalami penurunan drastis.

Misalnya untuk alokasi subsidi pupuk urea di Blora penurunan alokasi subsidi mencapai 14.773 ton dibanding dengan tahun sebelumnya.

Kepala Bidang Tanaman Pangan pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Blora, Lilik Setyawan mengatakan, pengajuan alokasi pupuk subsidi menjadi tanggung jawab pihaknya.

Pengajuan tersebut telah dilakukan sejak beberapa bulan yang lalu.

“Untuk Kabupaten Blora usulan (pengajuan kebutuhan pupuk subsidi) sudah di-close 28 November 2020,” ujar Lilik saat ditemui di kantornya di Jalan Blora-Cepu Kilometer 5, Jumat (22/1/2021).

Dalam usulan tersebut, kata Lilik, petani melalui kelompok tani mengalokasikan kebutuhan pupuk subsidi dengan dampingan penyuluh.

Usulan tersebut disusung dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).

Setelah semua usulan kebutuhan pupuk subsidi sekabupaten terkumpul, baru pihaknya menginput usulan tersebut ke dalam sistem elektronik (e-RDKK) Kementerian Pertanian (Kementan).

“Jadi sudah selesai semua (usulan) masuk ke sana (Kementan). Dari usulan itu Mentan mengeluarkan Permentan. Kalau yang 2021 itu Permentan Nomor 49 Tahun 2020. Isinya alokasi pupuk subsidi se-Indonesia per provinsi,” tandas Lilik.

Dari usulan tersebut, barulah keluar hasil bahwa alokasi pupuk bersubsidi untuk Kabupaten Blora mengalami penurunan drastis.

Misalnya saja untuk alokasi pupuk subsidi jenis urea pada 2021 ini hanya 41.677 ton.

Padahal jika dibandingkan dengan tahun 2020 alokasi urea bersubsidi untuk Kabupaten Blora mencapai 56.450 ton, artinya ada penurunan alokasi sebanyak 14.773 ton.

Menurut Lilik, untuk 2020 pihaknya megajukan usulan alokasi sekitar 62 ribu ton untuk urea subsidi di Blora namun hanya diamini oleh Kementan sebesar 56.450 ton.

Untuk usulan alokasi 2021, pihaknya mengajukan 41.691 ton yang disetujui sebanyak 41.677 ton.

Dari sini bisa dilihat, bahwa Dinas Pertanian Blora pun mengalami penurunan usulan alokasi.

Penurunan usulan alokasi pupuk bersubsidi, kata Lilik, lantaran secara sistem dari Kementan terdapat penurunan taksiran kebutuhan pupuk dalam satu hektare sawah.

Lilik mencontohkan, jika sebelumnya pihaknya bisa mengusulkan tiga kuintal urea subsidi untuk satu hektare lahan dalam sekali musim tanam, saat ini secara sistem Kementan mematok satu hektare dalam satu musim tanam hanya bisa mengusulkan satu kuintal urea.

“Di usulan itu bukan usulan petani, tetapi di e-RDKK dibuat sistem setiap kami mengajukan luas lahan berapa, itu langsung dapat dosis. Kementerian pertanian membuat aplikasi itu sudah di-lock.Jadi misal di Blora urea cuma dapat satu hektare satu kuintal per musim, biasanya kita mengajukan tiga kuintal. Lha ini di sistem sudah di-lock,” ujar Lilik.

Tidak hanya urea, alokasi pupuk subsidi jenis lainnya di Kabupaten Blora pada 2021 juga mengalami penurunan.

Misalnya pupuk SP36 pada 2020 alokasinya sebanyak 9.654 ton, pada 2021 menurun menjadi 7.001 ton.

Selanjutnya untuk pupuk Phonska alokasi subsidi pada 2020 sebanyak 39.168 ton pada 2021 alokasinya menjadi 32.848 ton.

Kemudian untuk pupuk subsidi organik granul pada 2020 alokasi Blora sebesar 17.900 ton, lantas pada 2021 menurun menjadi 8.351 ton.

Satu-satunya pupuk subsidi yang mengalami peningkatan alokasi dari tahun sebelumnya di Blora yakni jenis ZA.

Pada 2020 alokasi pupuk tersebut sebesar 10.600 ton, kemudian untuk 2021 mengalami peningkatan sebanyak 21.986 ton.(Endah/ist)


Post a Comment

0 Comments