INFOKU, BLORA -
Pagelaran seni Festival Bambangan Cakil 2020 di desa Pengkoljagong Kecamatan
Jati Kabupaten Blora, Jawa Tengah, tidak hanya merupakan wujud apresiasi dan
pelestarian seni budaya semata. Lebih dari itu, tarian Bambangan Cakil
menyimpan amanat dan pesan yang mendalam.
Seperti disampaikan tuan rumah Festival Bambangan Cakil 2020 yang juga Kepala Desa Pengkoljagong Kecamatan Jati Kabupaten Blora, Sugiyono. Dirinya mengungkapkan, dalam tarian ini tersirat pesan bahwa kebaikan akan selalu mengalahkan kejahatan.
“Tarian Bambangan
Cakil ditutup dengan adegan matinya Buto Cakil karena senjatanya sendiri.
Senjata makan tuan. Pesan ini sangat penting untuk kita cermati dan amalkan
dalam kehidupan kita,” ucapnya saat membuka acara hari kedua, Selasa
(22/12/2020).
Tari Bambangan
Cakil dibuka dengan adegan Arjuna atau Janaka yang tengah berjalan di tengah
hutan. Tak di sangka, ksatria berparas rupawan ini dicegat para raksasa yang
dipimpin seorang raksasa buruk rupa, Buto Cakil (Raksasa Cakil).
Tak ayal,
pertarungan pun tak terelakkan. Arjuna harus bertarung melawan para raksasa.
Sesekali, Arjuna terdesak namun selalu berhasil selamat dari serangan para
raksasa tersebut. Setelah bertarung cukup lama, Buto Cakil akhirnya mencabut
kerisnya.
“Justru saat itulah
titik baliknya. Karena kebringasannya, Cakil malah mati karena tertusuk
kerisnya sendiri,” jelas Kades Sugiyono.
Salah satu peserta
Festival Bambangan Cakil 2020, Komunitas Triloka Budaya dari Surakarta berhasil
menampilkan tarian ini secara maksimal. Penampilan ini cukup mengesankan,
pasalnya para penari dan pendamping merupakan para remaja berusia belasan
tahun.
“Untuk menari
Bambangan Cakil, kita latihan selama kurang lebih dua minggu. Ini merupakan
pengalaman kita tampil perdana di luar kota (luar Surakarta),” ujar pengurus
Komunitas Triloka Budaya, Inigo (17).
Festival Bambangan
Cakil 2020 akan terus berlangsung hingga 31 Desember mendatang. Festival ini
juga akan dimeriahkan dengan berbagai hiburan selingan seperti penampilan grup
musik Mubarock Band dan Bimo Band.
Di lokasi acara,
dipamerkan pula sejumlah lukisan dan karya pahat buatan para seniman Blora dan
luar Blora. Karya-karya ini dipajang di ruang pameran yang terletak di sebelah panggung
utama. Tak hanya itu, aneka jajanan dan produk UMKM lokal juga dijajakan di
stand-stand yang telah disediakan.
Selain menjadi
ajang seni tari, Festival Bambangan Cakil 2020 juga menjadi ajang pengenalan
berbagai produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang ada di Desa Pengkoljagong
Kecamatan Jati.
Salah satu produk
yang ditampilkan adalah Secang Celup buatan industri rumah tangga Wahyu Mustika
Sejahtera yang berlokasi di Dusun Temuireng Desa Pengkoljagong. Oleh
pembuatnya, produk ini diyakini memiliki manfaat yang baik untuk
kesehatan.
“Bermanfaat
mencegah penuaan dini, membantu pemulihan setelah melahirkan, dan bermanfaat
mengatasi perut kembung serta masuk angin,” jelas produsen Wedang Secang, Siti
Saptarini Kusumaningsih (46).
Menurut Kusuma,
Secang Celup dibuat dari bahan alami. Meski dikemas secara tradisional dan
manual, namun tetap higienis. Dirinya sengaja titip produk ini untuk dijajakan
dalam Festival Bambangan Cakil 2020 lantaran tingginya minat warga untuk
menyaksikan acara ini, baik secara langsung maupun melalui video streaming.
“Kami sebagai
pelaku UMKM merasa sangat terbantu telah dipromosikan dalam acara ini. Soalnya,
gak hanya penonton di lokasi yang tau produk kami, tapi juga para penonton yang
menyaksikan lewat Youtube,” katanya.
Sebagai informasi,
Secang atau Sepang (Caesalpinia sappan) merupakan tumbuhan suku perdu anggota
suku polong-polongan. Kulit kayu sepang merupakan bahan utama produk ini. Dalam
Secang Celup ini, terdapat pula bahan-bahan alami lainnya seperti Jahe dan
Sereh.
Selain Secang
Celup, sejumlah produk UMKM lainnya juga ikut ditampilkan. Diantaranya, Sate
Kelinci khas Randublatung, jajanan dan aneka minuman (unjukan) khas pedesaan
oleh kelompok PKK Pengkoljagong, juga Kerupuk Seblak non kolesterol.
“Sejak pembukaan kemarin, kerupuk seblak laku cukup banyak. Ini buatan saya sendiri mas. Non kolesterol, sehat, higienis,” ucap produsen Krupuk Seblak, Siti Aisyah (42).
Setiap harinya,
pentas Bambangan Cakil ditampilkan mulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB.
Setelah itu, lokasi acara yakni balai desa Pengkoljagong kembali disterilkan
dengan penyemprotan disinfektan untuk pencegahan penyebaran Covid-19.
Di sisi lain
semangat para seniman yang beradu karya di tengah situasi pandemi dalam
Festival Bambangan Cakil (FBC) 2020 patut diacungi jempol. Para seniman tetap
menjaga totalitas dalam berkesenian sekaligus konsisten menjalankan protokol
kesehatan.
Seperti yang
ditunjukkan para penari dari Polewali Mandar Sulawesi Barat. Mereka menempuh
jarak ribuan kilometer untuk mengikuti festival yang berlangsung di Desa
Pengkoljagong Kecamatan Jati Kabupaten Blora.
Rombongan Sulawesi
Barat tiba di lokasi acara, Balaidesa Pengkoljagong pada Selasa (22/12/2020)
sore. Segera, seluruh rombongan menjalani pemeriksaan temperatur tubuh kemudian
beristirahat dan membersihkan diri di lokasi transit yang telah disediakan
panitia.
Selepas mahgrib,
tim tari Sulawesi Barat mengikuti agenda ramah tamah bersama Kepala Desa
(Kades) Pengkoljagong di Pendopo Kridha Manggala Balaidesa Pengkoljagong dengan
tetap menjalankan 3M (mengenakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak).
Dalam sesi ramah
tamah tersebut, tuan rumah FBC dan delegasi tari Sulawesi Barat saling bertukar
cerita. Berbagai sajian khas pedesaan disajikan dalam ramah tamah tersebut,
disajikan pula produk UMKM Pengkoljagong seperti Wedang Secang kepada delegasi
tari tersebut.
“Ini sekaligus
menjadi ajang promosi UMKM buatan warga desa. Kita ingin mendongkrak
perekonomian warga melalui festival ini,” harap Kades Pengkoljagong, Sugiyono.
Tak hanya itu,
kedatangan para penari dari Sulawesi Barat juga disambut para seniman lukis
dari Blora. Para pelukis Blora membuat mural yang menggambarkan perjalanan para
seniman Sulawesi menuju Jawa dengan mengendarai kapal.
“Ini sambutan dan
ucapan selamat datang kami kepada delegasi tari dari Sulawesi Barat. Kita lukis
pada bidang tembok depan balaidesa,” terang seniman mural Blora, Mei Candra.
Perwakilan delegasi
tari dari Sulawesi Barat, Anddi Idham Jasin menilai FBC 2020 merupakan festival
yang luar biasa. Pihaknya berharap dengan mengikuti festival ini dapat menambah
pengalaman sekaligus belajar tarian Jawa.
“Ini event yang
luar biasa. Sekelas desa bisa membuat even yang berskala nasional. Ini juga
merupakan kesempatan bagi kami untuk belajar tarian khas Jawa, khususnya Jawa
Tengah,” ujarnya.
Dalam kesempatan
ini, Sulawesi Barat mengirim 9 tim tari. Terdiri atas 5 penari untuk kategori
umum dan 4 tim tari untuk kategori pelajar. Lima tim kategori umum meliputi
Sanggar Tie Tie, Sanggar Titie Mandar, dan Sanggar Seni Sipatuo Mammesa.
Kemudian, Sanggar Seni Sureq Mariri serta Sanggar Seni Sureq Salaka.
Sedangkan untuk kategori pelajar meliputi Sanggar Sulapa Appe, Sanggar Kalaki, Studio Tari 417, dan Sanggar Kala_Q Mandar. Studio Tari 417 tampil hari ini, Rabu (23/12) dengan tarian Bambangan Cakil. (Endah/ist/KOM)
0 Comments
Post a Comment