Klaster Baru SMK Negeri Jateng, Ratusan Siswa di Semarang Positif Covid-19


INFOKU, SEMARANG - Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Jawa Tengah di Semarang menjadi klaster baru penularan virus corona Covid-19.

Di SMK yang berlokasi di Jalan Brotojoyo Semarang Utara ini, setelah pemeriksaan swab secara bertahap, hasil keluar pada Jumat (4/12/2020) siang ini.Diketahui, ratusan siswa terpapar virus corona.

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah, Yulianto Prabowo, membenarkan hal tersebut.

Dia mengatakan penularan virus tersebut memunculkan klaster baru SMK Negeri Jateng.

Dari beberapa kali tes, ada 152 siswa yang dikonfirmasi positif corona.

Sehingga, total siswa positif menjadi 179 orang, lima di antaranya sudah sembuh.

"Iya betul," kata Yulianto ketika dihubungi, Jumat kemarin.

Kepastian itu setelah mereka menjalani pemeriksaan sampel lendir pada saluran pernapasan atau tes usap (swab).

Semua siswa yang terpapar covid merupakan berkategori orang tanpa gejala (OTG) atau asimtomatik.

Beberapa menjalani isolasi di Gedung Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Srondol Kota Semarang dan di kampus SMK.

"Semua OTG. Diisolasi di kampus SMK," jelasnya.

Berdasarkan informasi yang diterima, awalnya terdapat delapan siswa yang diketahui mengalami gejala terinfeksi Covid-19.

Semisal flu, batuk, demam, lidah mati rasa, dan hidung tidak bisa mencium.

Dari pemeriksaan swab yag dilakukan Dinas Kesehatan Jateng terhadap delapan siswa tersebut, lima di antaranya terkonfirmasi positif Covid-19.

Setelah itu, dinas terkait memeriksa 34 siswa lainnya, Dan hasilnya 22 siswa positif covid.

Berdasarkan laporan yang masuk ke DPRD Jateng, dengan tambahan 152 siswa positif, sehingga total menjadi 179 orang. Ada lima siswa yang sudah sembuh.

Sehingga, siswa yang masih menjalani isolasi mandiri atau menjadi kasus aktif ada 174 orang.

Sebelumnya, total ada sebanyak 223 siswa yang mengikuti uji coba menjelang pembelajaran tatap muka pada Januari 2021 besok.

"Berdasarkan laporan yang kami terima, kondisi sekolah sudah di-lockdown.

Siswa yang positif dan negatif dikarantina di sekolah di ruangan yang berbeda," kata Ketua DPRD Jawa Tengah, Bambang Kusriyanto.

Sekolah dengan sistem boarding school ini diminta hanya memulangkan siswa yang hasil swab-nya negatif, agar mencegah penularan lebih luas.

Ia juga meminta agar uji coba pembelajaran tatap muka tidak dilakukan terlebih dahulu.

Sebaiknya, baru bisa dilakukan ketika vaksin sudah dibagikan sehingga bisa memberikan keselamatan dan keamanan bagi siswa didik dan pengajar.

Kasus positif Covid-19 di Jateng beberapa waktu terakhir mengalami lonjakan yang sangat signifikan.

Ia meminta agar jajaran Pemprov Jawa Tengah lebih gencar dalam melakukan edukasi kepada masyarakat terkait protokol kesehatan.

Serta kampanye 3M, yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak.

“Edukasi soal protokol kesehatan harus lebih masif dilakukan agar masyarakat selalu menerapkan 3M itu dan menjadi budaya baru yang harus selalu mereka lakukan,” kata politikus PDI Perjuangan yang akrab disapa Krebo ini.

Sebagai kepala daerah, Gubernur Ganjar Pranowo diminta tidak kendor dalam melakukan upaya penerapan protokol kesehatan di seluruh wilayah Jawa Tengah.

Seluruh bupati dan wali kota juga diminta hal serupa.

Terpisah, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan, ketika diketahui ada siswa yang positif, uji coba pembelajaran tatap muka ditutup.

Sudah dua hari ini penutupan dilakukan menyusul adanya temuan kasus.

"Sudah kami tutup, dan saya suruh untuk tes semuanya. Kami minta untuk uji coba tutup semuanya, sudah dua hari ini," kata Ganjar.

Atas kejadian ini, dia juga meminta sekolah lain yang mengadakan uji coba untuk melakukan tes menyeluruh kepada peserta didik.

Sehingga bisa diketahui jika ada siswa yang merupakan penderita berkategori orang tanpa gejala (OTG).

Ganjar menuturkan penularan di sekolah kejuruan yang dikelola pemerintah provinsi ini berawal dari guru yang terpapar positif corona.

"Kemarin saya dilapori di SMK Jateng ada yang terpapar terus.Kemudian saya cek penularan dari mana, ternyata dari gurunya," jelas gubernur.

Kasus ini, lanjutnya, menjadi peringatan agar semua pihak tetap berhati- hati dan waspada terhadap penularan covid. Penerapan protokol kesehatan harus senantiasa dilakukan dimanapun.

Apalagi pemerintah merencanakan pembelajaran tatap muka yang akan dilakukan pada awal 2021.

Sekolah yang menerapkan sistem boarding school dengan pengawasan ketat seperti halnya SMK Negeri Jateng saja bisa kecolongan.

"Semua akan bergantung pada kondisi. Bayangkan sekolah yang sudah kami siapkan (untuk pembelajaran tatap muka), yang sudah berasrama, mereka tidak keluar, itu saja bisa tertular. (Penularan) itu ternyata dari orang yang keluar masuk," ujarnya.

Oleh karena itu, pihaknya harus berhati- hati dalam memutuskan dimulainya PTM di Jateng.

Ia juga meminta kerja sama semua pihak agar melakukan pencegahan penularan covid.

Tiga sekolah yang dikelola provinsi dengan sistem boarding school yakni SMK Negeri Jateng di Semarang, Pati, dan Purbalingga memang tengah mengadakan uji coba atau simulasi penerapan protokol kesehatan sekolah tatap muka di masa pandemi.

Tidak hanya tiga sekolah itu, sekolah boarding school lainnya yakni SMA Taruna Nusantara dan SMK Pradipta Dirgantara juga tengah melakukan uji coba.

"Begitu ada (yang terpapar) itu, saya minta langsung tutup.Memang anak-anak ini OTG (orang tanpa gejala) semua, tetapi kami tidak berani untuk kemudian meneruskan kalau nanti tidak ada evaluasinya," imbuhnya. (Tanti/ist)


Post a Comment

0 Comments