INFOKU, SEMARANG - Provinsi
Jawa Tengah menjadi juara umum penghargaan antikorupsi dari Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK). Pasalnya, Jateng menyabet empat penghargaan
sekaligus dalam upaya pengelolaan LHKPN dan pengendalian gratifikasi terbaik.
Penghargaan itu diberikan KPK kepada Jateng saat puncak peringatan Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) secara daring, Rabu (16/12). Hadir dalam acara itu, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, sejumlah menteri kabinet dan pimpinan lembaga serta kepala daerah.
Yang membanggakan, untuk kategori pemerintah daerah, juara 1 sampai 3
semuanya diraih Jawa Tengah. Dimana Kabupaten Boyolali menjadi juara pertama,
disusul Kabupaten Banyumas sebagai juara kedua Provinsi Jawa Tengah sebagai
juara ketiga. Sementara, satu lagi penghargaan diraih oleh DPRD Jateng sebagai
juara pertama kategori legislatif daerah.
"Tentu kami senang dan memberikan apresiasi pada pemerintah Kabupaten/Kota
juga teman-teman di Pemprov Jateng atas capaian ini. Ini membuktikan bahwa
pengelolaan LHKPN dan gratifikasi makin membaik," kata Ganjar.
Apalagi, dari lima finalis se Indonesia untuk kategori pemerintah daerah,
juara umumnya disabet Jawa Tengah, dengan Boyolali sebagai juara pertama,
disusul Banyumas sebagai juara kedua dan Pemprov Jateng sebagai juara ketiga.
"Artinya apa, sekarang unit pengelola gratifikasi di tingkat
Kabupaten/Kota makin membaik. Dan ini menurut saya menjadi satu indikasi bahwa
komitmen kepala daerah dan pemerintah daerah di Kabupaten/Kota Jateng juga
makin meningkat. Mudah-mudahan ini menjadi tren yang bagus dalam pencegahan
korupsi khususnya dalam pengelolaan gratifikasi," jelasnya.
Ganjar juga mengapresiasi capaian DPRD Jateng yang berhasil menjadi yang
terbaik kategori legislatif daerah. Menurutnya, ini sistem yang perlu selalu
dikawal agar kedepan menjadi lebih baik lagi.
"Mudah-mudahan level Kabupaten/Kota, DPRD nya meniru sistem yang ada
di DPRD Provinsi Jateng. Saya senang dan saya ucapkan selamat kepada
semuanya," pungkasnya.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo yang hadir dalam acara itu mengatakan
pentingnya menjaga integritas dan budaya malu korupsi. Untuk mewujudkan itu,
pendidikan antikorupsi harus ditanamkan sejak dini kepada seluruh elemen
masyarakat.
"Generasi-generasi antikorupsi harus terus dilahirkan agar masa depan
negara menjadi lebih baik," tegasnya.
Jokowi juga meminta semua lembaga pemerintahan untuk terus meningkatkan
transparansi, akuntabilitas dan menyederhanakan proses pelayanan pada
masyarakat. Hal itu penting dilakukan untuk meminimalisir tindak pidana
korupsi.
"Reformasi di sektor perijinan dan layanan publik merupakan upaya
untuk memperkecil ruang tindak pidana korupsi. Pemerintah berusaha keras
melakukan reformasi besar-besaran untuk itu, dengan memangkas prosedur yang
rumit, mekanisme disederhanakan dan didukung dengan penggunaan teknologi,"
pungkasnya.(Tanti/ist)
0 Comments
Post a Comment