DBD Landa Blora, 119 Warga Blora Terserang

 

INFOKU, BLORA - Demam Berdarah Dengue (DBD) di Blora hingga saat ini mencapai 119 kasus. Tersebar di 16 kecamatan. Kasus paling banyak ada di Kecamatan Blora dengan 20 kasus. Dari total jumlah itu, dua di antaranya meningal.

Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Blora Heny Indriyani, melalui Kasi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Sutik mengungkapkan, musim hujan sudah tiba. Kasus DBD juga mulai muncul. Saat ini sudah mencapai 119.

”Mulai ada genangan, pikiran masyarakat juga terpecah. Untuk itu, harus sama-sama waspada. DBD sama-sama mematikan. Belum ada obatnya. Seperti halnya korona,” ucapnya.

Menurutnya, ada 47 desa dari 295 kelurahan/desa menjadi daerah Endemis Kasus DBD. Tersebar di 16 puskesmas. Mulai dari Puskesmas Blora, Medang, Jepon, Tunjungan, Banjarejo, Ngawen, Japah, Todanan, Kunduran, Cepu, Ngroto, Jiken Randublatung, Doplang dan Kedungtuban.

”47 desa itu selama tiga tahun ada penderita DBD,” bebernya.

Untuk itu, pihaknya meminta kepada masyarakat untuk waspada DBD. Selain itu tetap patuh terhadap protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19. ”Sudah ada 119 kasus. Pasien meninggal dua orang dari kasus yang ada. Ada lima kecamatan tertinggi kasus DBD,” bebernya.

Mayoritas penderita DBD di bawah 15 tahun. Untuk menekan kasus DBD, jalan terbaik dengan Pembasmian Sarang Nyamuk (PSN) dan meningkatkan kegiatan promotif. Berupa sosialisasi untuk melaksanakan 3M.

”PSN memang sangat efektif untuk mencegah penyebaran DBD yang penularannya melalui nyamuk aedes aegypti itu. Dengan PSN, akan menyentuh atau memusnahkan hingga ke telur maupun jentik-jentik nyamuk,”jelasnya.

Berdasar data pada 2017 lalu, DBD di Blora ada 107 kasus dengan seorang meninggal. Lalu pada 2018 ada 373 kasus dengan enam pasien meninggal. Dan 2019 ada 265 kasus dengan jumlah meninggal ada enam orang. (Setyorini/Ist)


Post a Comment

0 Comments