INFOKU, BLORA -Dinas
Kesehatan Kabupaten Blora, Jawa Tengah menyatakan penderita demam berdarah
dengue (DBD) setiap tahun masih tinggi. Pada 2020 ini ada 119 penderita demam
berdarah, bahkan dua di antaranya meninggal dunia. Hal itu karena di Blora
masih banyak desa yang masuk daftar desa endemis.
"Tahun ini ada 47 desa masuk daftar desa endemis DBD,’’ kata Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Blora, Sutik, di Blora, Kemarin.
Semua desa yang
masuk daftar endemis itu tersebar di 13 kecamatan. Di Kecamatan Blora ada 13
desa, Kecamatan Jepon 3 desa, Tunjungan 4 desa, Banjarejo 5 desa, Ngawen 3
desa, Japah 1 desa, Kunduran 1 desa, Todanan 1 desa, Cepu 5 desa, Kedungtuban 2
desa, Jiken 3 desa, Randublatung 3 desa, dan Jati 2 desa.
"Desa yang
dinyatakan endemis itu karena selama tiga tahun berturut-turut selalu ada
penderita DBD,’’ jelas dia.
Menurut Sutik,
jumlah desa yang masuk daftar endemis ini akan ganti pada tahun depan. Sebab,
bisa saja tahun ini tidak ada.
Ia meminta
masyarakat berhati-hati karena saat ini sudah memasuki musim hujan, dan jumlah
nyamuk demam berdarah akan bertambah. Bahkan pada minggu terakhir November lalu
sudah mulai ada penderita baru.
"Seminggu ini
sudah meningkat lagi ada enam pasien di dua rumah sakit," terang
dia.
Untuk itu dalam
musim hujan ini masyarakat diingatkan untuk rajin membersihkan
genangan-genangan air sisa hujan. Karena nyamuk DBD suka berkembang biak
digenangan air yang bening.
"Maka kami
selalu mengingatkan 3M (mengubur, menutup dan mengubur)," ujar Sutik.
Dia juga minta
masyarakat mewaspadai adanya DBD, jangan hanya fokus pada virus corona.
"Karena DBD ini juga sama-sama virus yang mematikan dan belum ada
obatnya," tandas dia. (Endah/TGH)
0 Comments
Post a Comment