INFOKU, GROBOGAN - kepada Pjs Bupati
Grobogan Haerudin, Rabu (25/11/2020). Adapun inovasi yang dilakukan adalah
terkait pengelolaan pasca panen komoditas pertanian melalui sistem resi gudang
(SRG) milik Dinas Perindustrian dan Perdagangan Grobogan.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Grobogan Pradana Setyawan mengatakan, permasalahan saat panen raya adalah turunnya harga, banyaknya tengkulak dan spekulan yang memainkan harga pasar. Kemudian, berkurangnya stok pangan daerah karena habis dibeli tengkulak luar kota.
Terkait kondisi itulah, pihaknya menghadirkan SRG untuk
mengurai permasalahan tersebut. Meski demikian, dalam perkembangan dari tahun
2010-2017, SRG berjalan stagnan dan hanya sedikit petani yang memanfaatkannya.
Selanjutnya, dilakukan implementasi SRG yang disesuaikan
dengan kondisi riil di Kabupaten Grobogan dengan langkah inovasi yang
diterapkan. Yaitu, menerapkan tiga pilar dalam operasional (social, business,
education), merangkul investor untuk perkuatan modal serta melakukan branding
dan promosi.
Pihaknya juga mengusung motto SURGA PETANI yang merupakan
singkatan dari sistem untuk memperjuangkan harga komoditas petani.
Dijelaskan, fasilitasi pengangkutan, kemudahan uji mutu,
pengembangan pola kemitraan bayar saat panen atau ‘yarnen’ merupakan aksi dalam
inovasi sosial. Sedangkan produk beras SRIKANDI dan kemitraan dengan PT Mitra
Bumdes Nusantara adalah aksi dibidang business.
Sementara pemberdayaan petani, poktan, gapoktan maupun
koperasi adalah aksi dari pilar edukasi.
“Dengan inovasi ini, SRG Grobogan dijadikan tempat
pembelajaran dan banchmarking pengelolaan SRG se-Indonesia,” jelasnya pejabat
yang akrab disapa Danis itu.
Ia menambahkan, sampai saat ini, SRG Grobogan memiliki
stakehorders seperti perbankan, Bulog, Koperasi Mitra Bumdes Nusantara, Poktan,
Gapoktan, Penyuluh Pertanian dan Penyuluh SRG.
Sejauh ini, SRG tercatat telah mengedukasi 350 petani, 2 poktan, 2 gapoktan, 1 koperasi dan 7 kabupaten lain di Jateng. Yakni, Kabupaten Kebumen, Pemalang Pekalongan, Demak, Jepara, Rembang dan Blora.
“Penghargaan untuk SRG ini tentunya sangat membanggakan. Soalnya, tidak mudah untuk bisa masuk dalam top 45 inovasi pelayanan publik tersebut karena banyak aspek yang dinilai. Disisi lain, dengan penghargaan ini membuktikan kalau keberadaan SRG sudah memberikan kontribusi yang bagus pada masyarakat, khususnya petani,” katanya.(Budi)
0 Comments
Post a Comment