INFOKU, BLORA -
BMKG Semarang memperkirakan musim hujan pada Oktober 2020 hingga April 2021
akan lebih besa.
Perkiraan ini
mengacu pada hasil dari analisa dari potret data suhu permukaan laut di Pasifik
bahwa saat ini La-Nina sudah teraktifasi di Pasifik timur.
La-Nina sendiri adalah kebalikan dari El-Nino, jika pada saat El-Nino mengalami kekeringan hebat, maka pada fase La-Nina akan mengalami curah hujan yang jauh lebih tinggi dibanding kondisi normal.
Akibat ini BMKG
Semarang memprediksi berpotensi banjir, banjir bandang, angin puting beliung dan
longsor diprediksi bakal melanda Blora.
Seperti Blora Jumat
(6/11/2020) bencana
Angin-Puting-Beliung yang terjadi Hujan Lebat disertai angin kencang melanda
Desa Bangkleyan, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora.
Sebanyak 10 rumah rusat diterjang angin kencang.
“Sebayak
1 unit rumah rusak Berat, 2 unit rusak Sedang dan 7 unit rusak ringan, jadi
bencana ini total sebanyak 75 KK terkena
dampaknya,” kata Trimo salah satu warga yang dikonfirmasi INFOKU.
Atas
bencana tersebut kepedulian ditunjukan Umi Kulsum secara pribadi untuk
memberikan bantuan pada warga yang terkena bencana.
Dengan
berangkat Sendiri tanpa rombongan, Umi memberikan bantuan berupa paket sebako.
“Saya tergerak membantu mereka secara pribadi, tanpa embel-embel apapun,’ Kata Umi Kulsum.
Dirinya
sadar betul apa yang dirasakan rakyat yang terkena bencana, terlebih disaat
Pandemi covid 19 saat ini.
Sementara
Trimo salah satu warga Bangkleyan Kecamatan Jati yang dikonfirmasi mengatakan 75
paket bantuan sembako yang diberikan Umi Kulsum sangatlah tepat.
“Masyarakat
sangat senang atas bantuan yang diberikan bu Umi, mereka tidak nyangka ada yang
secepat itu memberikan bantuan.” ungkap Trimo.
Dia
berharap hal sama cepat dilakukan Pemerintah kabupaten Blora untuk sesegera
mungkin memberi bantuan kepada masyarakat yang terkena bencana.
Tidak
Ada Politik Dinasti Dalam Pilkada
Sementara 2 hari
sebelumnya, saat dimintai tanggapannya terkait politik dinasti selalu munculkan
dimasyarakat saat ini, Umi Kulsum menjawabnya dengan sederhana.
Umi Kulsum, Calon Bupati Blora yang diusung partai Nasdem, PPP dan Gerindra yang berpasangan dengan Cawabup Agus Sugiyanto, menanggapi tentang isu yang dikaitkan pihaknya mengenai politik dinasti.
Menurut sosok yang disapa Bu Kokok
itu, dalam demokrasi pemimpin dipilih oleh rakyat, sehingga tak ada istilah
politik dinasti.
Isu politik dinasti merebak menyusul
status Umi Kulsum sebagai istri Bupati Blora Djoko Nugroho.
Terlebih, sebelum Djoko Nugroho
menjabat, bupati Blora dua periode sebelumnya saudara kandung Djoko Nugroho,
yakni Basuki Widodo.
Kendati, di tengah perjalanannya,
Basuki meninggal. Dia digantikan wakilnya, Raden Mas Yudhi Sancoyo pada
2007-2010.
Umi Kulsum mengungkapkan, di era
demokrasi saat ini politik dinasti tidak berlaku.
”Karena sistem demokrasi dalam
pemilihan kepala daerah adalah dipilih oleh rakyat melalui mekanisme pemilu
secara jujur dan adil,” tutur Umi Kulsum.
Umi Kulsum menambahkan ada banyak
tahapan yang dilalui sebelum mencalonkan diri.
Dirinya pun mengikuti semua proses
tahapan yang diprogramkan oleh KPU Blora tersebut.
Pihaknya pun berharap isu mengenai
politik dinasti tidak menjadi kampanye hitam atau juga hoaks yang berkembang di
masyarakat.
”Nanti kan masyarakat yang
menentukan pilihan. Saya pikir kok tidak tepat kalau dikatakan dinasti,” tambah
Umi Kulsum yang berpasangan dengan Agus Sugiyanto di Pilkada Blora kali ini.
Wanita yang aktif diberbagai
Kehiatan masyarakat inipun menegaskan, pihaknya ingin menang dengan cara yang
elegan dan santun.
Sekaligus, mengedukasi masyarakat
agar tidak terjebak dengan sara dan hoaks. Selain itu, berkomitmen mewujudkan
masyarakat Blora yang mandiri, sejahtera, dan bermartabat.
”Infrastruktur menjadi yang utama.
Untuk membangun itu semua, dibutuhkan kondusivitas. Untuk itu kita ciptakan
kondisi yang aman sehingga bisa melanjutkan pembangunan,” tambah Umi Kulsum.(Endah/Setyorini/Agung)
0 Comments
Post a Comment