Lezatnya Ungker Blora, Sekarang lah Musimnya


INFOKU, BLORA Daun pohon jati yang bersemi di kawasan hutan, menjadi pertanda musim ungker atau entung (kepompong ulat daun jati) mulai tiba. Beberapa warga di sekitar hutan jati kembali berburu ungker untuk dijual dan dimasak sendiri.

Hanya saja, karena tidak serentak dan masih sulit diperoleh, harga kepompong dari ulat daun jati itu melambung tinggi.

Pemburu ungker harus teliti dan hati-hati di bawah tegakan pohon jati.

Di semak daun jati yang rontok dan kering, biasanya di situ dijumpai sejumlah ungker kemudian dikumpulkan. Meskipun hasil yang diperoleh saat ini tidak mencapai 1kg dalam sehari, tetapi menjadi kepuasan dan menambah pendapatan.

"Tidak sampai dapat 1 kilogram. Saat ini takarannya per gelas (1 ons) dibungkus daun jati. Saya jual Rp10.000/bungkus. Ungker ini baru ambil, bisa dimasak untuk lauk,” kata Sudarsih salah seorang penjual ungker asal Desa Sambongrejo, Kecamatan Sambong, Selasa (17/11/2020).

Ia bersama sejumlah kawannya berjualan di tepi jalan kawasan hutan jati Blora-Cepu. Hanya saja dia mengaku bahwa ungker yang dijual bukan dari hasil mencari langsung di kawasan hutan jati, melainkan dari para pemburu ungker. “Belum banyak, saya tidak lagi kuat ke hutan, jauh,  ini saya beli dari orang yang mencari. Harganya Rp125.000,00 per kg,” ucap dia.

Hal senada disampaikan oleh Sarti, penjual ungker lainnya. Meski sudah paruh baya ia rela kepanasan dan duduk di tepi jalan sambil menawarkan ungker kepada para peminat masakan yang tergolong ekstrem itu. “Sama saya juga beli, saya jual. Alhamdulillah selalu habis,” ucap dia.    

Beberapa pemburu ungker berangkat ke hutan pada pagi hari, kemudian menjelang sore hari, hasil buruannya dibungkus dengan daun jati dengan takaran gelas. Selanjutnya ditawarkan kepada para pengendara yang melewati jalan tersebut.     

Ungker berwarna cokelat dengan ukuran satu hingga dua sentimeter.  Beberapa warga sekitar hutan jati mencari ungker sambil mengembala ternak sapi di kawasan hutan.

Budiyanti, pencari ungker lainnya mengaku berdasarkan pengalaman, keberadaan ungker akan mudah diperoleh ketika terik matahari berselang seling dengan turunnya hujan.

Meski harganya masih tergolong tinggi, para penyuka ungker tetap rela merogoh uang untuk membeli. ”Sebenarnya mikir-mikir juga, harganya mahal. Tapi karena pingin masak ungker, ya tetap saya beli,” kata Sukoco, warga Blora saat membeli ungker di sebelah bruk Brosot Sambong.

Ungker adalah salah satu makanan khas masyarakat di Blora. Namun karena ungker hanya muncul saat pergantian musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya, masakan itupun tidak selalu tersedia setiap saat.

Musim ungker pun biasanya hanya berlangsung beberapa pekan. Tidak mengherankan jika penyuka masakan ungker akan memburu ungker saat musimnya tiba.

”Ungker digoreng, dioseng-oseng. Rasa ungker itu gurih dan lezat. Apalagi jika dimasak dengan menu yang pas, dijamin nambah terus,” kata Sumindar, salah seorang penyuka masakan ungker.

Namun bagi warga yang rentan alergi, lebih baik hindari makan ungker. Sebab, mengonsumsi ungker bisa menyebabkan gatal di sekujur tubuh. Gatal itu baru akan hilang jika dinetralisir dengan obat anti alergi. (Endah/TGH).

 


Nih salah satu makanan khas blora yaitu ungker(enthung daun jati) ini adanya pas musim semi daun jati..siapa mencoba suka.

Bahan-bahan

1/4 kg ungker

5 buah cabai setan

5 siung bawang putih

5 siung bawang merah

1 ruas jari lengkuas

2 buah tomat

Secukupnya daun kedondong

Secukupnya gula

Secukupnya garam

Secukupnya penyedap masakan

Secukupnya minyak goreng

Langkah

Cuci bersih ungker lalu rebus kurang lebih 10 menit tiriskan

Kupas, cuci dan potong cabai, tomat, bawang merah, bawang putih lalu tumis hingga harum masukan lengkuas daun kedondong dan ungkernya dan jgn lupa tambahkan garam gula penyedap masakannya ya bun..jgn lupa icip.. tumis hingga matang

Siap dihidangkan.


Post a Comment

0 Comments