INFOKU, BLORA - Jenis lebah Klanceng termasuk jenis
lebah penghasil madu murni yang prospektif dibudidayakan di Kabupaten Blora,
Jawa Tengah. Salah satunya dibudidayakan oleh Lilik Luktowati, warga Kelurahan
Kedungjenar, Kecamatan Blora.
“Saya menekuni budidaya lebah madu Klanceng, mulai awal Agustus 2020. Tapi sebelumnya saya sudah mengkonsumsi madu klanceng dari Kabupaten Gunung Kidul habis dua botol, setelah itu saya lepas semua obat yang pernah saya konsumsi selama 30 tahun lebih,” terang Lilik Lukitowati di Griya Lebah Klanceng Blora, Minggu (1/11/2020).
Kemudian, dirinya
mengembangkan dan membudidayakan sendiri karena prospek ke depan dinilai sangat
bagus dan dicari orang karena di toko belum banyak yang menjual bahkan belum
ada secara khusus.
“Jadi prospek
banget untuk warga Blora yang banyak sudah mengenal madu Klanceng untuk
dibudidayakan, diambil madunya dan tidak banyak biaya yang keluar,” kata dia.
Harga madu
Klanceng, di pasaran kurang lebih Rp600.000 per botol.
“Di sini saya punya
100 kendil (wadah dari tanah liat). Asumsinya, satu kendil, dalam tiga bulan
sekali itu ngunduhnya Rp300.000. Padalah saya beli Rp350.000 per kendil dari
Kabupaten Gunung Kidul. Sekarang, kalau saya punya 100 kendil dikalikan
Rp300.000 per tiga bulan sekali sudah Rp30 juta. Berarti dikalkulasi satu bulan
itu Rp10 juta. Nah siapa yang mau bayar kita yang sudah pensiun Rp10 juta,
tidak ada kan,” ungkapnya.
Dengan demikian,
lanjutnya, bisa masuk ke wirausaha lebah madu Klanceng. Harapannya, bisa
bermanfaat untuk sauara-saudara kita, tetangga, teman kita atau yang kena
masalah dengan sakit Covid-19 dan sebagainya.
“Ini rata-rata
sembuh. Yang sudah laporan ke saya itu ada 12 orang sembuh. Terutama yang satu
itu Bu Ana, istrinya almarhum dokter Heri Prasetyo. Itu juga minum madu
Klanceng ini habis dua botol dan sembuh. Bahkan bersaksi sembuh dari Covid-19
berkat mengkonsumsi madu Klanceng,” terangnya.
Dijelaskannya,
dalam satu wadah kendil bibit indukan, selama tiga bulan kalau makanannya cukup
sudah bisa dipanen, sudah mengusung Rp300.000 sendiri dari Rp100.000 madu,
Rp100.000 bee pollen dan Rp100.000 propholis.
“Kami ingin bentuk
kelompok se-Kabupaten Blora. Tapi kalau belum punya indukan nanti bisa
bergabung dengan kita. Karena kita ingin kelompok tani hutan lebah Klanceng,”
ucapnya.
Kalau bagus, ada
isinya serta ada anggaran, nantinya kita bisa mendapat kucuran dana pinjaman
lunak, yang bisa dibagikan sesama anggota.
“Tapi ya mohon
tepat waktu, karena dana pinjaman, sehingga nanti bisa diperluas lagi untuk
modal para petani lebah madu Klanceng,” ucap dia.
Untuk makanan,
Lilik menyebut sangat mudah, seperti menanam bayam, bunga kertas, bunga kocai,
kenikir dan bunga blimbing.
“Pokoknya
bunga-bungaan itu sangat disenangi. Khususnya ada bunga yang namanya air mata
pengantin, itu makanan pokok. Ini makananya murah sekali, bagaikan kita tidak
pernah keluar uang,” tambahnya.
Menurut dia,
peluang usaha budidaya madu Klanceng masih terbuka lebar, karena masih kekurangan
stok setiap bulannya. Selain itu, lebah Klanceng tidak menyengat sehingga aman
dikembangkan di lingkungan rumah.
"Untuk
perawatannya mudah, hanya hindari dari sinar matahari langsung, bisa meleleh
karena berasal dari getah pohon. Dan juga hindari hujan karena lembab,"
ucapnya.
Untuk memotivasi
warga yang berminat budidaya lebah madu Klanceng, pihaknya mendatangkan Sugeng
Aprianto, seorang pembudidaya lebah madu Klanceng yang sukses dari Dusun
Ngrandu, Desa Katongan, Kecamatan Nglipar, Gunungkidul, Yogyakarta.
“Saya sudah bersahabat
dengan Pak Sugeng, jadi beliau siap datang sewaktu-waktu jika diperlukan untuk
berbagi ilmu,” ucapnya.
Sementara itu, Ana,
istri almarhum dokter Heri Prasetyo yang meninggal karena Covid-19 mengaku luar
biasa akan manfaat madu lebah Klanceng. Ana mengaku terpapar Covid-19 karena
kontak erat dengan almarhum suaminya.
“Luar biasa, saya sudah pernah mencoba mengkonsumsi madu Klanceng ketika Covid-19, selama 20 hari. Membuat saya cepat sembuh dan sekarang saya sehat wal afiat bisa beraktivitas seperti sedia kala,” ucapnya. (Setyorini/TGH)
0 Comments
Post a Comment