INFOKU, GROBOGAN - Padamnya Api Abadi Mrapen di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten
Grobogan, Jawa Tengah berbuntut panjang. Polisi ikut turun tangan melakukan
penyelidikan.
Polisi memeriksa pihak dari sebuah minimarket yang
mengebor sumur tak jauh dari lokasi Api Abadi Mrapen. Pengeboran sumur itu
diduga menjadi pemicu Api Abadi Mrapen padam.
"Dua orang dari pihak minimarket tersebut sudah
kita panggil dan mintai keterangan," kata Kapolsek Godong Iptu Dariyanto,
Sabtu (3/10/2020).
Dariyanto menjelaskan, dari beberapa pihak yang dia panggil,
salah satunya ada dari pihak pemerintah desa. Dari keterangan pemdes, aktivitas
pengeboran pencarian air tersebut belum izin.
"Dari keterangan yang kita dapat. Pengeboran sumur air itu belum izin," ungkapnya.
Dariyanto mengungkapkan setidaknya sudah ada tujuh
orang yang telah dimintai keterangan. Dua orang dari pihak minimarket, satu
orang pemilik lahan, satu orang warga sekitar, dua orang pihak pengebor dan
satu orang dari pemerintah desa.
"Ini masih kita dalami, nanti kita juga
koordinasi terus dengan pihak ESDM. Apakah hal itu menjadi penyebab padamnya
Api Abadi Mrapen," tuturnya.
Diketahui, jarak antara lokasi Api Abadi Mrapen dengan
titik pengeboran sumur hanya berjarak sekitar 200 meter. Pengeboran pencarian
sumber air itu dilakukan pada tanggal 12 September.
Akibat dari pengeboran tersebut, air sempat menyembur
setinggi sekitar 50 meter.
Pantauan dilapangan,
dari lokasi titik pengeboran air terdengar suara gemuruh dari dalam tanah. Air
juga masih mengalir meski, lubang bekas pengeboran telah ditutup koral, batuan
balok dan semen.
Sementara itu, pejabat sementara (Pjs) Bupati Grobogan
Haerudin mengungkapkan, pada tahun 2010 Pemkab Grobogan pernah diingatkan oleh
salah satu kontraktor PT Pertamina terkait imbauan tidak melakukan pengeboran
lebih dari 30 meter di bawah tanah di dekat lokasi Api Abadi Mrapen.
"Tahun 2010 ada surat yang ditujukan ke Bupati
Grobogan saat itu. Inti surat itu yakni imbau untuk tidak melakukan pengeboran
di bawah 30 meter," kata Haerudin dalamketerangan pada pers.
Haerudin menjelaskan, imbau tidak melakukan aktivitas
pengeboran lebih dari 30 meter itu membentang dari wilayah Grobogan kota
membujur hingga Kecamatan Godong.
"Ternyata sudah ada imbauan semacam itu. Ini
suratnya saya minta untuk dicari kembali. Karena itu penting," kata
Haerudin yang juga Kepala Dinas Kesbangpol Provinsi Jawa Tengah.
Haerudin menambahkan, seiring berjalannya waktu, imbau
tersebut penting untuk selalu diingatkan kepada warga utamanya di sekitar
lokasi Api Abadi Mrapen.
"Informasi dari Kabupaten Grobogan hal itu sudah
pernah disosialisasikan kepada warga. Karena penting agar tidak terulang lagi
aktivitas pengeboran pencarian sumber air di dekat lokasi, seperti yang sudah
terjadi di dekat lokasi api abadi," jelasnya.
"Tadi saya juga sempat melihat peta geologi,
ternyata ke dalam lebih dari 30 meter dari permukaan tanah, berpotensi
ditemukan titik sumber gas. Ini kan berbahaya, harus ada giat lebih ke warga,
karena sudah ada warning," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, sudah sepekan Api Abadi Mrapen
padam. Padamnya kobaran api abadi yang berada di Desa Manggarmas, Kecamatan
Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah ini mengejutkan karena baru pertama
kali dalam sejarah.
"Sudah padam sepekan ini, dan belum menunjukkan
tanda-tanda nyala api," kata Kepala Desa Manggarmas, Achmad Mufid, Jumat
(2/10).
Mufid menjelaskan, Api Abadi Mrapen padam secara
bertahap. Awalnya, api terlihat meredup diperkirakan karena kandungan gas yang
keluar berkurang. Baru setelah itu, Api Adabi Mrapen padam total pada tanggal
25 September 2020.
Sementara itu, Kasi Energi Dinas Energi Sumber Daya
Mineral (ESDM) Wilayah Kendeng Selatan, Sinung Sugeng Arianto, mengatakan
pihaknya saat ini masih turun di lapangan melihat kondisi Api Abadi Mrapen yang
padam.
Menurutnya, dari pengecekan awal tidak tercium bau gas
yang keluar dari titik Api Abadi Mrapen. Artinya, pasokan gas yang keluar dari
alam saat ini terhenti.
"Kemarin, baru kita lakukan pengecekan awal.
Adapun dari pengecekan awal itu memang apinya padam karena tidak ada suplai
gasnya. Laporan yang kami terima, api padam sejak tanggal 25 September
lalu," kata Sinung saat dihubungi.
0 Comments
Post a Comment