Umi Kulsum “PKK Blora Harus Ambil Peran Pekan ASI Sedunia 2020”

INFOKU, BLORA – Sejarah Pekan Air Susu Ibu (ASI) Sedunia atau World Breastfeeding Week (WBW) yang diperingati setiap tanggal 1 hingga 7 Agustus, bermula dari forum World Alliance for Breastfeeding Action (WABA) yang digelar di markas United Nations Children’s Fund (UNICEF), di New York, Amerika Serikat, pada 1991.
Agenda ini diperingati secara serentak di berbagai belahan bumi. Misi peringatan Pekan ASI Sedunia adalah memperjuangkan pemenuhan hak anak atau bayi akan kebutuhan ASI hingga berusia 24 bulan atau lebih. Tujuan globalnya, demi mengoptimalkan kesehatan gizi dan kesehatan ibu beserta anak.
World Health Organization (WHO) bersama dengan American Academy of Pediatrics (AAP) mengajurkan agar bayi diberikan ASI eksklusif sejak lahir sampai berusia 4 hingga 6 bulan. Artinya selama periode tersebut, bayi yang hanya diberi ASI tanpa makanan pendamping lain.
Setelah 6 bulan, bayi sebaiknya tetap disusui sambil menerima makanan pendamping yang sesuai dan memadai hingga usia 2 tahun atau lebih. Kebiasaan seperti ini diharapkan bisa dicapai dengan menciptakan lingkungan, kesadaran, dan dukungan yang tepat kepada para ibu menyusui di seluruh dunia.
Dengan mengangkat tema “Support breastfeeding for a healthier planet” atau “Mendukung menyusui untuk planet yang lebih sehat”. Pekan ASI 2020 fokus pada dampak pemberian makan bayi pada lingkungan atau perubahan iklim dan keharusan untuk melindungi, mempromosikan dan mendukung pemberian ASI untuk kesehatan planet dan rakyatnya.
Tema ini selaras dengan area tematik 3 dalam kampanye WBW-SDG 2030 yang menyoroti hubungan antara menyusui dan perubahan lingkungan atau iklim.
World Alliance for Breastfeeding Action (WABA) atau Aliansi Dunia untuk Tindakan Menyusui menerapkan pendekatan rantai hangat untuk bekerjasama lintas sektor dan tingkat untuk mencapai tujuan bersama dengan kelompok-kelompok yang bekerja dalam masalah lingkungan. Bersama-sama, perlu ditekankan hubungan antara menyusui dan lingkungan.
PKK Blora
Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Blora sebagai mitra Pemerintah diharapkan dapat berperan aktif terutama untuk pengembangan gizi balita melalui pemberian ASI secara ekslusif.
Ketua TP PKK Kabupaten Blora, Hj. Umi Kulsum Djoko Nugroho mengemukakan, TP PKK memahami betul pentingnya ASI bagi kesehatan bayi, karena bayi yang tidak mendapatkan ASI yang memadai rentan terkena penyakit.
“Diperkirakan lebih dari satu juta anak meninggal tiap tahun karena penyakit diare, saluran nafas dan infeksi lainnya disebabkan mereka tidak disusui ibunya secara memadai,” ucap Umi Kulsum, Minggu (02/08/2020).
Istri Bupati Blora ini mengatakan pelaksana program penangulangan penyakit diare sejak lama mengakui bahwa menyusui adalah cara penanggulangan diare. Lewat ASI akan mencegah dehidrasi dan mempercepat penyembuhan bayi penderita diare.
Akan tetapi, kata Umi, sebagian besar ibu di banyak negara sudah memberikan makanan dan minuman tambahan bayinya yang belum berusia 6 bulan. Bahkan, banyak ibu yang berhenti memberikan ASI jauh sebelum anaknya berumur 2 tahun.
Umi Kulsum mengatakan, banyak alasan ibu-ibu tidak memberikan ASI eksklusif. Alasan yang sering terlontar adalah tidak yakin punya cukup ASI bagi bayinya.
Alasan lainnya adalah ibu bekerja diluar rumah dan tidak tahu bagaimana memberikan ASI sambil tetap bekerja.
“Padahal pemberian ASI eksklusif sangat berpengaruh pada kesehatan dan tumbuh kembang anak yang optimal. Untuk itu, pemberian ASI eksklusif adalah wajib dan merupakan hak anak untuk mendapatkan derajat kesehatan setinggi-tingginya,” jelasnya.
Umi Kulsum mengungkapkan tingginya angka kematian bayi di Kabupaten Blora, disebabkan karena Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) kurang dari 2,5 kg. Penyebab lainnya adalah bayi kurang gizi dan pneumonia. Untuk menurunkan angka kematian tersebut dilakukan intervensi program pemberian ASI eksklusif 0-6 bulan dan diteruskan sampai usia 2 tahun.
Untuk itu, pada pekan ASI sedunia ini beliau meminta kepada kader-kader PKK untuk berperan aktif serta meningkatkan dan mensukseskan cakupan ASI eksklusif di Kabupaten Blora. Ibu-ibu anggota PKK juga diharapkan dapat menjadi fasilitator yang dapat memberdayakan masyarakat melalui edukasi pemberian ASI eksklusif.
“Kaum ibu harus cerdas artinya betul-betul memahami bahwa memberikan ASI eksklusif itu hukumnya wajib bagi anak. ASI adalah hak anak, karena anak-anak inilah yang akan menjadi penerus kita, penerus bangsa ini untuk generasi Kabupaten Blora yang sehat dan cerdas,” pungkasnya.(Endah/Jay)