INFOKU,BLORA
– Dinas Peternakan dan Perikanan (Dinnakikan) Kabupaten Blora
rutin melakukan pemeriksaan hewan kurban menjelang Iduladha 1441 Hijriah.
Pemeriksaan
dilakukan kepada pengepul sapi, pedagang, kelompok ternak, peternak atau
masyarakat penyedia hewan kurban di wilayah setempat.
Kepala Bidang
Kesehatan Hewan Dinnakikan Kabupaten Blora drh Tejo Yuwono, mewakili Kepala
Dinnakikan Kabupaten Blora drh Gundala Wejasena, menjelaskan hingga saat ini
sudah melakukan pemeriksaan sebanyak 263 ekor sapi jantan dan 112 ekor kambing
jantan.
“Untuk tim
kabupaten sampai hari ini sudah mengecek dan melakukan pemeriksaan sapi jantan
263 ekor dan 112 kambing jantan,” terangnya di Blora, Rabu (28/7/2020).
Targetnya, kata
dia, semua sapi di 16 kecamatan dipantau oleh petugas kesehatan hewan di
kecamatan dengan melaporkan setiap hasil pemantuan.
Pemeriksaan secara
gratis ini sudah dimulai sebulan menjelang hari raya dan hampir tiap hari
dilakukan oleh Dinnakikan Blora.“Dimulai dari pengepul/pedagang sapi, baik itu
sapi yang akan di kirim ke luar daerah, di pasar hewan atau pesanan, ataupun di
masyarakat dan kelompok ternak,”ucapnya.
Menurutnya,
pemeriksaan fisik dimulai dari umur sudah dewasa yang bisa dilihat dari
pergantian gigi. Dari inspeksi eksternal dilihat dari kulit halus tanpa
penyakit kulit, dan lubang-lubang tubuh mulut dilihat gigi dan mulut tidak ada
luka/abses, mata cerah, telinga tidak ada luka atau parasit, anus bersih tidak
kotor karena diare, penis sehat atau bersih.
Kemudian
fisiologis, suhu diperiksa dengan termometer, gerak rumen pada abdomen dengan
auskultasi memakai stetoskop juga untuk pernapasan atau auskultasi paru
jantung.
Selanjutnya,
pemeriksaan postmortem atau sesudah disembelih dilihat daging dan jeroan
(bagian dalam tubuh). Kalau ada yang tidak sehat daging dan jeroan, termasuk
hepar atau hati, bila ada cacing akan langsung dicek dengan pisau lalu diiris,
llau diafkir atau dibuang. Juga bisa dilihat limpa, paru, jantung dan usus bila
ada yang tidak normal.
“Hal di atas bisa
menggambarkan kesehatan sapi selain dari bobot atau berat badan yang cukup.
Misal bobot sapi lebih dari 300 kg,” jelasnya.
Dikarenakan jumlah
petugas kesehatan hewan sedikit, maka Dinnakikan Blora bekerjasama dengan
Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) untuk melakukan pemeriksaan di tiap
kecamatan ataupun masjid yang memotong hewan ternak dengan membentuk tim.
“Jumlah dokter
hewan 12 dibantu 74 orang paramedis se kabupaten Blora. Di 16 Kecamatan kita
sudah bentuk tim penanganan di masa pandemi, terutama physical distancing,
pakai masker dan cuci tangan pakai sabun di setiap tempat pemotongan,” ujarnya.
Untuk saat ini,
Rumah Pemotongan Hewan (RPH) yang disediakan Dinnakikan Blora ada 2 tempat,
yakni di jalan Sumbawa, Blora dan satunya di kecamatam Cepu.
“Dari Dinas sudah
mengarahkan, sebaiknya pemotongan di RPH. Selain itu, Dinas juga sudah
membekali pelatihan kepada tim yang sudah ada di tiap kecamatan,” imbuhnya.
Dari hasil
pemeriksaan hewan, sejauh ini mayoritas hewan dalam keadaan
sehat.“Alhamdulillah semua sehat. Ada dua ekor hewan yang terkena penyakit
scabies dan sudah kita suntik obat,” ungkap Tejo.
Pihaknya berharap
setelah adanya pendampingan dihasilkan hewan yang sehat, sehingga masyarakat
aman untuk mengkonsumsi dagingnya. Dirinya juga meminta ke masyarakat untuk
tidak sungkan melaporkan ke Dinas, jika menemukan kendala atau berbagai
penyakit pada hewan ternak.
“Imbauan dinas
kepada masyarakat sebaiknya melakukan pemotongan di RPH dan berpedoman protokol
kesehatan pada masa pandemi Covid-19,” kata dia. (Setyorini/TGH).