INFOKU,BLORA - Bupati Bojonegoro Dr. Hj. Anna Muawanah,
menyatakan dukungan penuhnya terhadap rencana pembukaan penerbangan di Bandara
Ngloram Cepu, Kabupaten Blora. Dukungan itu disampaikan langsung Bupati Bojonegoro
kepada Bupati Blora, Djoko Nugroho dalam acara paparan Kepala Unit
Penyelenggara Bandara Dewadaru dan General Manager (GM) Service Lion Air Group,
semalam, Rabu (15/7/2020) di Hotel Ammi Cepu.
“Kami dari Pemkab Bojonegoro mendukung penuh
rencana pembukaan penerbangan di Bandara Ngloram. Adanya bandara yang dekat ini
memang sudah lama kami impikan. Bojonegoro jika harus ke Surabaya melalui jalan
darat memakan waktu 3 jam. Sedangkan ke Cepu mungkin hanya 30 menit, sehingga
aksesnya lebih dekat,” ungkap Dr. Hj. Anna Muawanah.
Keberadaan Bandara Ngloram menurut Bupati
Bojonegoro tidak hanya mendongkrak ekonomi Blora, namun juga Bojonegoro.
Apalagi saat ini produksi minyak nasional tertinggi ada di Blok Cepu
Bojonegoro.
“Kita harus optimis Pak Djoko (Bupati Blora),
Bandara ini pastinya nanti akan banyak dimanfaatkan. Apalagi jumlah penduduk
Blora, Bojonegoro dan daerah sekitarnya semakin banyak, otomatis butuh
akomodasi yang lebih cepat,” lanjut Bupati Bojonegoro.
Sebagai tahapan awal, Bupati Bojonegoro ini
mengajak Bupati Blora untuk bersama-sama meminta bantuan stakeholder terkait
yang dinilai memiliki potensi mobilitas tinggi bisa memesan (booking seat)
pesawat sebagai jaminan ketersediaan penumpang pesawat kepada maskapai
penerbangan.
“Mungkin nanti Pak Djoko bisa mewajibkan ASN nya
naik pesawat ketika akan ke Jakarta , begitu juga Pertamina EP 4, BPSDM
Migas,dan STEM Akamigas untuk booking seat. Saya nanti bagian yang Exxon Mobil,
dll,” pungkas Dr. Hj. Anna Muawanah.
Bupati Blora, Djoko Nugroho pun mengapresiasi
dan berterimakasih kepada Bupati Bojonegoro, Dr. Hj. Anna Muawanah yang telah
menyatakan dukungan penuhnya terhadap rencana pembukaan penerbangan di Bandara
Ngloram.
“Terimakasih Bu Anna yang sudah mendukung kami.
Kami akui, kita banyak belajar dari Bojonegoro. Selain dukungan terhadap
Bandara Ngloram ini, Bojonegoro saat ini juga sedang membangunkan jembatan di
Ngraho menuju Blora Selatan untuk membuka akses ekonomi di kedua wilayah yang
selama ini terisolir,” ucap Bupati Djoko Nugroho.
Selanjutnya Bupati Djoko Nugroho menegaskan
bahwa penerbangan di Bandara Ngloram harus bisa segera terwujud. Apalagi saat
ini GM Service Lion Air Group sudah berkenan hadir langsung ke Blora untuk
meninjau kondisi landasan bandara dan berminat untuk membuka penerbangan
perdana.
“Sudah banyak tahapan yang kita lalui. Lahan
yang sebelumnya aset Kementerian ESDM dibawah pengelolaan BPSDM Migas sudah
dihibahkan ke Kementerian Perhubungan agar bisa dibangun. Kementerian
Perhubungan juga sudah mengucurkan anggaran besar untuk pembangunannya, maka
tidak bisa tidak, penerbangan harus bisa terwujud di Bandara Ngloram,” tegas
Bupati.
Bupati Djoko Nugroho lantas meminta Sekda untuk
bisa menyusun rancangan kerjasama booking seat pesawat antara Pemkab dengan
Lion Air Group sebagai jaminan bahwa kedepan akan ada penumpang di awal
pembukaan penerbangan sembari mendorong minat pasar.
“Rencananya Kementerian Perhubungan akan membuka
penerbangan pertama 17 September nanti, apa itu tidak terlalu dekat. Terlebih
masih kondisi pandemi seperti ini. Pada prinsipnya kami mendukung,” pungkas
Bupati.
Kepala Unit Penyelenggara Bandara Dewadaru,
Ariadi Widiawan yang ditugasi Kemenhub untuk mengawal pembangunan Bandara
Ngloram membenarkan bahwa pihaknya berkeinginan penerbangan perdana dilakukan
17 September 2020 nanti setelah dilakukan perpanjangan runway (landasan) dari
1200 meter menjadi 1500 meter.
“Sedianya akan diperpanjang hingga 1600 meter,
namun karena pembebasan lahannya masih terkendala anggaran yang dialihkan untuk
pandemi Covid-19 oleh Pemprov Jateng. Sehingga kami sementara hanya bisa
melakukan perpanjangan hingga 1500 meter,” ucap Ariadi Widiawan.
Selain perpanjangan runway, menurutnya Kemenhub
di 2020 ini juga melaksanakan rekonstruksi dan pelebaran apron, pembangunan
gedung terminal sementara, pemasangan AFL dan melanjutkan pemasangan pagar
pengaman bandara.
“Sebenarnya ada 19 paket pekerjaan di 2020 ini,
namun karena masih pandemi sehingga hanya 5 paket itu tadi yang bisa berjalan.
Jika menunggu pandemi selesai, bisa sampai 2023 baru jadi semuanya. Itu terlalu
lama, sehingga kami buat terminal sementara dulu dan melobby Lion Air Group
untuk bisa membuka penerbangan di akhir 2020. Target kami 17 September nanti
bertepatan dengan Hari Perhubungan Nasional ada penerbangan perdana di Ngloram
sebagai kado untuk masyarakat Blora yang sudah lama memimpikan adanya bandara,”
terang Ariadi.
Pihaknya mengakui masih ada beberapa kekurangan
karena terminalnya pun masih sementara. Begitu juga jalan akses masuk bandara
masih jalan sementara yang kondisinya belum bagus. Namun setidaknya sudah bisa
untuk landing dan take off pesawat jenis ATR 72.
Terakhir, General Manager (GM) Lion Air Group,
Ari Azhari, menyatakan ketertarikannya membuka penerbangan di Bandara Ngloram.
Awalnya pihaknya ingin membawa pesawat boeing 737-800 untuk Ngloram, namun
karena landasannya nanti baru tersedia 1500 meter maka yang paling memungkinkan
adalah pesawat Wings Air ATR-72.
“Kami dari Lion Air Group ini membawahi Lion
Air, Batik Air, Wings Air, Malindo Air dll. Karena landasannya masih 1500 meter
maka yang cocok adanya Wings Air ATR-72 sebagai pesawat pengumpan penumpang
menuju Halim Perdana Kusuma Jakarta atau Surabaya. Setibanya di Jakarta bisa
langsung lanjut ke Palembang, Banjarmasin, Lampung dll, terhubung langsung.
Jadi ketika memegang tiket Cepu Blora-Jakarta secara otomatis akan terhubung
dengan jadwal penerbangan selanjutnya menuju kota lain,” ungkap Ari Azhari.
Menurutnya Bandara Ngloram di Cepu, Kabupaten
Blora ini memiliki potensi penerbangan yang besar. Terlebih ada industri migas
di sekitarnya, selain itu juga pusat pendidikan migas, kemudian Perhutani,
Exxon Mobil, Semen Indonesia dan lainnya.
“Dengan adanya penerbangan ke Cepu Blora dan
sekitarnya ini kami yakin pembangunan daerah bisa ikut terdongkrak. Setelah
kami hitung jarak tempuh dari Bandara Ngloram ke Halim Jakarta sekitar 1 jam 30
menit, dengan biaya operasional batas atasnya Rp 1,8 juta per penumpang.
Semakin banyak penumpang maka biaya operasionalnya bisa semakin kecil. Kami
mohon kerjasamanya dengan pimpinan daerah,” tambahnya.
Dalam
acara tersebut juga hadir perwakilan Pemkab Ngawi, Tuban, dan Rembang sebagai
daerah potensi pasar penumpang Bandara Ngloram Cepu, Kabupaten Blora.
Sebelumnya tim dari Kemenhub bersama GM Service Lion Air Group telah meninjau
langsung kondisi bandara bersama Wakil Bupati Blora, Arief Rohman. (Endah/KOM)
Baca model tabloid
Gambar Klik Kanan, pilih buka Link baru