Ganjar Geram, Solo disebut Zona Hitam - INFOKU 157

INFOKU, SEMARANG -Penyebutan Kota Solo sebagai zona hitam penyebaran Covid-19 membuat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo geram.
Pasalnya penyebutan Kota Solo sebagai zona hitam itu dianggapnya tidak berdasar.
Ganjar menilai penyebutan itu sengaja disampaikan oleh orang-orang yang tidak suka dengan Solo.
"Zona hitam ki jarene sopo to? (Zona hitam itu katanya siapa sih?) Yang ngomong siapa?
Mungkin pengamat atau lagi benci? Kok banyak yang bilang zona hitam. Mungkin yang hitam itu bajumu!" ujar Ganjar saat ditemui di kantornya, Semarang, Selasa (14/7/2020) saat ditemui beberapa jurnalis.

Sebelumnya, Kota Solo sempat disebut masuk zona hitam menyusul lonjakan kasus positif Covid-19.
Lonjakan itu terjadi menyusul ditemukannya 25 tenaga medis yang terpapar Covid-19 di RSUD dr. Moewardi Solo.
Para tenaga medis yang diketahui merupakan mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Sebelas Maret (UNS) itu sebagian besar orang tanpa gejala (OTG) dan telah menjalani karantina.
Ganjar menegaskan lonjakan kasus itu tidak lantas membuat Solo dikategorikan sebagai zona hitam penyebaran Covid-19.
"Kan sudah kita kontrol. Dari Moewardi dan UNS sudah kita lakukan 3T. Kok masih banyak yang bilang zona hitam?" ujarnya.
Sebagai informasi, kasus positif Covid-19 di Kota Solo mencapai 64 orang.
Dari jumlah itu, 22 pasien masih dirawat, 37 orang dinyatakan sembuh, dan 5 orang meninggal dunia.
Jumlah kasus di Solo ini lebih sedikit dibanding Kota Salatiga, yakni 92 kasus dengan perincian 19 pasien masih dirawat dan 73 orang sembuh.
Sedangkan kasus positif Covid-19 tertinggi di Jateng masih ditempati Kota Semarang saja yang belum disebut zona hitam.
Total kasus positif Covid-19 di Kota Semarang saat ini telah mencapai 2.565 orang.
Perinciannya, 847 orang masih menjalani perawatan, 1.457 orang dinyatakan sembuh, dan 261 orang meninggal dunia.
Setelah adanya penambahan kasus Covid-19 sebanyak 18 kasus dalam sehari pada Minggu (12/7/2020), Kota Solo disebut berstatus zona hitam.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Solo, Ahyani.
"Ini Solo sudah zona hitam," ucap Ahyani sebagaimana dikutip dari TribunSolo.com
Sebanyak 15 dari 18 kasus baru Covid-19 di Solo itu merupakan mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo. 
Mereka tengah menempuh pendidikan dokter spesalis di RS Moewardi Solo.
Sebelumnya, 25 mahasiswa PPDS telah dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19 dan kini tengah menjalami perawaran di RS UNS Sukoharjo.
Dengan tambahan 18 kasus baru tersebut, kini total kasus Corona di Solo sebanyak 63 kasus dengan perincian 37 sembuh, 22 rawat inap, 4 meninggal dunia.
Apa itu Zona Hitam
Solo kini disebut berstatus zona hitam, lalu apakah yang dimaksud dengan zona hitam tersebut?
Mengutip Kompas.com, Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menjelaskan, kondisi hitam bisa memiliki arti darurat.
"Sudah lebih dari zona bahaya yakni merah. Artinya penambahan kasusnya sudah tinggi, lebih dari 2.000-an biasanya," kata Dicky, Rabu (3/6/2020).
Dicky menerangkan, sebenarnya, warna yang terlihat seperti hitam pada peta Corona aslinya berwarna merah.
"Sebetulnya yang aslinya itu bukan warna hitam, aslinya warna merah. Jadi ketika angka kasus baru di atas 2.000-an, maka daerah itu akan berwarna merah. Jadi tampak seperti hitam," ucap dia.
Di Laman Covid19.go.id, Status Kota Solo Masih Zona Oranye
Saat diakses pada Senin (13/7/2020) pagi di laman covid19.go.id, status Kota Solo masih tertulis zona orange (risiko sedang).
Status tersebut merupakan status terakhir yang diupdate pada 5 Juli 2020 lalu. 
Sementara, dilaman Corona Pemprov Jateng, corona.jatengprov.go.id, data yang tertera juga belum diperbaharui dimana tertulis kasus Corona di Kota Solo sebanyak 40 kasus, dengan 4 kasus meninggal dan 10 orang dirawat.(Erfin/TRB)
Baca model tabloid 
Gambar Klik Kanan, pilih buka Link baru