INFOKU,
BLORA - Akhirnya
…Pasien Covid -19 yang lari dari Klinik Bhakti Padma, Kamis (04/06/2020) pagi
lalu, dan Jumat (05/06/2020) diketahui tengah berada di rumahnya, Desa Buloh,
Kecamatan Kunduran, diputuskan jalani isolasi mandiri.
Keputusan untuk jalani isolasi mandiri di rumah itu melalui mediasi yang
melibatkan sekitar 200 orang lebih. Dimana ikut memfasilitasi unsur
Forkopimcam, Ka Puskesmas Sonokidul (wakil DKK), satpol PP dan BPBD, Kades
Buloh, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, wakil RT semua Dukuhan, Jumat
(05/06/2020).
Kepala BPBD Blora,
Hadi Praseno, ketika dikonfirmasi menjelaskan, melalui mediasi itu dihasilkan
beberapa keputusan. Yang utamanya pasien tersebut menjalani isolasi mandiri di
rumah oleh keluarga.
Untuk menjalani
isolasi mandiri itu dengan berbagai syarat, yakni bersedia mengikuti protokol
kesehatan secara ketat. Selama isolasi mandiri, seluruh keluarga inti tidak
boleh keluar atau berinteraksi dengan orang lain.
Selain itu, lanjut
Hadi Praseno, selama isolasi mandiri masyarakat siap membantu kebutuhan pokok
secara gotong royong / swadaya. Juga akan diawasi oleh Puskesmas sonokidul,
Babinsa dan Babinkamtibmas Desa Buloh.
”Apabila dikemudian
hari pasien bersangkutan menunjukkan gejala klinis pasca SWAB / PCR siap untuk
dibawa kembali ke Rumah Sakit Rujukan,” pungkas Hadi Praseno.
Keputusan Rembug warga
Sementara itu
terpisa Kepala Desa Buloh, Joko Priyanto ketika dikonfirmasi membenarkan bahwa
pasien cocid yang sempat lari dari Klinik Padma kini sudah berada di rumah.
Dan melalui rembug
warga yang melibatkan sekitar 200 orang dari perwakilan RT dan masing-masing
Dukuh disepakati warganya itu dilakukan isolasi mandiri di rumah.
Dikatakan, pasien
tersebut adalah anak salah seorang perangkat desa sehingga dijamin kepatuhan
untuk melakukan protokol kesehatan saat menjalani isolasi mandiri.
Seperti
diberitakan, sudah ada titik terang, pasien Covid -19 yang lari dari Klinik
Bhakti Padma Kamis (04/06/2020) pagi lalu, kini diketahui tengah berada di
rumahnya di sebuah desa di wilayah Kecamatan Kunduran.
Kepala BPBD Blora,
Hadi Praseno juga menjelaskan, bahwa dirinya baru mendapat kabar 1 jam yang
lalu. Hingga saat ini pihaknya masih upayakan komunikasi dengan Dinkes dan
Forkopimcam dalam angka membawa kembali ke Klinik Bhakti Padma.
”Kami sedang
mengupayakan pasien tersebut untuk bisa kami bawa kembali ke Bhakti Padma,”
tambah Hadi.
Diberitakan sebelumnya, hingga Jumat (05/06/2020) pagi pukul 08.00 WIB
pasien Covid -19 yang lari dari Klinik Bhakti Padma Kamis (04/06/2020) pagi,
belum juga ditemukan. Pihak petugas gabungan dari Polres dan BPBD Blora masih
terus melacak pasien tersebut.
Plt Kepala Dinkes Blora, Lilik Hernanto ketika dikonfirmasi menjelaskan,
pasien tersebut masih dalam pencarian. ”Belum ketemu,” tandasnya Jumat
(05/06/2020) pagi.
Diberitakan sebelumnya, hingga Kamis (04/06/2020) pukul 14.50 WIB pihak petugas
gabungan dari Polres dan BPBD Blora masih terus melacak pasien Covid-19 yang
melarikan diri dari Klinik Bhakti Padma.
Kabar terakhir, yang bersangkutan terpantau titik koordinatnya ada di
seputaran Kelurahan Tempelan, Blora Kota. Petugas gabungan dari Polres dan BPBD
Blora yang bergerak mencari keberadaan pasien tersebut. .
Cukup membuat gempar memang, seorang pasien Covid -19 yang tengah menjalani
isolasi dan perawatan di Klinik Bhakti Padma, Desa Klopoduwur, Kecamatan
Banjarejo, Blora, melarikan diri, Kamis (04.06/2020) pagi. Pasien tersebut
adalah positif Covid-19 asal Kecamatan Kunduran dari Cluster Temboro.
Bosan
Penyebabnya
Lebih jauh dijelaskan Lilik Hernanto, bahwa pihaknya menyadari kemungkinan
ada rasa bosan dari pasien bersangkutan lantaran tidak sembuh-sembuh.
”Dan kondisi itu yang menjadi kendala. Karena pengobatan perlu waktu lama
sehingga butuh disiplin,” paparnya.
Salah satu kuncinya, lanjut Lilik, tidak boleh stres. Semakin stres semakin
lama pula mengobatinya. Dicontohkan, ada yang di swab 5 kali belum sembuh juga.
”Sehingga memang harus sabar. Sebaiknya harus dalam pengawasan tim medis.
Jika ingin mandiri perlu disiplin dari yang bersangkutan maupun keluarga dan
warga yang ada sekitar.”
Terpenting, warga harus memberi dukungan kepada pasien baik yang sudah
positif Swab maupun rapid. Jangan dikucilkan,
”kalau kita mendukung sosial, memberi semangat, akan menjadi obat. Kita
boleh takut tetapi tidak boleh berlebihan.” Ungkapnya.
Kembali ditandaskan, faktor kebosanan yang menyebabkan pasien lari dari
klinik.
”Harapannya pasien tersebut bisa segera ditemukan. Kalau ingin isolasi di
rumah perlu disiplin dari pasien maupun keluarga.” Tambahnya.
Lilik optimis optimis sejumlah santri Temboro bisa segera sembuh.
Karena karena usianya masih muda dan tidak mempunyai penyakit pemberat.
”Hingga saat ini suda ada 5 yang sembuh dan dua diantaranya dari Temboro.
Perlu kesabaran memang,” tandas Plt Kadinas Kesehatan ini.(Ag/UD)