INFOKU, BLORA - Wisata
alam bukit Kunci di desa Bangoan, Kecamatan Jiken, Kabupaten Blora, kembali
dibuka untuk umum dengan memberlakukan protokol kesehatan yang ketat dalam
tatanan normal baru.
Destinasi
wisata lokal yang dikelola pemuda (karang taruna) desa Bangoan itu sempat lock
down (penutupan sementara) selama tiga bulan untuk mengantisipasi penyebaran
Corona Virus Disease (Covid-19) bagi pengunjung dan warga sekitar.
Hanif Mas Adini,
salah seorang pengurus destinasi wisata bukit Kunci mengemukakan setelah
mendapatkan arahan dan simulasi dari Dinas Kepemudaan Olahraga Pariwisata dan
Kebudayaan (Dinporabudpar) Kabupaten Blora pihaknya kemudian melakukan
koordinasi dengan pemerintah desa Bangoan dan karang taruna sehingga lokasi
tersebut diperbolehkan dibuka kembali untuk umum.
“Tentu saja dengan
persiapan yang matang dan tata cara adaptasi kebiaasan baru mengikuti protokol
kesehatan,” ucapnya, di Bangoan, Jiken, Sabtu (27/6/2020).
Ia berharap, dengan
dibukanya kembali destinasi wisata bukit Kunci, pengunjung semakin ramai dengan
menaati protokol kesehatan.
“Jadi kita
berwisata secara aman dan nyaman,” kata dia.
Bukit Kunci, kata
dia, dibuka kembali mulai Jumat, (12/6/2020) setelah mendapatkan simulasi dari
Dinporabudpar Kabupaten Blora.
Hal senada disampaikan oleh Priyo, pengurus lainnya. Ia menyatakan setelah sempat vakum selama tiga bulan, kini pengurus menyambutnya dengan senang hati karena telah dibuka kembali.
Hal senada disampaikan oleh Priyo, pengurus lainnya. Ia menyatakan setelah sempat vakum selama tiga bulan, kini pengurus menyambutnya dengan senang hati karena telah dibuka kembali.
“Dengan senang
hati, karena selama tiga bulan itu sebenarnya sudah ada pengembangan wahana
wisata,” ungkapnya.
Namun, dalam
situasi new normal baru ini, kata dia, para pengunjung diharapkan tetap menaati
protokol kesehatan.
“Boleh membuka
masker saat foto di sejumlah spot yang disediakan. Tetapi setelah foto diminta
memakai maskernya,” terangnya.
Pengurus wahana
wisata bukit Kunci, lanjutnya, juga siap mengantisipasi dengan memberlakukan
sosial distancing, jaga jarak, ketika nantinya banyak pengunjung.
“Sebelum masuk
lokasi, para pengunjung kita cek suhu tubuhnya, kemudian kita minta untuk cuci
tangan,” jelasnya.
Selain itu, setiap
pagi atau sore hari dilakukan penyemprotan disinfektan pada sejumlah fasilitas
wisata bukit Kunci.
“Semua fasilitas
disemprot disinfektan,” kata dia.
Seperti diketahui
wisata lokal bukit Kunci berawal inspirasi dari sejumlah pemuda desa Bangoan di
salah satu lokasi yang lebih tinggi di wilayah desa setempat dengan menonjolkan
view alam yang menarik dan mempesona untuk mempromosikan potensi wisata desa.
Bagi pengunjung
tiket masuk relatif terjangkau, yakni Rp3.000,00/orang. Hasil dari tiket itu
digunakan untuk pemeliharaan dan jasa pengurus wahana wisata bukit Kunci.
Indah, salah
seorang pengunjung remaja asal Kecamatan Blora mengaku senang dengan dibukanya
kembali destinasi wisata bukit Kunci yang menurutnya damai dan alami serta
mempesona.
“Saya sudah
beberapa kali ke bukit Kunci untuk menikmati pesona alamnya. Suasananya damai,
jadi selalu rindu untuk datang kembali ke bukit Kunci. Sangat senang setelah
dibuka kembali,” ujarnya.
Pengunjung lainnya,
Aiz dari Kecamatan Jiken, mengatakan baru pertama kali datang ke bukit Kunci
dan senang dengan pemandangan serta fasilitasnya.
“Selama ini lihat
di media sosial, sekarang bisa datang langsung setelah dibuka kembali. Lain
kali akan datang lagi, saya akan ajak keluarga yang lain. Tetap patuh protokol
kesehatan,” ungkap dia.
Untuk menuju ke
bukit Kunci relatif mudah ditempuh dengan kendaraan sepeda motor atau sepeda
ontel. Dari pusat pemerintahan desa Bangoan, lokasi bukit Kunci lebih kurang
dua kilometer.
Juka cuaca cerah,
pada jam tertentu pengunjung bisa menyaksikan keindahan Gunung Lawu yang tampak
jelas dari jauh.
Kemudian, hamparan
hutan, pemukiman dan persawahan hijau yang ada di bawah lokasi bukit Kunci,
membuat mata memandang terkesima diterpa semilir angin yang membuat rindu dan
betah berada di bukit Kunci.
Di lokasi tersebut
juga dikembangkan tanaman secara hidroponik oleh pemuda desa Bangoan sehingga
menginspirasi para pengunjung khususnya para remaja. (Endah/KOM).