INFOKU,BLORA - Wakapolres
Blora Kompol M. Samdani, mewakili Kapolres Blora AKBP Ferry Irawan menyampaikan
berdasarkan perkembangan monitoring data Covid-19 Kabupaten Blora sampai dengan
Kamis (11/6/2020) pukul 11.09 Wib, Orang Tanpa Gejala (OTG) 646, proses
pemantauan 129 dan selesai pemantauan 516 dan meninggal 1 orang.
“Jumlah
Orang Dalam Pemantaun (ODP) 962, proses pemantauan 29, selesai pemantauan 928,
dan meninggal 5 orang,” ungkap Kompol M. Samdani dalam konferensi pers di media
center Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Blora, Jawa
Tengah, Kamis (11/6/2020).
Selanjutnya, Pasien
Dalam Pengawasan (PDP) 57, pengawasan 4, selesai pengawasan 36, meninggal 0
(menunggu hasil swab), meninggal 11 (PCR Negatif - Bukan Covid-19) meninggal 6.
Selesai pengawasan 36 (negatif).
“Rapid test reaktif
122 orang, dengan rincian reaktif rapid test OTG 93, ODP 25 dan PDP 4,”
ucapnya.
Kemudian kasus
terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 30 orang, 22 dirawat, sembuh 5 dan 2
orang meninggal dunia.
Sedangkan jumlah pemudik hingga pukul 21.00 WIB, Rabu (11/6/2020) berjumlah 36. 645 jiwa.
Sedangkan jumlah pemudik hingga pukul 21.00 WIB, Rabu (11/6/2020) berjumlah 36. 645 jiwa.
Menyikapi data
tersebut, Polres Blora mengajak warga masyarakat Blora untuk mendukung tatanan
normal baru (new normal) dalam mencegah Covid-19 di kabupaten Blora dengan
disiplin menerapkan protokol kesehatan.
“Yaitu tetap
membiasakan cuci tangan pakai sabun dengan air yang mengalir, jaga jarak,
hindari kerumunan masa, pakai masker. Kasihani kelurga yang ada di rumah,”
ajaknya.
Dirinya mengajak
semua warga masyarakat Blora baik yang ada di perantauan atau tinggal di
wilayah Blora untuk disiplin dan patuh protokol kesehatan serta berdoa memohon
kepada Tuhan agar Covid-19 segera berakhir.
Hadir dalam
konferensi pers Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Hariyanto
dan Direktur RSUD dr Seoprapto Cepu, dr Fatkhur Rokhim.
Kepala Dinas
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Hariyanto, menyampaikan bahwa
pelaksanaan Batuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) pada bulan pertama telah
terealisasi sebanyak 24.693 KK.
“Untuk uangnya,
sebesar Rp14.815.800.000,00. Untuk besaran per KK Rp600.000,00,” jelasnya.
Pencairan BLT DD
tahap II, lanjutnya, dimulai lagi pada Juni 2020. Sehingga dimohon kepada
kepala desa se kabupaten Blora, apabila ada keluarga miskin non DTKS yang pada
penyaluran tahap pertama belum didata, agar bisa diajukan dan didata kembali.
“Dan dibantu oleh
para relawan yang ada, baik pendamping desa, TKSK dan para Kadus atau pun yang
lain. Jangan lupa mempertimbangkan pagu kuota BLT DD di masing-masing-masing
desa. Setelah terkumpul, kemudian dimusdeskan di wilayah desa masing-masing,”
jelasnya.
Jangan lupa, kata
Hariyanto, dalam musdes khusus ini, melibatkan BPD, Lembaga Masyarakat Desa,
para pendamping dan perangkat desa lainnya termasuk RT serta RW.
Untuk transparansi
di desa diharapkan data keluarga penerima manfaat bisa diumumkan pada tempat
strategis yang ada di desa masing-masing.
“Bisa disampaikan
melalui pengeras suara di masjid atau mushola. Bisa ditempel di RT/RW atapun
tempat strategi seperti papan pengumuman di desa,” ucapnya.
Dikatakannya, saat
ini telah muncul Peraturan Menteri Keuangan (PMK) baru lagi yaitu PMK nomor
50/PMK 07/2020.
Untuk PMK yang baru
ini, di pasal 32 A di ayat kelima, untuk besaran dana desa, sebagaimana ayat
pertama, bahwa besaran BLT DD tahap pertama sebesar Rp600.000,00 sampai bulan
ketiga berikutnya. Kemudian Rp300.000,00 untuk bulan keempat sampai bulan
keenam per keluarga penerima manfaat (KPM).
Dalam rangka
pencegahan Covid-19 ini, menurut Hariyanto, di kabupaten Blora melalui program
bantuan sembako dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Blora telah
ditunjuk 26 BUMDES untuk ikut menyalurkan sembako.
“Mulai kemarin,
BUMDES yang ada di kecamatan Blora kota, sudah mulai menyalurkan,” kata dia.
Direktur RSUD dr Seoprapto
Cepu, dr Fatkhur Rokhim menyampaikkan sampai saat ini di rumah sakit setempat
masih merawat dua orang pasien di ruang isolasi flamboyan.
Keduanya adalah
kasus kebidanan. Yang satu adalah pasien lama yang telah dirawat satu minggu
yang hasil swab dinyatakan positif, tetapi karena sesuatu hal, maka belum
diijinkan pulang ke rumahnya.
“Pasien kedua sama
yakni kasus kebidanan, dimana hasil rapid test menunjukkan reaktif. Tentu saja
sebagaimana protokol kesehatan akan kami tidak lanjutkan dengan swab pusat
tenggorokan, untuk memastikan swab PCR nya positif atau negatif,” jelasnya.
Dengan demikian,
lanjutnya, secara komulatif sejak dibuka ruang isolasi kurang lebih minggu
terakhir bulan Maret 2020, sampai hari ini telah merawat 48 pasien di ruang
isolasi.
“Masing-masing ada
yang berstatus OPD, PDP dan positif Covid-19,” ucapnya.
Dari sekian kasus
itu ada beberapa yang meninggal dunia, namun meninggalnya bukan karena
Covid-19, melainkan penyakit penyerta.
Pihaknya mengimbau
bahwa semua pasien Covid-19 harus menaati protokol kesehatan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah, termasuk tata cara pemulasaraan dan pemakanan
jenazah pasien yang meninggal dunia.
“Bagi warga masyarakat
semuanya, mari kita patuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah,” imbaunya. (Endah/KOM)i