INFOKU,
BLORA -
Dinas Kesehatan Kabupaten Blora mengingatkan kepada warga masyarakat mendukung
program pemerintah dalam rangka memutus mata rantai persebaran Covid-19 di
wilayah setempat.
Demikian
hal itu disampaikan oleh Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan Penanggulangan Penyakit
dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman (P3PLP) Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK)
Blora Edy Sucipto, pada konferensi pers laporan dan informasi terkini
perkembangan dan situasi Covid-19 di media center Posko Gugus Tugas Percepatan
Penanganan Covid-19 Kabupaten Blora, Kamis (29/4/2020).
Kabid P3PLP DKK Edy
Sucipto, kembali mengingatkan dan menekankan terkait pemakaian masker bagi
warga masyarakat ketika berada di luar rumah.
“Terutama bagi
orang-orang yang reaktif atau positif. Karena seorang yang reaktif atau positif
dan tidak memakai masker bisa menularkan viris 70 persen kepada orang yang
sehat. Walaupun orang yang sehat itu pakai masker,” ungkapnya.
Akan tetapi jika
seorang yang reaktif atau positif itu pakai masker, kemudian ketemu dengan
orang sehat atau level 1, itu hanya bisa menularkan 1,5 persen.
Pihaknya juga
menyampaikan bawa mulai awal Ramadan, meskipun sudah ada imbauan dari Menteri
Dalam Negeri dan Majelis Ulama Indoensia (nomor 6 tahun 2020) yang mengimbau
melaksanakan salat tarawih secara mandiri dengan keluarga inti di rumah, namun
pada kenyataannya masih ada yang melakukannya berjamaah.
“Oleh karena itu
kami minta untuk dilaksanakan dengan protokoler penanggulangan Covid-19,”
terangnya.
Yang pertama,
sebelum tarawih hendaknya dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu dengan
termogun.
“Termasuk, kalau
ada pemudik, tetapi sudah jarang, ikut tarawih mohon dilakukan pemeriksaan di
masjid,” jelasnya.
Kemudian, di masjid
atau musola harus disediakan tempat cuci tangan. Tikar ataupun karpet harus
digulung dan disemprot disinfektan setiap hari.
“Jarak juga mohon
diperhatikan, dan sementara tidak usah melakukan jabatan tangan dahulu,”
terangnya.
Hal itu, mengingiat
kalau di level 1 bertemu langsung dengan seorang yang reaktif positif diprekdisikan
sudah ada dua sampai dengan empat yang menular.
“Kemudian level 2
ke level 1 sudah ada 4 sampai 10 orang yang menular. Jadi kita tinggal
mengalikan. Kalau orang pertama misalnya berjumlah 50, maka tinggal
mengalikan,” ungkapnya.
Oleh karena itu
kepada orang-orang yang telah dinyatakan reaktif positif agar dilakukan isolasi
mandiri.
“Saya sudah
mendengar dan mengapresiasi di beberapa desa sudah menyediakan tempat isolasi
mandiri, seperti di balai desa atau di sekolahan,” lanjutnya.
Tetapi, jika di
rumah sudah bisa untuk dilakukan isolasi, maka dianjurkan untuk melakukan
isolasi mandiri di rumah. (Endah/KOM).