INFOKU, BLORA – Menyusul peristiwa di “Kradenan”, Blora,
yakni 2 orang dari 50 santri yang mudik dari sebuah pesantren di Magetan, Jawa
Timur, positif hasil rapid test-nya, kejadian serupa juga terjadi di wilayah
Kecamatan Ngawen.
Sebanyak 3 orang santri dari tempat yang
sama mudik di Desa Bergolo, Kecamatan Ngawen, diketahui juga positif setelah di
rapid test. Belum diketahui pasti berapa yang mudik di desa tersebut.
Kepala Dinas
Kesehatan (Dinkes) Blora yang juga juru bicara Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten
Blora, Lilik Hernanto SKM MKes, ketika dikonfirmasi, membenarkan jika ada 3
santri yang mudik dari sebuah pesantren di Magetan, Jawa Timur, di Desa
Bergolo, Ngawen, setelah di rapid test hasilnya positif.
”Ya memang ada 3
santri yang baru mudik dari sebuah pesantren di Magetan Jawa Timur, di Bergolo,
Ngawen, setelah di rapid test positif,” jelas Lilik Hernanto.
Disinggung adanya
seorang PDP di Desa Jomblang, Kecamatan Jepon, yang dikabarkan meninggal di
salah satu rumah sakit Semarang, meninggal ? Menurut Lilik, PDP dari desa
Jomblang yang meninggal itu, sudah di swab saat dirawat di Rumah Sakit Wira
Tama, Semarang. Dan saat ini tinggal menunggu hasil lab PCR.
Di Kradenan
Diketahui, ada
perkembangan baru soal penyebaran Covid -19 di Blora. Yakni, ada tambahan dua
orang PDP di wilayah Kecamatan Kradenan, Blora. Menurut Lilik, dua PDP yang ada
di wilayah Kecamatan Kradenan tersebut adalah santri sebuah pondok dari
Magetan, Jawa Timur .
Dijelaskan,
sebenarnya ada 50 santri yang mudik di Blora, hanya saja setelah di rapites ada
dua santri yang positif. Dengan demikian, hingga saat ini, soal perkembangan
Covid -19 di Blora, 1 positip (meninggal dunia) dan 6 positif hasil rapitest.
Menurut Lilik,
perlu diketahui, rapitest belum merupakan diagnosa, masih perlu test laborat
lanjutan. Kembali diingatkan, jika di lingkungan kita ditemukan ada orang yang
masuk PDP, takut boleh. Yang tidak boleh adalah takut yang berlebihan, apalagi
sampai mendiskriminasi.
”Jangan mendiskriminasikan,
mereka bukan penjahat. Semua akan aman, manakala kita jaga jarak dan memakai
masker. Selain itu juga berpola hidup sehat,” tandas Lilik. (Endah/UD)Stabilitas Pangan Perlu Dijaga
INFOKU, BLORA - Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Blora Hj Reni Miharti, menyampaikan dalam menghadapi tanggap darurat pandemi Covid-19, pangan merupakan salah satu faktor utama yang perlu dijaga kestabilannya.
“Untuk
itu ketahanan pangan suatu daerah harus menjadi prioritas utama dalam situasi
darurat seperti sekarang ini,” terang Kepala DPKP Blora dalam konferensi pers
di media center Posko Gugus Tugas
Percepatan
Penanganan Covid-19 Kabupaten Blora, Kamis (23/4/2020).
Mengacu konsep
ketahanan pangan suatu daerah, menurut Kepala DPKP Blora, produksi pangan bukan
satu-satunya yang dijadikan perhatian, namun ketersediaan pangan secara umum
harus dipastikan tersedia cukup untuk dikonsumsi.
“Selain kemampuan
dan daya beli masyarakat terhadap pangan,” ucapnya.
Dijelaskannya,
tugas utama DPKP adalah memastikan produksi pangan cukup untuk memenuhi
kebutuhan pangan di Kabupaten Blora.
Dari sebelas bahan
pangan utama yang dipantau ketersediaan beras, jagung, cabai merah dan daging
sapi masih surplus.
Sementara
ketersediaan bawang merah, bawang putih, cabai rawit, daging ayam, telur ayam,
gula pasir dan minyak goreng saat ini masih minus.
“Produk pangan yang
minus akan didatangkan dari luar daerah, sehingga ketersediaannya selalu aman,”
terangnya.
Untuk gula pasir,
menurut Kepala DPKP Blora, PT Gendis Multi Manis (GMM) sudah mulai giling tebu
sejak tanggal 16 April 2020 sehingga gula pasir akan segera tercukupi.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Blora Hj Reni Miharti
Masih menurut
Kepala DPKP Blora, beberapa permasalahan yang muncul saat ini adalah harga
komoditas gula pasir.
“Harga di tingkat
pengecer saat ini Rp17.500/kg. Upaya yang dilakukan adalah stabilisasi harga
gula pasir,” ungkapnya.
Atas dorongan
Pemkab Blora, lanjutnya, PT. GMM telah berkomitmen untuk menurunkan harga gula
pasir sesuai dengan harga acuan pemerintah yaitu Rp12.500/kg sesuai dengan HET
mulai tanggal 21 April 2020.
Langkah yang sudah
dilakukan antara lain sudah memasok gula ke sebagian toko di kecamatan Todanan
yang terpantau harganya sudah turun menjadi Rp13.500/kg.
“Sedangkan di MD
Mall dan Luwes Supermarket, dijual dengan harga Rp12.500/kg. Namun dibatasi
pembelian maksimal sebanyak 3 kg,” urainya.
Harga komoditas
bawang merah di tingkat pengecar kisaran Rp40.000/kg. Harga itu relatif masih
cukup tinggi karena belum ada panen dan pasokan saat ini cenderung menurun.
Harga komoditas
daging ayam di tingkat produsen cukup rendah, yaitu Rp6.000 hingga Rp8.000/kg
berat hidup.
“Rendahnya harga
daging ayam tersebut berdampak pada turunnya konsumsi pakan ternak sehingga
serapan jagung dan pabrik pakan ternak menurun drastis,” ungkapnya.
Hal itu, kata Reni
Miharti, mengakibatkan harga jagung pipil kering di tingkat petani turun menjadi
Rp3.300/kg.
Kemudian harga
komoditas cabai merah di tingkat petani sangat rendah, yakni kisaran Rp4.000
sampai dengan Rp5.000/kg.
DPKP Blora, menurut
Reni Miharti, telah mengupayakan produksi komoditas pangan utama melalui
berbagai program pemerintah, baik berupa bantuan benih, penyediaan pupuk
bersubsidi dan kemudahan akses permodalan.
Dalam situasi
pandemi Covid-19, pihaknya mengajak kepada seluruh masyarakat dan para petani
di wilayah kabupaten Blora khususnya, untuk tetap produktif dan berupaya meningkatkan
produksi pertanian demi ketersediaan yang berkelanjutan di kabupaten Blora.
“Tentu saja dengan
memperhatikan protokol kesehatan,” tandasnya.
Pelaksanaan program
pekarangan pangan lestari dan pengembangan rumah pangan lestari di beberapa
desa, perlu dilaksanakan sebaik-baiknya oleh kelompok wanita tani penerima
kegiatan.
Hal ini dimaksudkan
untuk penyediaan sumber pangan, vitamin dan mineral di tingkat rumah tangga.
Selanjutnya
pemberdayaan lumbung pangan, dimana saat ini ada 21 unit lumbung pangan yang
sudah dibangun oleh pemerintah untuk menyimpan cadangan pangan sejumlah
4.481,77 ton gabah kering giling.
Berikutnya
melaksanakan program stabilisasi harga pangan melalui program pengembngan usaha
pangan masyarakat yang berbasis di Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di lima
desa di empat kecamatan di wilayah kabupaten Blora serta mengembangkan toko
tani yang saat ini sudah ada 20 unit yang tersebar di beberapa kecamatan dan
desa di kabupaten Blora.
Dijelaskan lebih
lanjut, bulan April 2020 adalah puncak dari panen padi di kabupaten Blora.
Tidak kurang dari 20.000 hektare yang dipanen.
“Kami mengimbau
kepada para petani agar menyimpan sebagian hasil panennya untuk persediaan
kebutuhan pangan di tingkat rumah tangga selama setahun kedepan,” tambahnya.
Selain itu, juga
diminta menyisihkan sebagian hasil panennya untuk membiayai usaha tani musim
tanam berikutnya.
“Disimpan dalam
bentuk produk pangan, baik gabah maupun jagung. Tidak disimpan dalam bentuk
uang,” tandasnya.
Dalam penanganan
Covid-19, menurut Reni Miharti, khususnya yang terkait dengan dampak ekonomi,
DPKP Blora merencanakan pengadaan cadangan pangan berupa beras, minyak goreng
dan gula pasir sebanyak 6.000 paket untuk warga masyarakat atau petani
terdampak Covid-19 khusunya di desa rawan pangan.
Selain itu, DPKP
Blora bekerjasama dengan Toko Tani Indonesia (TTI) akan melakukan bakti sosial
membagikan paket sembako sebanyak 250 paket untuk warga masyarakat yang
terdampak Covid-19 di sekitar lingkungan kantor DPKP Blora.
Dalam rangka
memperkuat ketahanan pangan keluarga dianjurkan agar setiap keluarga atau
petani memanfaatkan lahan yang ada baik pekarangan atau lahan marjinal untuk
memproduksi bahan pangan berupa sayur, buah dan umbi-umbian, ternak kecil dan
perikanan.
Menganjurkan
masyarakat kabupaten Blora, meningkatkan konsumsi sayur, umbi-umbian,
buah-buahan serta protein hewani dan mengurangi konsumsi beras dalam rangka
penganeka ragaman konsumsi pangan dan menjaga derajat kesehatan masyarakat. (Endah/KOM)