INFOKU,
BLORA - Dinas
Kesehatan Kabupaten Blora menginformasikan dan mengklarifikasi bahwa tidak
benar ada warga dari Jakarta yang mudik ke Japah, Kecamatan Japah yang
dikabarkan terpapar Covid-19 dan tidak bisa masuk rumah sakit Blora.
Hal itu
disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, Lilik
Hernanto, dalam konferensi pers laporan dan informasi terkini perkembangan dan
situasi Covid-19 di media center Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan
Covid-19 Kabupaten Blora, Kamis (16/4/2020).
“Seorang warga itu
dari Jakarta pulang ke Japah, panas, tapi diberitakan tersangka Covid-19 dan
tidak bisa masuk rumah sakit Blora.
Namun, setelah tim
epidemiologi melakukan penyelidikan ke lapangan, ke desa Japah, kita pastikan,
yang bersangkutan kita rapid test, ternyata hasilnya negatif Covid-19,” ungkap
Lilik Hernanto.
Ada kemungkinan,
lanjutnya, memang demam berdarah, sehingga yang bersangkutan mulai kemarin
sudah dirawat di RSUD dr R. Soetijono Blora.
Pihaknya juga
menepis adanya informasi beberapa tenaga medis baik dokter maupun perawat yang
terkonfirmasi positif Covid-19.
“Informasi itu
tidak benar. Memang saat ini ada tenaga dokter dan paramedis yang sedang
diisolasi di RSUD Blora dalam rangka kewaspadaan dini. Keduanya memang panas,
demam,” terangnya.
Karena, menurut
Lilik, semua tenaga medis yang berhubungan langsung dengan ODP atau PDP pasti
dia beresiko.
“Jadi ada satu
dokter, satu perawat. Dan sudah kita lakukan rapid test, dan hasilnya negatif.
Tetapi kita isolasi dan dipantau, karena kehati-hatian kita. Keduanya demam
saja. Secara laboratorium maupun foto rontgen, keduanya tidak mengarah ke
sana,” jelasnya.
Pihaknya mengakui
bahwa hasil kepastian dari rapid test tidak 100% tetapi 70%. Itu untuk
kewaspadaan dini.
Pada kesempatan itu
warga masyarakat dipesan untuk tidak mendiskriminasi, jangan takut dengan OPD
atau PDP, karena mereka pun tidak mau seperti itu.
“Jadi, jangan
dikucilkan. Mereka yang sudah dinyatakan untuk isolasi di rumah berarti aman,
jangan takut,” kata Lilik Hernanto.
Jika ada korban
meninggal karena Covid-19, menurut Lilik, warga masyarakat tidak perlu takut,
karena pemulasaraan jenazah sudah dilakukan sesuai dengan SOP yang ada.
“Secara teori,
virus itu akan mati mengikuti inangnya. Jadi kalau penderita meninggal, virus
itu pasti mati sekitar tujuh hingga sembilan. Oleh karena itu jangan takut
berlebihan, jangan menolak kalau seandainya ada yang meninggal. Semoga warga
Blora aman,” ungkapnya. (Endah/KOM)