INFOKU, SEMARANG - Proyek
strategis nasional Tol Semarang-Demak mulai dikerjakan sejak
awal Februari 2020.
Trase
awal dimulai dari wilayah Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Demak sepanjang 3
kilometer.
Yaitu,
bagian pengerjaan proyek Seksi II dari Sayung ke Demak.
PT
Pembangunan Perumahan (Persero) selaku konsorsium proyek bekerjasama dengan
beberapa perusahaan.
Gubernur
Jateng mengajak Dinas ESDM Jawa Tengah untuk berkoordinasi terkait sumber bahan
yang akan digunakan untuk proyek.
Kepala
ESDM Jawa Tengah Sujarwanto Dwiatmoko, mengatakan sudah menyodorkan beberapa
lokasi tambang berizin yang akan digunakan untuk proyek.
"Kalau
memang PT PP mencari lokasi quary (tambang) sendiri tidak masalah. Asalkan
bersumber dari quary yang berizin dan mengklarifikasinya kepada kami. Sehingga
terhindar dari sumber curian," kata Sujarwanto.
Dia
berharap, semua proyek di wilayah Jateng menggunakan bahan dari sumber tambang
yang berizin.
"Karena
pernah ada kasus di wilayah Kendal yang ternyata dokumennya palsu. Kalau sudah
begitu, baik pemberi maupun penerima bahan tambang pasti akan berurusan dengan
hukum," ucapnya.
PT PP
diharap mengkroscek dokumen yang dimiliki oleh pemegang izin quary. Bisa cek
dengan melakukan scan barcode di setiap dokumen izin tambang.
"Cukup
scan barcode di dokumen tersebut. Kalau memang benar memiliki izin pasti akan
keluar di website. Tapi jika ingin lebih mantap lagi bisa berkoordinasi dengan
kami di kantor," tambah dia.
PT PP
Semarang-Demak menggandeng anak perusahaannya PT PP Presisi Tbk untuk mencari
sumber bahan proyek. Ada 12 vendor ditunjuk untuk menyuplai bahan proyek.
PT PP
Presisi Tbk mengaku memiliki kriteria tersendiri untuk kualitas bahan tanah
urug yang digunakan pada proyek Tol Semarang-Demak.
Selama
ini, pihaknya menggunakan quary yang berasal dari Kabupaten Batang, Kabupaten
Kendal, dan Kabupaten Pati. Namun Tribun Jateng saat membuntuti dump truck
pengangkut tanah urug, ada vendor itu yang mengambil tambang di area Demak,
Jepara dan Semarang.
Dikonfirmasi,
Nicko, perwakilan dari PT PP Semarang-Demak, menjelaskan selama ini suplai
tanah untuk proyek Tol Semarang-Demak hanya berasal dari Batang,
Kendal, dan Pati.
Pilih
lokasi itu karena memiliki kualitas tanah yang sesuai. Sudah dilakukan survei
sebelumnya.
"Kami
sudah lakukan survei di lokasi quary yang ada di Demak, Semarang, dan Jepara.
Yang sesuai Jepara tapi kapasitasnya sedikit. Dalam waktu dekat akan kami
hentikan," tuturnya.
Ketika
disodorkan beberapa data yang Tribun Jateng dapatkan, dirinya tidak mengetahui
secara pasti mengapa daerah Demak dan Semarang masuk dalam daftar quary yang
menyuplai tanah.
Padahal
tanah di dua daerah tersebut tidak sesuai kriteria yang dikehendaki oleh
kontraktor.
"Saya
tidak tahu kalau itu. Nanti coba saya koordinasikan dengan PT PP Presisi Tbk
sebagai anak perusahaan yang bertugas mencari suplai tanah. Seharusnya tidak
ada, karena memang tanah di sana tidak sesuai," tegas dia. (Tanti/TRB)
Baca Model tabloid ....?
Gambar Klik KANAN pilih Open New Tab atau Buka Tautan Baru
Gambar Klik KANAN pilih Open New Tab atau Buka Tautan Baru