INFOKU,
BLORA -
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Blora, Jawa Tengah menyelenggarakan
pelatihan bagi petugas Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2020. Pelatihan
dilaksanakan dalam dua gelombang di ruang pertemuan Hotel Allium Cepu.
Kepala
BPS Blora, Drs. Heru Prasetyo dalam pembukaan pelatihan menjelaskan bahwa
menurut Presiden RI Joko Widodo, poin penting dalam memersiapkan SDM unggul di
Indonesia harus dilakukan sejak dini melalui penjaminan kesehatan ibu hamil,
kesehatan bayi, balita dan anak sekolah.
“Hal ini sejalan
dengan arah pencapaian target dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau
SDG’s,” kata Kepala BPS Blora Drs. Heru Prasetyo, di Cepu, Rabu (29/1/2020).
Oleh karena itu,
kata Kepala BPS Blora, Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) menjadi
sangat penting untuk perencanaan dan evaluasi program pembangunan nasional.
“Tercatat ada 11
sasaran makro pembangunan 2020-2024 mendasarkan pada data Susenas, 53 dari 136
indikator TPB dan 3 dari 4 target pembangunan nasional yakni kemiskinan, gini
rasio dan IPM menggantungkan data Susenas,” jelasnya.
Pelaksanaan
kegiatan Susenas diawali dengan pelatihan petugas lapangan di Hotel Allium Cepu
yang berlangsung dalam dua gelombang yakni Gelombang I, 29 Febbruari 2020
sampai dengan 1 Maret 2020. Kemudian dilanjutkan Gelombang II, tanggal 3 hingga
6 Maret 2020.
Pelatihan diikuti
oleh 69 peserta yang terdiri dari pegawai organic BPS Kab Blora dan para Mitra
statistik yang direkrut dari seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Blora.
“Pelatihan ini dilaksnakan
untuk membekali petugas dengan pemahaman persepsi yang sama tentang konsep
definisi, metodologi, tata cara pelaksanaan survei, SOP baku dan jadwal
pelaksanaan lapangan,” terangnya.
Diharapkan dengan
pelatihan seluruh petugas dapat menyerap ilmu yang diberikan oleh instruktur
nasional secara optimal.
“Selain dilatih
dengan teori teknis dengan diskusi di dalam kelas para peserta juga diberikan
kesempatan untuk pratek berwawancara dengan responden dalam agenda role
playing,” kata Kepala BPS Blora, Drs Heru Prasetyo.
Sehingga setelah
selesai mengikuti pelatihan, para petugas mempunyai bekal yang cukup untuk
melaksanakan tugasnya di lapangan.
“Pelaksanaan
Susenas ini akan berlangsung selama satu bulan mulai 1-31 Maret 2020 pada blok
sampel terpilih yang sudah ditetapkan dari pusat. Rumah tangga yang akan
didatangi sebanyak 770 rumah tangga,” jelasnya.
Setelah Susenas ini
selesai dilaksanakan, lanjutnya, dilaksanakan kegiatan survei dari kementrian
atau lembaga lain di luar BPS.
Menurutnya, ada
tiga survei lanjutan yang mendasarkan pada hasil update listing rumah tangga
dari Susenas, yakni : SSGI (Survei Status Gizi Indonesia), SKMI (Survei
Konsumsi Makanan Individu) dan SKMI (Survei Kualitas Air Minum) yang akan
dilakukan oleh Balitbangkes Kementrian Kesehatan.
Untuk petugas
diharapkan dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan SOP
yang telah digariskan, bersikap sopan, tidak melakukan moral hazard (penipuan
atas data yang diperoleh/keterangan palsu) dan menepati jadwal waktu yang telah
ditentukan sehingga data yang dihasilkan merupakan data yang berkualitas yang
nantinya akan menjadi sumbangsih yang berharga dari BPS untuk terwujudnya
kesejahteraan bagi masyarakat luas.
“Kemudian untuk
responden diharapkan masyarakat yang wilayahnya terkena sampel survei agar
dapat menerima kedatangan petugas kami dengan baik, memberikan jawaban yang
jujur apa adanya sesuai fakta yang ada,” tandasnya.
Karena survei ini
cukup kompleks dan rumit maka diminta kepada para warga masyarakat yang menjadi
responden untuk dapat meluangkan waktu secukupnya agar wawancara yang dilakukan
menghasilkan data yang lengkap, akurat, konsisten dan wajar.
Seluruh survei yang
dilakukan oleh BPS selalu mengedepankan azas rahasia, gratis alias tidak
dipungut biaya dan tidak ada kaitannya dengan pajak. (Endah/KOM)