"Paris Van Mblora"



INFOKU -  Tidak berlebihan jika "Taman Perumnas" yang berada di RW V, Kelurahan Karangjati, Blora Kota menjadi saksi sejarah bahwa promosi potensi Blora semakin dibomingkan di awal tahun 2020. Betapa tidak, di sela hiruk pikuk perayaan malam pergantian tahun 2019/2020, Selasa (31/12/2019) di tempat itu, bersamaan dengan peresmian taman, bak ikrar, warga setempat akan total ikut mendukung program dari pemerintah setempat untuk mempromosikan potensi Blora melalui tagline "Dolan Blora".
Bupati Blora, H.Djoko Nugroho yang hadir meresmikan taman, didaulat untuk membubuhkan tanda tangan di kaos seragam yang bertuliskan "Paris Van Mblora" yang dikenakan Ketua RW setempat, Bukit Efendi. Tidak main-main, peristiwa bersejarah itu disaksikan warga setempat dan sedikitnya lima 5 kepala OPD di Blora, termasuk anggota DPRD JawTengah, Yoyok yang putra dari Bupati Djoko Nugroho.

   Bupati Bora, H.Djoko Nugroho membubuhkan tanda tangan di kaos bertuliskan "Paris Van Mblora" yang dikenakan Ketua RW setempat, Bukit Efendi, beberapa jam menjelang malam pergantian tahun 2019/2020. 
   Selaku ketua RW, Bukit Efendi yang selama ini terkenal dengan julukan Prof. Mahattir Mohamad (MM) Perumnas, mewakili warga Perumnas Karangjati, menyatakan, sebuah kehormatan yang luar biasa, di tengah-tengah padatnya acara menyambut malam pergantian tahun, Pak Kokok, panggilan akrab Bupati Djoko Nugroho, menyempatkan waktu untuk meresmikan "Taman Perumnas".
''Jujur kedatangan Pak Bupati ke Perumnas mampu memberi motivasi warga Perumnas menjadi guyup rukun dan tumbuhnya semangat gotong royong dalam mempercantik. Hal itu dibuktikan para ibu-ibu di setiap RT dengan suka rela membantu bibit tanaman untuk ditanam di "Taman Perumnas". Sementara untuk bapak-bapak kerja bakti membersihkan lingkungan dan memasang umbul,'' ungkap Bukit Efendi.
Sekedar diketahui, "Taman Perumnas" terwujud berkat bantuan dari Bupati Blora, yakni di tahun 2019 Perumnas mendapat bantuan kegiatan pembangunan melalui APBD sebesar Rp 800 juta.
Taman yang sudah terwujud itu merupakan bagian tak terpisahkan dari Masjid Nurul Falah di Perumnas, salah satu masjid di Blora yang mempunyai taman paling luas dan bersejarah.  Dari catatan, di masjid tersebut setiap Hari Raya Idul Korban mampu menyembelih sapi minimal 11 ekor sapi, bahkan pernah mencapai 19 ekor.
Paris Van Blora
Paris Van Blora sebagai penggambaran di Blora ada Paris, belakangan ini semakin populer. Paris dimaksud bukannya ibukota Perancis, melainkan merupakan akronim yang mempunyai makna cukup dalam. P, dimaksudkan pariwisata di Blora cukup bervariasi, obyek wisatanya keren, unik, alami dan monumental.
Ada hampir lebih 27 obyek wisata yang bisa direkomendasi untuk bisa dikunjungi oleh wisatawan. Sebut saja Gua Terawang, Waduk Greneng, Waduk Tempuran yang ada kampung Bluron dan kampung Gojekan. Loko wisata Cepu, Taman Sarbini, Monumen hutan jati alam Blora, Taman Budaya dan Seni Tirtonadi.
Termasuk Jati Denok, yakni pohon jati tertua yang umurnya hampir 400 tahun dan terbesar di Indonesia. Ada kampung konservasi Kelor Blora di Desa Ngawen Ombo, Kecamatan Kunduran dimana sering didatangi tamu dari berbagai negara baik dari asia, Afrika, Amerika dan Eropa. tempat memperoleh resep sehat dan awet muda.
Makna huruf A, adalah potensi agribisnis di Kabupaten Blora ternyata memiliki sejumlah keunggulan. Sebut saja jagung, empon-empon, sapi potong di mana di Blora populasinya terbesar di Jawa Tengah sehingga Blora dijuluki gudangnya Sapi. Belum lagi potensi kayu jati yang berkualitas terbaik di Indonesia.
Huruf R dari Kata Paris, dimaknai sebagai ramah tamah masyarakat Blora dalam setiap menyambut tamu. Hal itu dimungkinkan karena pengaruh kedewasaan dan keyakinan bahwa tamu itu rejeki serta pengaruh ajaran Samin yang mengatakan setiap tamu dianggap sedulur sendiri.

Makna huruf I, diartikan inovasi pembangunan dalam penataan daerah dan wajah Kota, selama dipimpin Bupati Kokok, Blora tampak semakin dinamis dan menawan. Dari sisi gedung perkantoran, ada gedung baru yang tampilannya milenial, sebut saja Gedung Konco Tani atau Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Gedung Kantor Keuangan.
Untuk makna huruf S, seni Barongan merupakan kesenian yang merakyat dan sangat digemari masyarakat Blora terutama masyarakat pedesaan. Terbukti hampir setiap desa pasti ada group Seni Barong, sehingga tidak berlebihan jika Blora dijuluki sebagai Kota Barongan. Dalam Seni Barongan sendiri, tercermin sifat- sifat kerakyatan masyarakat blora yang spontanitas, kekeluargaan, kesederhanaan, kompak dan keberanian.
Huruf S juga bisa dimaknai Sate. Sate Blora merupakan kuliner favorit dan memiliki rasa khas. Banyak orang dari luar Blora saat berkunjung, jika belum makan sate khas Blora rasanya kurang sempurna. (Endah/SM)