Jokowi-Ganjar Buyarkan Ambisi
Politik Anies
Penulis Drs Ec Agung
Budi Rustanto – Pimpinan Redaksi tabloid INFOKU – diolah dari 7 sumber berbeda)
Memang diakui oleh
berbagai pengamat politik bahwa nama Anies masih masuk ke dalam daftar kandidat
potensial untuk jadi capres di 2024.
Namun ada beberapa hal yang akan mengganjal laju gerak Anies untuk
mewujudkan ambisi terbesarnya itu. Yakni adanya jeda waktu sekitar 2 tahun,
antara berakhirnya masa jabatan Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta dan tahun
Pemilu serentak.
Jabatan Anies akan berakhir pada tahun 2022. Sedangkan
berdasarkan UU nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada menegaskan bahwa 2020 bakal
menjadi pilkada terakhir. Pilkada tahun 2022 dan 2023 akan dilaksanakan
serentak bersamaan dengan Pilpres di November 2024.
Jeda waktu ini menyebabkan Anies jadi “pengangguran” selama 2 tahunan. Dan
ini akan berimbas buruk terhadap popularitasnya. Pengamat Politik Universitas
Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin mencontohkan karir politik Jokowi yang terus
sukses sambung menyambung.
Ini menegaskan bahwa Indonesia masih menganut power center, kekuasaan
menjadi pusat segalanya. Ujang juga mencontohkan nasib mantan Panglima TNI
Gatot Nurmantyo yang akan dialami oleh Anies.
Gatot pernah jadi kandidat potensial di 2019, namun bintangnya redup
sesudah tidak lagi menjabat sebagai Panglima TNI. Seperti itu pula nanti yang
akan dialami oleh Anies.
Tanpa jabatan yang berkuasa, ditambah dengan status Anies yang juga bukan
penguasa partai politik dan kurangnya modal finansial yang mendukung. Ya masih
kalah lah dengan Sandiaga.
Sementara itu, Direktur Indonesia Popular Survey Silvanus Alvin menegaskan
keuntungan yang akan diperoleh Presiden Jokowi dengan adanya jeda yang
merugikan Anies tersebut.
Jokowi menjadi pemegang kuasa yang menentukan siapa pejabat sementara
pengganti Anies usai masa jabatannya berakhir. Jokowi disebut akan
menjadi king maker.
Menjadi pemegang kunci penentu siapa kandidat terkuat dalam Pilpres 2024.
Dan tentu saja, dengan mudah menjegal langkah Anies menuju Pilpres 2024.
"Ini salah satu strategi Jokowi mengebiri karier politik Anies, ini akan
mengebiri jauh sekali.
Karena seharusnya di 2022 Anies bisa periode kedua dan mengikuti jejak
Jokowi. Tapi dengan ini jalannya dihambat, ditutup," ucap Silvanus
Alvin Sumber.
Sekarang, Anies masih bisa petantang petenteng, sok lebih pintar dari
presiden dan menterinya. Sok bisa mengatasi banjir dan sok menyalahkan pihak
lain atas terjadinya banjir besar di Jakarta beberapa hari lalu.
Dia kira Jokowi tidak paham dengan analisa politik di atas? Justru saya
kira Jokowi sangat paham, hanya tidak mau frontal terhadap Anies. Ya paling
disentil di sana sini lah.
Karena Jokowi tahu bahwa Anies tidak punya modal prestasi, hanya punya
modal bacot hehehe… Jauh lah dari Ganjar Pranowo dan Risma
misalnya.
Oleh sebab itu, terjadilah sebuah kolaborasi dadakan tanpa sengaja antara
Presiden Jokowi dan Gubernur Jateng Ganjar. Momennya adalah sebuah acara besar
Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2020, di Jakarta pada hari Kamis lalu
(16/1).
Yang hadir dalam acara ini antara lain para pelaku bisnis jasa keuangan
seperti para bankir, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Gubernur Ganjar dan tentu
saja Gubernur Anies. Presiden Jokowi menjadi pembicara kunci di dalam pertemuan
ini.
Momen yang tepat macam ini tentu dimanfaatkan Jokowi untuk unjuk kekuasaan.
Yakni dengan memamerkan desain ibu kota baru. “Orang banyak berpikir kita ingin
memindahkan lokasi ibu kota atau gedung pemerintahan. Kita ingin memindahkan
sebuah perubahan pola pikir, pola kerja dan sistem yang baru,” ujar Presiden
Jokowi.
Kemudian Jokowi juga menyebut bahwa ibu kota baru akan jadi sangat hijau,
sebuah green city. Sekaligus menjadi sebuah Smart City Sumber. Seakan mengolok Jakarta yang amburadul
dan tidak hijau lagi sejak dipegang oleh Anies hehehe…
Kemudian, Presiden Jokowi juga menyerahkan penghargaan buat Provinsi Jateng
dari OJK, sebagai Provinsi Penggerak Program Inklusi Keuangan di Bidang
Pendidikan.
Tentu yang menerima adalah Ganjar Pranowo, yang malam itu tidak mengira
bahwa dirinya akan menerima sebuah penghargaan.
"Saya terkejut mendapatkan penghargaan ini, saya kira tadi acara
gathering pengelola bisnis keuangan," kata Ganjar.
Penghargaan ini merupakan bentuk perhatian OJK terhadap program gerakan
menabung di kalangan pelajar yang diinisiasi oleh Pemprov Jateng Sumber. Kalau di Jateng, anak-anak diajari dan
digerakkan untuk menabung.
Mereka sekaligus belajar bagaimana mengelola keuangan, mengakses lembaga
keuangan, cara penggunaannya termasuk perkembangan keuangan modern. Sementara
kalau di Jakarta, anak-anak diajari demo, diajari membenci penganut agama lain,
dan diajari berdemo anarkis, gitu kan? Wow…
Kembali ke dunia politik, sebelumnya Presiden Jokowi sudah memanfaatkan
momen di acara HIPMI untuk unjuk kekuasaan.
Beliau bicara tentang Pilpres 2024 sambil menggoda Sandiaga. Sedangkan di
acara ini, di depan para bankir, petinggi dan pejabat di industri jasa keuangan
Presiden Jokowi memamerkan betapa berkuasanya beliau hingga dapat memindahkan
ibu kota negara.
Di depan hidung sang gubernur ibu kota sekarang hehehe… Nggak terlalu
frontal sih, tapi cukup lah buat nyentil Anies. Presiden Jokowi juga menunjukkan
bahwa Anies punya saingan berat buat ambisi politiknya.
Ada Gubernur Ganjar yang punya
banyak prestasi yang nyata. Yang dengan gampang bisa saja ditunjuk oleh Jokowi
di 2022 untuk menggantikan Anies di Jakarta, kalau Jokowi mau. Jokowi juga bisa
menjegal, tanpa bantuan buzzer dan emak-emak.###