INFOKU,
BLORA - Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten
Blora, Jawa Tengah menyatakan ternak sapi dan kambing yang dipelihara warga
setempat aman dari antraks. Penyakit antraks disebabkan oleh infeksi
bakteri antraks atau bacillus anthracis.
“Di Blora belum ditemukan atau ada laporan antraks.
Kalau beberapa waktu lalu ada sapi milik warga yang mati itu karena telat
mengobati, itu pun hanya dua ekor. Kemudian kita ambil sampel darah dan dibawa
ke laboratorium, hasilnya bukan mengarah ke sana,” kata kepala Disnakkan Blora
R. Gundala Wejasena, Selasa (14/1/2020).
Jadi, kata Gundala, sampai saat ini tidak ada penyakit
antraks di kabupaten Blora.
“Gejala-gejala antraks pada hewan biasanya mati
mendadak, keluar darah berwarna hitam dari lubang alami,” jelasnya.
Cara mengantisipasi antraks, lanjut Gundala, jika ada
sapi mati segera melapor ke petugas Disnakkan biar diambil spesimennya untuk
dibawa ke laboratorium.
“Dan jangan sekali-sekali motong hewan yang mati atau
bangkai. Karena bakteri antraks itu sifatnya, kalau hewan itu dipotong sampai
darahnya keluar atau luka darahnya keluar, itu bakterinya akan membentuk spora.
Spora itu akan bertahan sampai dengan 50 tahun,” jelasnya.
Bakteri itu akan berada dalam tanah, jika dalam kurun
waktu itu menular pada sapi atau kambing bahkan manusia, itu akan terus
berputar.
“Kenapa bakteri antraks ini menghebohkan, karena
termasuk penyakit solosis yang bisa menular pada manusia,” katanya.
“Peternak kami imbau memperhatikan kebersihan kandang
dan pakan. Segera menghubungi petugas kesehatan hewan jika ditengarai ada
gejala penyakit pada hewan ternak,” ujarnya. (Endah/KOM).