Sepuluh Dalang Remaja Blora

Cerita Sang Gatotkaca ditampilkan Sepuluh Dalang Remaja Blora 
INFOKU, BLORA - Sebanyak sepuluh dalang remaja (pemuda) kabupaten Blora, Jawa Tengah, secara maraton menampilkan cerita Sang Gatotkaca pada pertunjukan wayang kulit di pendapa rumah dinas bupati Blora, Jawa Tengah, Kamis (7/11/2019). 

Pertunjukan wayang kulit digelar Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Kabupaten Blora bekerjasama dengan Dinas Kepemudaan Olah Raga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) dalam rangka memperingati Hari Wayang Nasional 2019 sekaligus menampilkan kader dalang remaja Blora. 

Kepala Dinporabudpar Slamet Pamudji, dalam sambutannya antara lain menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya acara memperingati Hari Wayang Nasional 2019 di kabupaten Blora. 

“Saya menyatakan rasa bangga yang luar biasa karena kesenian wayang kulit eksis, hidup dan memberi kebanggaan tersendiri. Terimaksih kepada Pepadi Blora,” katanya. 

Pepadi, kata Slamet Pamuji, bisa menjadi contoh bagi organisasi kesenian tradisional lainnya sehingga tersalurkan aspirasinya. 

“Beberapa waktu lalu, saya diundang ke kabupaten Tuban menghadiri wisuda seniman tayub. Ini menjadi inspirasi bagaimana jika di Blora juga melakukan hal yang sama, sehingga makin semarak,” ujarnya.

Berbicara wayang, lanjutnya, merupakan seni yang adi luhung. Wayang adalah media pendidikan dan sosialisasi bahasa Jawa. 

“Melalui wayang kulit, kita belajar bahasa Jawa yang benar dan pendidikan budi pekerti serta karakter,” ucapnya.

Diinformasikan, meskipun tidak ada anggaran di tahun 2020, namun atas restu Bupati Blora, pagelaran wayangan setiap malam Jumat Pon tetap dilaksanakan.
Pemkab Blora, lanjutnya, telah membangun dua arena berkesenian untuk latihan dan pertunjukan.

“Yang pertama di belakang kantor Dinporabudpar, telah dibangun pendopo. Desember nanti sudah mulai bisa digunakan latihan,” jelasnya.
Berkaitan hal itu, katanya, gamelan yang ada di GOR Mustika diminta diusung dan dipindah untuk latihan karawitan di pendopo.

“Kami prioritaskan kepada adik-adik. Silahkan digunakan untuk latihan seperti seni tari, karawitan dan kethoprak serta wayang. Kita hidupkan lagi,” katanya.
Berikutnya, yang kedua telah dibangun dengan megah stadium seni budaya di komplek taman Titonadi Blora. 

“Dengan demikian, harapannya bisa menjadi ikon, Blora sebagai Kabupaten Budaya yang semakin moncer,” ujarnya. 

Diharapkan pula apa yang dilakukan nanti bisa menular ke sekolah-sekolah dan mendapat dukungan dari para pendidik. 

Di tempat yang sama, Ketua Pepadi Blora, H. Sukarno, menjelaskan wayang kulit kekininan adalah pertunjukan yang luwes dan fleksibel, bisa diisi dengan tayub, wayang orang, kethoprak dan lainnya. Hal ini yang menjadikan wayang kulit tetap diminati dan terus hidup di masyarakat. 

Dijelaskannya, dalam rangka memperingati Hari Wayang Nasional 2019, pada pukul 09.00 hingga 17.00 WIB ditampilkan 8 dalang cilik/bocah.
Kemudian, malam, pukul 20.00 WIB sampai dengan selesai, menampilkan 10 dalang pemuda dengan lakon Sang Gatokaca. 

Pertunjukan Dalang Remaja dimulai setelah diserahkan tokoh wayang Gatotkaca oleh Kepala Dinporabudpar kepada perwakilan dalang remaja.

Sementara itu, pertunjukan dalang bocah/cilik dibuka oleh Sekretaris Dinporabudpar, Supriyono. Ia menyampaikan rasa bangga dan dan apresiasi kepada Pepadi atas teselenggaranya acara. 

“Dengan adanya pagelaran dalang cilik, diharapkan seni pewayangan di Blora semakin diminati masyarakat sehingga mencetak kader-kader penerus wayang kulit,” katanya. Penonton nampak antusias menyaksikan pertunjukan hingga selesai(Endah/KOM).