Rehabilitasi Hutan dan Lahan
INFOKU,
BLORA - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui
Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Pemali
Jratun melakukan gerakan penghijauan atau penanaman perdana Rehabilitasi Hutan
dan Lahan (RHL) di Kabupaten Blora.
Kegiatan itu dilaksanakan bertepatan dengan peringatan
Hari Pohon Sedunia atau World Tree Day di wilayah Kawasan Hutan Dengan Tujuan
Khusus (KHDTK) Getas-Ngandong yang dikelola oleh Fakultas UGM Yogyakarta,
tepatnya di petak 50A wilayah Desa Getas, Kecamatan Kradenan, Kamis
(21/11/2019). Penanaman pohon ini dihadiri oleh Wakil Bupati H. Arief Rohman
M.Si.
Kegiatan diawali dengan penyerahan bibit tanaman kepada perwakilan petani desa hutan dari Desa Getas, Desa Tlogotuwung, dan Desa Bodeh. Dilanjutkan penanaman bersama di petak 50A yang tidak jauh dari perempatan Desa Getas.
Kegiatan diawali dengan penyerahan bibit tanaman kepada perwakilan petani desa hutan dari Desa Getas, Desa Tlogotuwung, dan Desa Bodeh. Dilanjutkan penanaman bersama di petak 50A yang tidak jauh dari perempatan Desa Getas.
Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan
Lindung (BPDASHL) Pemali Jratun, Rochimah Nugrahini, S.Hut, M.Sc, menyampaikan
bahwa penanaman perdana RHL di kawasan KHDTK Getas Ngandong ini melibatkan 13
kelompok tani desa hutan yang ada di Getas, Tlogotuwung dan Bodeh.
“Setidaknya ada 165 orang yang tergabung dalam 13
kelompok tani desa hutan. Total ada 500 ribu bibit pohon yang ditanam,” ucap
Rochimah Nugrahini.
Ia berharap penanaman ini berhasil, dan segera turun
hujan sebagai salah satu bentuk penghijauan hutan kita.
“Semuanya pasti senang kalau hutannya hijau. Mari kita rawat bersama,” ujarnya..
“Semuanya pasti senang kalau hutannya hijau. Mari kita rawat bersama,” ujarnya..
Pada kegiatan yang sama, Dekan Fakultas Kehutanan UGM
Yogyakarta, Dr. Budiadi, S.Hut., M Agr. Sc, menerangkan bahwa lahan KDHTK
Getas-Ngandong seluas 11 ribu hektar lebih kini dikelola oleh lembaga
pendidikannya sebagai sebagai hutan riset dan pendidikan, juga akan
dikembangkan untuk agroforestry.
“Petani desa hutan masih diperbolehkan menanam tanaman pangan dengan sistem tumpang sari,”terangnya .
“Petani desa hutan masih diperbolehkan menanam tanaman pangan dengan sistem tumpang sari,”terangnya .
Namun kini tanaman tegakannya tidak semuanya jati. Jati
hanya 30 persen saja, 70 persen lainnya kita arahkan ke tanaman buah-buahan
seperti yang ditanam kali ini. Ada mangga, alpukat, sukun, dan lainnya.
Dengan menanam tanaman buah, diharapkan masyarakat akan
bisa menikmati hasil hutan lebih cepat dan mengolahnya untuk kebutuhan pangan
serta pemenuhan ekonomi. Sedangkan jika hanya mengandalkan jati, waktu panennya
sangat lama.
Wakil Bupati H. Arief Rohman M.Si mengapresiasi
kegiatan penanaman pohon oleh BPDASHL bersama Fakultas Kehutanan UGM di KDHTK
Getas-Ngandong ini. Menurutnya, ini merupakan langkah positif untuk
mengembalikan kejayaan hutan di wilayah Blora bagian selatan.
“Kami mewakili Bupati, mengapresiasi atas
terselenggaranya penanaman perdana RHL di KDHTK Getas-Ngandong ini,” ucapnya.
Wabup berpesan kepada seluruh petani desa hutan untuk sungguh-sungguh merawat tanaman di hutan ini.
Wabup berpesan kepada seluruh petani desa hutan untuk sungguh-sungguh merawat tanaman di hutan ini.
“Tentu bagi yang merawat bumi nya Allah SWT dengan
menanam pohon pasti akan mendapat pahala yang sangat besar. Apalagi jika
berhasil tumbuh besar akan sangat bermanfaat untuk kelangsungan hidup manusia,”
terang Wakil Bupati.
Tidak hanya di kawasan hutan saja, Wakil Bupati juga mengajak masyarakat untuk melakukan penghijauan di lahan pekarangan. Tidak harus dengan tanaman besar, namun bisa dengan sayur sayuran dan tanaman obat-obatan.
Marjono, Ketua Kelompok Tani Mustika Jati 4 dari Desa Getas Kecamatan Kradenan, merasa senang karena hutan yang ada di desanya mendapatkan bantuan penanaman pohon. Dirinya bersama para anggota siap untuk merawatnya agar tumbuh besar.
Tidak hanya di kawasan hutan saja, Wakil Bupati juga mengajak masyarakat untuk melakukan penghijauan di lahan pekarangan. Tidak harus dengan tanaman besar, namun bisa dengan sayur sayuran dan tanaman obat-obatan.
Marjono, Ketua Kelompok Tani Mustika Jati 4 dari Desa Getas Kecamatan Kradenan, merasa senang karena hutan yang ada di desanya mendapatkan bantuan penanaman pohon. Dirinya bersama para anggota siap untuk merawatnya agar tumbuh besar.
“Senang, alhamdulillah dapat banyak bantuan bibit untuk
ditanam bersama di hutan. Jadi kita tidak hanya menanam jagung, tapi juga pohon
buah sehingga tanahnya bisa semakin kuat dengan adanya pohon besar,” ungkapnya.
Penanaman kemudian dilanjutkan oleh seluruh kelompok
tani dan para mahasiswa Kehutanan UGM Yogyakarta. (Endah/KOM)